05. Penerbangan

27 13 7
                                    

Selamat membaca!

^_^

Kelas selesai, akhirnya para mahasiswa/i bisa kembali ke habitatnya masing-masing. Terlihat seorang pria menyandarkan tubuhnya disamping pintu kelas seperti tengah menunggu seseorang.

"Eh, Aa nunggu lama?" tanya Naya.

"Nggak kok, kalau lama juga Aa nggak masalah," Haidar menggaruk punduknya yang tak gatal.

"Masa sih?" Naya memastikan.

Haidar mengangguk. "Iya, udah yuk pergi."

Tengah asik berjalan berdua menuju parkiran kampus seseorang tiba-tiba menepuk pundak Haidar.

"Ayok balik, Dar." Ajak Rafa.

"Lo duluan aja, gue mau motoran sama Naya."

"Lah si goblok, gue balik pake apaan." Rafa mengerutkan alisnya.

"Nebeng aja udah ke yang lain atau perlu gue kasih ongkos?" tawar Haidar.

"Dih bener-bener jahanam ni orang, gue balik sama Marchel aja dah." Ucap Rafa dengan raut wajah kesal.

Mata Naya membulat. "Mas Rafa pulang bareng Kak Marchel?"

"Iya Nay, kenapa?"

"Nggak kenapa napa, titip salam ya Mas buat Kak Marchel," Naya tersenyum lalu menundukan wajahnya.

"Ya udah gue duluan ya." Pamit Haidar.

"Iye."

"Hati-hati Nay cowok sebelah lo suka gigit! HAHAHA," ucap Rafa kemudian ia berlari sembari tertawa.

"Heh sialan tu bocah!" Naya hanya tertawa melihat kelakuan temannya.

••

Haidar dan Naya menikmati jalanan yang sepi dan sejuk disebuah jalanan yang kosong jarang sekali pengendara melintasi jalan tersebut.

"Nay?"

"Iya?"

"Mau balapan nggak sampe depan situ?" tawar Haidar.

"Boleh siapa takut. Kalau aku menang, Aa harus belikan coklat begitupun sebaliknya. Setuju?"

"Setuju!" jawab Haidar penuh semangat.

"Satu, dua... TIGA!"

Keduanya mulai melajukan motornya. Sering kali Naya menyalip Haidar namun Haidar tak bisa dikalahkan begitu saja, Naya menambah kecepatannya dan akhirnya ternyata Haidar yang memenangkan balapan itu.

"Gimana? Aa jago kan?" tanya Haidar dengan wajah sombongnya.

"Hm iya deh, nanti aku belikan coklat." Naya memalingkan wajahnya.

"Aa nggak suka coklat, lagian ini kan cuma bercanda. Nanti Aa deh yang traktir kamu beli coklat, gimana?" tawar Haidar.

"Beneran?" tanya Naya memastikan.

Satu Bersama TujuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang