Chapter 14

1.6K 112 22
                                    


Degh degh

Jantung Amanda kini sangat amat sakit mendengar cerita itu. Sedih, marah dan bingung itu bercampur aduk. Entah apa yang dipikirkan Amanda sekarang karna ia hanya menundukan kepalanya daritadi.

"Dir jujur sama aku, itu ga bener kan dir??" Tanya Amanda dengan wajah yang panik dan takut kalau dia akan kehilangan kekasihnya itu.

"maaf Manda itu sudah keputusan orang tua aku..."

Flashback...

Indira dan Rasha saat itu, mereka berdua masih duduk dibangku smp kelas 3 dan beberapa bulan lagi adalah kelulusan mereka. Hampir satu sekolah mengenal mereka berdua karna mereka berdua adalah osis.

Indira ketua osis dan Rasha adalah wakil ketua osis, gimana coba ga dikenal satu sekolah apalagi kebucinan mereka berdua yang membuat beberapa siswa/siswi iri. Rasha juga ketua dari geng motor The Black Wolfs, dia sering kali diam-diam ke bar untuk melihat cewe-cewe seksoy tanpa sepengetahuan Indira sama sekali.

Bisa dibilang Rasha itu agak 'sedikit' cabul ke perempuan apalagi sama Indira. Tetapi Indira tak menghiraukan kecabulan Rasha kepadanya selagi tidak berlebihan ia tidak apa-apa. Beberapa orang beranggapan mengapa Indira mau sama Rasha karna kalian tau sendiri apa yang dikatakan author tadi.

Bahkan teman dekat Indira sempat memergoki Rasha sedang jalan bersama cewe lain.

"wait, gue ga salah liat nih? Itu Rasha bukan sih?"

"hah? Eh iya lagi, lah terus itu disamping Rasha siapa njir. Kata Indira kan dia katanya ga kemana-mana?"

"Jailin yuk hihih"

"Gila aje lu bel, kasih tau dira dulu deh"

"Bentar bentar, gue telpon Indira
dulu."

Telfon pun berdering

"halo dir"

"Iya halo, tumben telpon gue? Kenapa?"

"umm jadi gini dir, kan kata lu si Rasha kan ga kemana mana. Kebetulan gue sama Ariel lagi jalan di mall, tapi kita berdua ga sengaja ngeliat Rasha lagi jalan sama cewe lain."

"Hah?? Gak mungkin bel, gak mungkin Rasha bohong, orang dia tdi pap masih di kamarnya."

"Dir... Bentar gue vc ni"

Indira terdiam sejenak, ia mengerutkan jidatnya memastikan kalau itu bukan Rasha.

"Bella, keknya itu bukan Rasha deh. Coba salip bel, kali aja bukan dia"

"Astaga dira, iya iya gue salip dia nih"

Bella dan Ariel pun mempercepat jalannya untuk menyalip Rasha, tatapan Bella tertuju kepada cewe itu.

"Ih beneran anjir, gimana ini ci"

"Tunjukin ke dira, kameranya jgn keliatan bgt. Takut ketauan"

"umm dir, nih gue tunjukin"

Indira terdiam lagi, dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia langsung mematikan telfon dari Bella.

niiitt

"Lah kok telfonnya dimatiin sih"

"Bel... Keknya kita harus ke rumah dira deh, dia pasti langsung nangis."

"Hmm yaudah deh ci, gue pesen grabcar dulu"

Sesampainya dirumah Indira, mereka berdua itu pun langsung masuk tanpa permisi atau berterimakasih kepada Vindra karna telah membukakan pintunya.

"ih apaansih, langsung terobos masuk aja. Untung bukan maling" gumam Vindra

"DIRAA BUKA GAK PINTUNYA" Teriakan Bella membuat semua orang yang ada di rumah Indira terkejut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pacar ku (ManDira)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang