Selama Liburan

2.3K 54 6
                                    

Sepanjang malam, selama menginap di rumah Ratna, Kami membicarakan banyak hal hingga bermain kartu UNO dan buat yang kalah akan mendapatkan hukuman. Permainan berlangsung cukup ketat dan aku pun beberapa kali kalah. Setiap kekalahanku memiliki perbedaan hukuman dengan mereka yang kalah, dimana apabila mereka kalah hanya di beri coretan bedak, sedangkan aku malah di make up in bedak + atribut make up lainnya yang tidak kuketahui namanya.

Selesai bermain, Kami pun bersiap-siap untuk tidur, sebelumnya Kami pun harus membersihkan muka terlebih dahulu karena muka yang penuh bedak selama permainan, namun mereka melarangku untuk menghapus make up ku dan harus tetap ada sampai besok pagi.

Huda (Husna)
Kok gitu sih gaes? Tega banget masa aku nggak boleh hapus ini make up nya?

Gina
Udah gpp, tidur gitu aja cantik kok

Jenny
Iya, ingat polesan make up nya mahal tuh. Kan sayang kalo di hapus.

Huda (Husna)
Ya siapa yang suruh sampai di make up in juga? Hfft

Ratna
Ciee princess Kita ngambek hahahaha.
By the way, tidurnya semua di kamarku aja ya, muat kok, udah aku siapin kasur tambahan juga.

Huda (Husna)
Aku juga Rat?

Ratna
Iya dong Hus. Kan namanya juga pesta menginap ciwi-ciwi.

Huda (Husna)
Tapi kan aku bukan cewek Rat..

Jenny
Kalo bukan cewek, nggak mungkin lu pakai daster dong sekarang sayang. Dimana-mana yang pakai daster itukan cewek, pake kerudung lagi. Kurang cewek apa coba?

Huda (Husna)
Ya bukan itu maksudku, tapi kan gimana-gimana aku tetap aja cowok?

Ratna
Udah nggak apa-apa. Kalo lu berani macam-macam juga kan, nanti bakal ada ganjarannya dari kita bertiga hahaha.

Gina
Bener banget hahahaha.

Ratna
Lagi pula nanti Kita juga bakal tetap kasih jarak tidur lu ama kita-kita. Jadi tenang aja.

Jenny
Tuh, udah nggak apa-apa. Hayuk, biar seru.

Mendengar itu, aku pun akhirnya menuruti kata-kata mereka untuk tidur bersama. Ketika masuk ke kamar Ratna, ini menjadi pengalaman pertamaku masuk ke kamar cewek, sebagai 'cewek'. Wanginya memang beda bau dari kamar perempuan belia, beda dengan kamarku yang menurutku berantakan dan tidak terurus, kamar milik Ratna rapi, wangi dan terlihat feminim dengan ada beberapa sentuhan warna pink di temboknya. Aku pun memilih untuk tidur di pojok kasur bawah dan membentengi tempat tidurku agar tidak terpikir atau melakukan hal yang tidak diinginkan.
Singkat cerita, Kami masih belum langsung tidur, masih ada sesi bercerita lagi. 'Banyak juga sesi percakapannya? Apakah mereka tidak ada lelahnya bergosip? Meskipun seru' batinku.

Keesokan harinya (Minggu)

Aku pun terbangun dari tidur pagiku, kebiasaan karena biasanya aku sholat subuh. Berharap semua yang terjadi sebelumnya hanyalah mimpi, namun ketika aku sedang meluruskan badanku, aku pun tersadar kalo ini bukan mimpi, karena pakaian daster yang ketat masih tetap kukenakan. Aku pun dengan kondisi sudah setengah sadar berusaha bangkit dan ingin pergi ke toilet untuk buang air kecil kemudian mengambil wudhu untuk sholat subuh. Setiap langkah kupelankan suaranya agar tidak ada yang terbangun dan terganggu, namun langkah  panjangku terhenti oleh ketatnya daster yang kukenakan.

Dari Bullying Menjadi BestieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang