7 Raga
*Nalendra pov's
sinar mentari kembali menghangati bumi, semburat cahaya nya masuk dari jendela kamarku yang cukup lebar, nampaknya, aku lupa menutup gorden semalam, aku mengerjapkan mataku beberapa kali, mencoba menormalkan pandanganku, ku edarkan pandangan ku di sekeliling kamarku, tepat di sebelah kanan ku, terdapat saudara kembarku yang tertidur dengan pulas, wajah nya begitu tenang, namun matanya sedikit sembab, aku heran, ku coba memegang wajah nya dengan telapak tangan ku, karena pergerakanku, dia terbangun dari tidurnya, ia mengerjapkan matanya beberapa kali.
"oh, kau sudah bangun?" ucap nya dengan suara serak khas orang baru bangun dari tidurnya.
"apa kau habis menangis?" ucapku to the point, ia tak menjawab, malah bangun dari posisi tidurnya dan mengubah menjadi posisi duduk, ia mengalihkan pembicaraan.
"apa demam mu sudah turun?" tanya nya mengalihkan perhatian, aku juga mengambil posisi duduk di sebelahnya, kulihat ada kain berwarna biru yang dijadikan kompres di dahiku, dia mengambil kain nya dan meletakkan nya di nakas samping tempat tidur, setelah itu, punggung tangannya bergerak menyentuh dahiku.
"sudah tidak terlalu, Na.
mandilah dulu, aku akan menunggumu" pintanya kepada ku, aku hanya mengangguk sebagai jawaban dan turun dari kasur, lalu pergi ke kamar mandi.*Rajen pov's
setelah melihat Nalen pergi ke kamar mandi, hatiku terasa sakit begitu mendengar Nalen yang lupa akan kejadian kemarin malam, Nalen memang sempat pingsan kemarin malam, mungkin karena terlalu shock.
*Tok Tok Tok
aku menuju pintu kamar, kubuka pintu kayu itu dengan perlahan, aku mendapati kakak sulung ku berdiri dibalik pintu.
"Jen, udah bangun toh, dimana Nalen?" tanya nya sembari menengok kedalam kamar.
"Nalen sedang mandi kak, memang kenapa?" ucap ku kepada kak madhava.
"apa dia sudah sembuh?" tanya kak madha kepada ku.
"demamnya sudah turun, kak. tapi aku tidak tahu, badannya sudah enakkan atau belum" jelas ku.
"yasudah, kalau begitu cepatlah turun. kita makan bersama dengan om Pandu. lalu, kita nanti ke makam ayah dan ibu" ucap nya dengan air mata yang berlinang, ia menundukkan kepalanya, mencoba untuk tidak menangis dihadapan ku.
"nangis saja di depanku, kak." ucap ku sembari berjalan ke depan untuk memeluk kakak sulungku, mencoba menenangkan kakak ku.
"sudah Jen, cepatlah mandi, aku akan menunggumu dibawah" pinta kak madha kepada ku, ia mengusap air mata yang terjatuh mengenai pipinya.
sedetik kak madha berbalik badan dan hendak meninggalkan ku, ada suara yang menginterupsi ku dan kak madha, sontak kakak ku menghentikan langkahnya, kembali berbalik badan dan melihat kearah dalam kamar.
ternyata Nalen sudah berdiri di belakang ku, raut mukanya dipenuhi dengan tanda tanya " ke makam siapa? siapa yang meninggal?" ucap nya dengan penuh tanda tanya.
aku dan kak madhava saling bertatapan, bingung harus menjawab apa. kak madhava berjalan menuju ke dalam kamar, dipegangnya pundak saudara kembar ku, kak madha menarik nafas panjang dan menghembuskannya, mencoba menjelaskan apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Raga - Nct dream
Teen Fictionkisah seorang 7 anak yang telah ditinggal oleh kedua orang yang sangat mereka cintai, untungnya ada paman mereka yang mau menjaga dan juga mengurus mereka hingga mereka dewasa, namun, ada suatu hal yang membuat perpecahan diantara mereka, ingin tahu...