Hai Hai Hai
Kembali lagi dengan sayaaaaa, author baik yang mampu membuat 1 bab perhari
Biar kalian ngak lama lama amat yah nunggunya
Btw yang udah baca makasih yahhhh
Selamat membaca!!!!!!!!!
" Oh jadi nama lo Celine Nara Alexa". Mengulang kembali nama yang di sebut perempuan itu. "Kenalin gue Valent, Valent Reza Zamanta. Senang ketemu lo".menjabat tangan perempuan itu dengan senyum tipis di wajahnya.
" Namanya cantik, kayak orangnya ". Gumam Valent dalam hatinya. Ada sesuatu yang ia rasakan pertama kalinya ketika bersama perempuan itu. Tapi entahlah dia juga tidak mengerti dengan keadaannya sekarang.
" Lo bisa panggil gue Lin, nama panggilan gue Lin". Jelas Lin padanya. "Lo boleh pulang sekarang udah sore, ntar lo di cariin ortu lo". Merasa kasian dengan Valent yang sedari tadi siang menemaninya di rumah sakit, layaknya seperti orang yang sudah lama akrab, namun kenyataannya mereka bukanlah siapa siapa, Jadi tidak seharusnya Valent berbuat seperti itu padanya.
"Hmm, gue gak mau pulang. Gue tunggu ortu lo datang baru gue pulang". Jelas Valent. " Dan satu lagi, gue ngak mau panggil lo Lin tapi Lexa". Dengan nada tegas seolah tak ingin di bantah.
"Na-nama itu". Gumamnya dalam hatinya. Seakan ada sesuatu yang menjalar keseluruh tubuhnya. Lin jadi teringat dengan sepupunya yang selalu memanggilnya dengan nama Lexa. Jujur saja dejavu dengan kenangan yang tidak dapat di ulang bukanlah hal baik yang bisa di kenang namun hanya luka yang dapat di timbulkan.
" Eh Lin, maafin papi yah baru datang. Kerjaan papi baru kelar dan pihak rumah sakit juga baru mengabari papi sejam yang lalu". Jelas laki laki paru baya yang memasuki ruangan itu.
"Ngak papa pi, Lin udah baikan kok". Jawab Lin seadanya seakan tak berniat untuk menjawab ucapan sang ayah.
" Lexa, gue pulang dulu yah bokap lo juga udah datang, Cepat sembuh. Besok gue datang lagi". Ucapan valent memecah keheningan di ruangan itu.
"Ehhh, hati hati yah. Makasih udah bantuin tadi".terdengar sangat tulus. Valent hanya mengangguk menandakan dia menerima ucapan Lexa.
" Saya pamit dulu om. Jaga Lexa baik baik". Sembari menyalami ayah Lin yang berada di ruangan itu. Lalu kemudian berjalan menyusuri koridor rumah sakit.
*****
15 menit lagi bel masuk akan segera berbunyi. Valent yang baru saja turun dari mobil yang selalu mengantarkannya itu segera di hampiri oleh Langit.
"Lo baru datang". Basa basi langit karena ia tidak punya topik yang menarik di perbincangkan oleh mereka.
" Terserah gue, bukan urusan lo". Timpal Valent.
"Gue mau ikut ngebentuk kelompok bareng lo". Valent bingung dengan apa yang di ucapkan Langit. " Genk yang kemarin lo maksud, gue pengen masuk asalkan genknya bermanfaat bagi masyarakat ". Sontak valent lalu menoleh ke arah Langit dengan senyum tipis setipis tipisnya yang bahkan tak ada satupun orang yang dapat melihatnya.
Tiba tiba saja ketika mereka menyusuri koridor utama sekolah, mereka melihat seorang anak laki laki yang kelihatan seumuran dengan mereka di palakin kakak kelas yang terkenal berandalan di SMP itu.
"Lo ngak boleh main keroyokan dong. Masak 1 Vs 3 yah mana imbang anjing". Teriak Valent.
" Hah ada bocah ingusan yang sok jadi pahlawan nih. Kenapa? Hah? Ngak Terima? Atau lo mau juga jadi korban kita kita". Menatap remeh ke arah Valent dan langit. "Ahahahahaha bocah kemarin sore sok sokan mau jadi pahlawan. Yang bener aja rugi dong". Ucap salah satu dari mereka.
" Ngak usah belain gue, kalian pergi aja". Ucapan itu sontak membuat valent dan langit saling menatap tak menyangka setakut apa laki laki yang jadi korban itu.
Plak!!!!! Satu tamparan berhasil mendarat di pipi pelaku utama dalam pembulyan itu. Yah, tentu saja yang melakukannya adalah langit.
"Anjing, keras juga tamparan lo bangsat". Cibir Afif pada langit seraya memegangi pipinya yang terasa perih.
" Kita cabut aja, mereka bukan lawan kita". Ucap afif pada kedua temannya lalu meninggalkan Korbannya dan juga valent dan langit.
"Huh, palingan mereka takut. Sok sokan gamau lawan adek kelas". Umpat Langit.
" Lo ngak papa? Ada yang luka ngak? Sejak kapan mereka ngelakuin itu? Tanya valent bertubi tubi.
"Sans aja gue ngak papa. Oh yah thanks udah bantuin. Kenalin nama gue Geraldy Hasran, lo bisa panggil gue Gerald". Memperkenalkan dirinya.
" Gue Valent". Jawab Valent. "Kalau gue Langit". Menyusul perkataan Valent.
"Senang ketemu kalian, semoga kita menjadi teman baik". Ucapan Gerald mampu mengundang rasa heran pada Valent dan Langit yang berdiri tepat di belakangnya sambil menatap kepergiannya.
Gimana? Gimana? Seru ngak ceritanya?
Jangan lupa komen di setiap paragraf dan kasih masukan yahhhhhhh
Do'ain juga supaya novel ini cepat terkenal hehe.
Akankah mereka bertemu lagi atau tidak yah kira kira??
Dan apakah celine bisa menguasai hati Valent seutuhnya?
Untuk pertanyaan di atasss nextttt bab yah guyssssssss
See youuuuu readersssssnya Alenttttt.
Makasihhhh udah baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALENT REZA ZAMANTA
Fiksi RemajaCerita perjalanan cinta, sahabat, dan keluarga yang di alami oleh seorang siswa SMA yang memiliki kepribadian dingin dan sulit terbuka untuk orang lain. Namun, kepribadian itu hilang hanya karena satu wanita yang datang menghampiri nya.