🪐.2

22 3 2
                                    

Part 2 | Drama Yang Belum Usai

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Tokk!

Tokk!

Hana seolah menulikan pendengaran nya saat suara pintu beberapa kali berbunyi. Dia tahu siapa pelakunya, pasti laki-laki itu. Memang siapa lagi? Bundanya? Mana mungkin, sekarang Bundanya pasti sedang rempong-rempong nya ngurusin tamu jauh yang datang.

Tokkk!

Tokkk!

Kali ini ketukannya lebih brutal dari tadi, karena kesal bercampur marah Hana membanting kasar novel yang tengah dirinya baca berjalan menuju pintu kamarnya.

Tadi giliran ditanya cuma ham hem doang, sekarang giliran perlu... Cih!

Gadis cantik itu mencoba untuk mengatur amarahnya yang suka tidak stabil. Saat merasa tenang akhirnya dia membuka pintu dengan seulas senyum di wajahnya.

"Ada yang bisa gue bantu?" Tanya Hana seperti mbak-mbak pelayan dengan tangan yang menyatu di depan perut.

"Chargeran."

Hah, gimana-gimana? Hana tak paham maksud laki-laki snowman yang satu ini.

"Maksudnya?"

"Chargeran."

"Yang lebih jelas bisa nggak?"

"Pinjam chargeran."

Ohh! Bilang toh dari tadi. Sudah membuatnya pusing tujuh keliling ternyata...? Apa susahnya sih mengucapkan kata pinjam, sama seperti kata tolong, terima kasih, dan maaf mungkin laki-laki snowman ini tidak pernah mengucapkan kata sakral ini seumur hidupnya lagi.

"Sebentar..."

Hana kembali masuk untuk mengambil chargeran yang laki-laki snowman itu maksud. Fix, mulai sekarang dia akan menamai laki-laki snowman. Karena dia sedingin es di musim salju.

"Punya mulut kok kagak digunain dengan benar, sia-siain ciptaan tuhan aja jadi orang." Rutuk Hana ditengah perjalanannya menuju meja dimana dia menaruh chargeran.

Tak lama dia kembali dengan chargeran pink di tangannya lalu tanpa berlama-lama langsung menyerahkan benda itu kepada laki-laki snowman itu.

"Nih."

Sejenak Tama memindai charger di tangannya, itu terlalu girly untuk dirinya. "Nggak ada yang lain?"

"Kenapa? Nggak muat?" Tanya Hana bingung, apa mungkin merek gadget mereka berbeda.

"Nggak!" Tama langsung berbalik menuju sofa dekat jendela.

Sedangkan Hana sudah menahan kesal. "Dih nggak jelas lo snowman!"

Saat hendak berbalik masuk kembali kedalam kamar dia dihentikan dengan panggilan dengan desisan dari laki-laki snowman itu.

"Ssssttt!! Sssttt!!"

"Ada apa?" Akhirnya Hana memilih untuk menghampiri laki-laki snowman itu saja.

"Dimana..." Tama mengangkat charger di tangannya.

Emang dasarnya Hana yang sedikit lemot tak paham maksud laki-laki snowman itu.

"Gimana sih!? Yang jelas dikit bisa nggak, gue nggak nyampek sama bahasa lo itu, setengah-setengah kayak cinta gue."

Tama berdecak kesal. "Ini dimana gue nyoloknya!?"

Hana yang sudah kepalang kesal langsung merebut charger di tangan Tama dan menyolokinya di dinding dekat sofa.

ᴛᴀᴍᴀ & ʜᴀɴᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang