Bagian 1

5 1 1
                                    

Pada suatu ruangan, hadir seorang gadis kecil bersurai hitam kecokelatan diikat kucir pendek tinggi samping kanan, ia mengenakan pakaian babu, duduk di sebuah kursi tak bersandar, dan hologram piano terproyeksi di hadapannya.

Gadis itu mengangkat tangannya, mendekatkan jarinya pada tuts piano, berlenggak-lenggok kecil memainkan sebuah lagu yang familiar.

3' ²' 3' ²' 3' 7 2' 1' 6

1 3 6 7

3 ⁴ 7 1'

3' ²' 3' ²' 3' 7 2' 1' 6

1 3 6 7

3 1' 6 7

7 1' 2' 3'

5 4' 3' 2'

4 3' 2' 1'

3 2' 1' 7

3' ²' 3' ²' 3' 7 2' 1' 6

"Seiring berlalunya masa, peradaban semakin maju, teknologi berkembang semakin canggih."

Sekolah Menengah, pada suatu kelas dengan papan tulis yang menampilkan gambar anatomi manusia dengan berbagai macam mesin terinstal dalam tubuhnya, murid-murid mendengarkan ajaran seorang guru perempuan.

"Kini, dikatakan bahwa manusia telah kebal terhadap segala macam penyakit, pula mampu pulih dari cedera berat seperti luka robek dan patah tulang.

Ah- Tapi jangan nekat menyakiti diri kalian sendiri untuk membuktikannya, ya. Karena secanggih bagaimanapun teknologi masa kini, rasa sakit masih terprogram dalam diri kita."

Seorang murid mengangkat tangan, meminta kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.

"Ya, Carl?"

"Mengapa kita masih merasakan sakit? Mengapa orang-orang tidak membuat teknologi penangkal rasa sakit saja?"

Sang guru tersenyum, telah berekspektasi pada pertanyaan tersebut.

"Tentu ada, teknologi penangkal rasa sakit, tetapi tidak terjual untuk umum. Jika tersedia, itu untuk para prajurit militer yang menghadapi para Metal Roach.

Perhatikan, bahwa rasa sakit adalah apa yang membuat kita manusia. Merasakan sakit adalah tanda bahwa kita hidup, dan kita harus melindungi hidup ini.

Dan dengan jasa para prajurit militer diluar sana yang memerangi Metal Roach, mereka rela mengorbankan rasa sakit mereka, demi melindungi hidup sejahtera kita semua."

Seorang gadis kecil, surai cokelat terang ikat kucir pendek samping kiri, menyorot dekat matanya memiliki lensa mekanik berwarna biru, ia mengangkat tangan ingin bertanya.

"Lisa?"

"Apakah para Servant merasakan sakit?"

"... Ya, mereka belajar tentang rasa sakit. Mereka didesain untuk menemani kehidupan pribadi kita, untuk itu mereka mengembangkan sifat-sifat manusiawi. Maka dari itu, aku berharap bahwa kalian jangan bertengkar dengan Servant kalian, karena mereka juga bisa merasakan sakit."

Usai sekolah, murid-murid diantar pulang dengan mengendarai bus sekolah.

Turun dari bus, Lisa melambai pamit kepada teman-temannya di bus, lalu masuk ke rumahnya dengan senandung riang.

Lisa membuka pintu, gadis babu di dalam menerima sinyal lampu hijau di atas pintu, menghentikan aktivitas pribadinya dan lekas menyiapkan kebutuhan Lisa.

Lisa telah berada di dalam rumahnya, ruangan yang berbeda dari yang terlihat dari ruangan mana si gadis babu berada.

Menutup pintu, Lisa menekan sesuatu di samping pintu yang mengaktifkan penyemprot, kabutnya menyebar ke seluruh ruangan membasmi sesuatu yang tak kasat mata, lalu saluran penyaringan menyedot kabut membersihkan pemandangan.

Der weinende MetallklotzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang