(SUDAH TAMAT DAN LENGKAP)
Asia ─ aktris ternama, tidak percaya kisah cinta.
Benua ─ pewaris utama, percaya banyak perasaan baiknya disimpan saja.
Bagi Asia, setiap hari adalah skenario baru yang mesti ia perankan. Seisi dunia adalah bagian dari sand...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Asia sudah mengaplikasikan rangkaian skincare malam, ia duduk di depan meja rias dan menata rambut dengan gaya messy bun. Tanpa riasan, Asia tetap tampak cantik, doesn't she?
Of course she is. Asia mengatup bibir beberapa kali, biar lip mask-nya rata dan menghasilkan tampilan lebih plump.
Sepertinya Asia melakukan terlalu banyak usaha hanya untuk duduk di depan laptop dan bercakap-cakap dengan Benua.
Kendati demikian, Asia tak menyesali kerumitan yang dia lalui. Asia suka tampil presentable di waktu dan tempat mana pun. Sejak kecil, penampilan selalu diajarkan sebagai unsur penting buatnya. Di depan kamera, di ruang publik, di lingkungan sepi, bahkan kala sendirian saja di ruangan.
Beauty is pain, begitu kata orang-orang. Asia suka hasilnya, meski prosesnya memang merepotkan dan kadang-kadang terasa sakit.
Berkeliaran di festival kuliner beberapa malam kemarin benar-benar jadi pertemuan terakhir mereka sebelum beauty event akbar Jakarta. Mereka sudah bertukar nomor, jadi tak ada alasan untuk tidak saling mengirim pesan. Hanya saja, seperti bisa menebak ide Asia yang bahkan tidak ia sadari, Benua mengatakan mereka bisa melakukan panggilan video malam ini.
Terakhir Benua membalas pesannya, dia berkata bahwa dia perlu membersihkan diri dulu.
Great. Asia akan melihat Benua dengan rambut basah dan pakaian kasual.
Walau laki-laki itu tampak pantas dalam pakaian apa saja, Benua dalam kaus dan pakaian santai punya daya tariknya sendiri.
Untuk sesaat, Asia larut pada agenda yang tertera di jadwalnya besok. Pembacaan skrip pertama serial thriller itu akan membuatnya bertemu banyak orang, beberapa sudah sering beradu akting, sisanya aktor-aktris terkemuka Indonesia yang sudah berada di industri selama puluhan tahun. Asia tentu ingin meninggalkan kesan serius dan profesional, agar tidak dikira modal tampang. Dorongannya terlihat berkinerja baik di mata senior terasa wajar baginya. Right?
Yang masuk notifikasi bukan sebuah panggilan, melainkan pesan singkat.
Kai:
Asia, saya izin telepon kamu, ya.
Asia meraih gelas ice peach tea-nya, menunggu tiga menit, baru kemudian mengirim jawaban mengiakan pesan Benua.
Kai is calling.
Dinyalakannya lampu meja dan Asia menekan opsi terima panggilan.
Di layar, Benua tampil dengan kaus putih dan rambut setengah basah, poninya yang nyaris mencapai alis jatuh di dahi.
