Lengkara : Unbearable Pain

166 11 6
                                    

Senja berlalu ketika malam mulai memanjat bulan. Hari ini, pekerjaan di kantor cukup banyak hingga Xiao Zhan harus lembur untuk menyelesaikan semuanya.

Pukul 11:25 malam, pria bermarga Xiao itu akhirnya kembali ke rumah dengan wajah lelah yang luar biasa. Ia berjalan gontai menuju kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat secepat mungkin. Namun, langkah kakinya sontak terhenti ketika suara aneh yang lebih mirip dengan suara erangan masuk menyapa rangunya dan itu berasal dari kamar istrinya.

Segala pemikiran buruk mulai berseliweran di kepala. Membuat Xiao Zhan pusing seketika. Itu tidak mungkin, kan? Wang Yibo tidak mungkin melakukan itu di dalam rumahnya, kan? Istrinya tidak mungkin setega itu padanya, kan?

Dengan langkah lebar, Xiao Zhan bertolak ke arah yang berlawanan dari kamarnya. Di setiap langkah, ia terus merapalkan doa dalam hati, berharap apa yang ia dengar tidak seperti apa yang ada di dalam benaknya.

Ketika tiba di tepat tujuan, Xiao Zhan berusaha menetralkan gemuruh pedih yang ada di dada. Suara ambigu itu terdengar semakin jelas ketika pintu kamar Wang Yibo terbuka dengan lebar.

Tuhan, haruskah aku melihat semua ini?

Xiao Zhan mundur selangkah. Kedua matanya terpejam tatkala pemandangan menyakitkan tersaji di depan mata.

Tubuh telanjang istrinya dan seorang wanita yang diketahui bernama Wu Qian mengkilat akibat peluh. Aroma sex yang begitu kental pun menguar tajam menusuk indra penciuman. Xiao Zhan bahkan mual dibuatnya.

Erangan syahdu akan kenikmatan yang coba diraih dua makhluk berbeda gender yang saat ini tengah memadu kasih di atas ranjang di depan sana bagaikan melodi penghancur jiwa. Xiao Zhan hancur hingga ke titik di mana hatinya tak bisa diperbaiki lagi.

“Ahhh, ahhh, ahhh, Yibo!”

“Qianqian, kamu sangat nikmat, Sayang.  Di dalammu terasa hangat dan basah.”

Xiao Zhan masih berdiri di sana. Pria tampan itu berusaha meraup oksigen sebanyak mungkin. Ia berusaha keras menghilangkan sesak yang menekan paru-parunya. Setelah dirasa cukup, ia berjalan mendekati keduanya. Melepaskan jas kerjanya lalu menarik Wang Yibo hingga milik pria manis yang berstatus sebagai istrinya itu terlepas paksa dari vagina si wanita.

Tubuh telanjang itu lantas dibalut menggunakan jas dan sejurus kemudian dipenjarakan dalam dekapan.

“Apa yang kau lakukan, Xiao Zhan? Lepaskan aku. Kubilang lepaskan aku! Kamu mengganggu kegiatanku asal kamu tahu!”

Xiao Zhan tak menggubris. Ia menggertakkan gigi ketika melihat adanya cairan putih kental yang mengalir dari lubang si wanita yang berusaha menutupi tubuh telanjangnya dengan bantal.

“Pergi!”

Dingin dan penuh ketegasan, satu kata yang dari bibirnya berhasil menghentikan aksi pemberontakan Wang Yibo. Pria manis itu mematung dengan perasaan takut yang luar biasa.

Berbeda dengan Yibo, Wu Qian justru tersenyum remeh. Wanita cantik itu melayangkan tatapan menantang pada Xiao Zhan.

“Ceraikan Yibo. Dia milikku,” ujarnya penuh keangkuhan.

“Dia istriku,” tegas Zhan tak mau kalah.

Biar bagaimanapun ia berhak di sini. Nama Wang Yibo telah tercatat secara sah sebagai istrinya. Jadi mana mungkin ia melepaskan pria itu untuk wanita di depannya?

“Kau yang memaksanya. Pernikahan ini bukan keinginannya.”

Xiao Zhan berusaha meredam emosinya. Ia tak boleh lepas kendali atau wanita di depannya akan bertemu malaikat maut saat ini juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lengkara (Zhanyi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang