Phillia POV
"Apa?" merasa diperhatikan akhirnya laki-laki di sebelahku bertanya.
"Enggak."
"Kamu itu kalo manyun gitu biasanya ada apa-apa." balas Andrew lagi.
Aku menghembuskan nafas sebal, laki-laki disebalahku ini memang terlalu mengenalku luar dalam.
"Kenapa sih kak, kalo Phi lagi nongkrong di cafe kakak pasti ngerecokin. Phi kan cuma mau menikmati 'me time' lagian juga udah bilang sama ayah bunda kalo Phi pergi kesana! Dapet ijin lagi." balasku dengan kesal.
Andrew memang kakak laki-lakiku. Kami selisih 6 tahun, kalau orang tidak sadar maka kami akan dikira sepasang kekasih. Walaupun sudah berumur 26 tahun, kakakku ini masih terlihat seperti 22 tahun. Aku memang putri pertama sekaligus terakhir dari tiga bersaudara. Aku masih punya kakak lelaki yang selisih 2 tahun diatas Andrew, sebut saja Alex. Oke, namanya memang Alex. Saat ini usia Alex 28 tahun.
Cukup perkenalan tentang kakak-kakakku karena saat ini seseorang yang ada di sebelahku sedang memandangku dengan sangat menakutkan.
"Apa kamu bilang? Kakak nggak inget udah kasih ijin ke kamu buat pergi kesana. Kamu itu ngapain sih sukanya disana sendirian? kamu itu sudah hampir 2 tahun kayak gitu terus. Kalau ditanya ngapain disana alesannya cuma mau menikmati 'me time' dengan strawbery. kakak tahu kamu suka sama strawbery kayak gimana. kakak ini udah ngejaga kamu dari kamu belum bisa makan nasi Phillia. Terus apa kerjaan kamu disana? Cuma ngeliatin pejalan kaki nggak jelas." tuhkan panjang kali lebar omelannya.
"Ya..aku tahu. Tapikan aku juga ingin punya waktu sehari aja nggak ngelakuin apa-apa, nggak ada pikiran, cuma duduk menikmati strawbery dan memandangi orang lalu lalang. Cuma sesederhana itu kak." balasku lemah.
Aku memang sudah hampir 2 tahun melakukan kegiatanku di cafe itu. Hanya duduk, menikmati olahan strawbery dan mengamati pejalan kaki. Sebenarnya aku sendiri tidak tahu pasti kenapa melakukannya, seperti ada seseorang yang memang harus kutunggu disana.
Kudengar helaan nafas disebelahku, aku melirik sekilas dan kulihat kakakku sudah tidak sekesal tadi. Kami memilih menikmati perjalanan pulang kali ini dalam diam.
Aku dan kedua kakakku terbiasa hidup bertiga. Sejak aku kecil kedua kakakku sudah dilatih untuk menjagaku karena kedua orang tua yang sangat sibuk dan sering meninggalkan rumah. Kami hanya hidup dengan pembantu dan hampir 98% waktu kami habiskan bertiga. Sehingga segala tumbuh kembangku, kakak-kakakkulah yang memantaunya.
Tanpa terasa kami sudah sampai di rumah, pintu gerbang langsung terbuka dan Andrew langsung memarkirkan mobilnya digarasi. Aku langsung bergegas keluar dan berjalan menuju kamarku. Rumahku tampak sepi karena orang tuaku yang masih ada urusan bisnis di Jepang dan Alex yang masih sibuk di kantornya dan akan pulang pada pukul 18.00 wib.
-------------------------------------------------------
Setelah mandi aku duduk di meja rias untuk mengeringkan rambut. Tanpa kusadari aku mengingat lelaki yang sempat bertatap mata denganku. Hanya mengingat warna matanya saja membuat jantungku kehilangan konsentrasinya untuk berdetak. 'bagaimana mungkin?'
ketika masih melamun terdengar ketukan pintu kamarku. Aku segera berjalan untuk membuka pintu tersebut. Alex berdiri di depan pintu kamarku masih dengan setelan kerjanya. Walau sudah hampir seharian bekerja kakakku ini masih saja memiliki aroma yang harum.
Aku hanya menaikkan salah satu alisku untuk mengatakan ada apa. Senyum terkembang sempurna di wajah lelahnya, "ada rekan kerja kakak mau makan malam di rumah. Kakak sudah bilang sama Andrew juga. Kamu pakai baju yang sopan ya nanti waktu makan." Katanya sambil berlalu setelahh mengacak rambutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Miss Strawberry
RomanceAll About Strawberry and..........You "aku mencintaimu seperti aku mencintai strawbery..." -Phillia Quenna Vallen- "kau adalah pemanis dalam hidupku." -Regard Ruby Sparkler- Bagaimana bila cintamu semanis buah strawberry, sesegar buah strawbery, dan...