Selamat membaca!
^_^
"Alif."
"Alif bangun nak," Widi membangunkan Alif karena khawatir pada putranya yang terus-terusan memanggil nama Rafa.
Alif pun sontak terbangun, nafasnya memburu tak karuan. "Bu."
"Kamu mimpi buruk ya? nggak baca doa dulu sebelum tidur?" tanya Widi sembari mengelus lengan Alif.
Alif mengangguk pelan. "Alif lupa bu, maaf."
Nita terkekeh. "Ya udah baca doa dulu terus tidur lagi."
Alif mengangguk lalu mengangkat kedua telapak tangannya sejajar dengan dada untuk berdoa, kemudian ia melanjutkan tidurnya.
'Untung yang kecelakaan dimimpi itu setan bukan Alif dan Mas Rafa,' batin Alif.
~
Justin kembali ke rumah setelah berkumpul dengan teman-temannya begitu juga yang lain. Hal pertama yang ia lihat saat kembali adalah sang ibu yang tengah duduk di sofa dengan pandangan yang kosong.
"Ma? Mama kok belum tidur?" tanya Justin sembari mengusap rambut panjang Yunita.
"Mama nunggu kamu dan papamu pulang," jawab Yunita.
"Memangnya papa kemana?" Justin mengerutkan alis dan matanya kesana-kemari melihat sekitar.
Yunita hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.
Justin menghela nafas. "Bentar lagi papa pulang kok, Mama tidur aja duluan ya."
Yunita mengangguk lalu pergi ke kamar. Justin terus menatap ibunya sampai Yunita masuk ke dalam kamar.
Sembari menunggu Haris pulang, Justin bermain game online favoritenya, terdengar dari dalam handphone suara lelaki yang tak asing, itu Haidar yang tengah bermain game bersama Justin.
TOK! TOK! TOK!
Terdengar suara ketukan pintu yang sangat keras membuat Justin terkejut. Segera ia melihat jendela, ternyata itu adalah Haris.
Bruk
Saat Justin membuka pintu tiba-tiba saja Haris jatuh tergelepak di depannya. Disitulah tercium aroma alkohol yang sangat menyengat. Justin membatu Haris berdiri dan duduk di sofa.
"Mabuk terus lo," ketus Justin.
Untung saja Justin berbicara seenaknya saat Haris sedang mabuk kalau tidak mungkin sudah terjadi peperangan antar keduanya.
"Abwilkwan minwum cephaat!" titah Haris. Kemudian Justin ke dapur dan kembali duduk di sofa membawa segelas air bening. Kalau air putih, susu kan?
Haris meminumnya dalam hitungan detik lalu menatap putra di hadapannya. "Kenapa kamu belum tidur?"
Justin mengeritkan dahinya, tak seperti biasanya Haris bertanya sepeti itu. "Nunggu papa."
"Kenapa nunggu papa? memangnya papa pernah nunggu kamu?" tanya Haris yang masih setengah sadar.
"Mama khawatir sama papa, jadi Justin nunggu aja memastikan kalau papa baik-baik aja," jelas Justin.
"Papa bukan papa yang baik, tidak pantas untuk ditunggu."
"Lebih baik kamu tunggu saja adikmu," lanjut Haris lalu berdiri dan berjalan menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Bersama Tujuh
Novela JuvenilNaya menjadi satu-satunya wanita yang ada didalam tujuh sahabat prianya. Mereka berada disatu kampus yang sama yaitu Universitas Negeri Bina Indonesia (UNBI). Seperti saudara mereka sangat menyayangi satu sama lain tapi mungkin tidak dengan para ora...