"Divisi acara, persiapan urutan acara terakhir aman?" tanya Benua usai mengaktifkan mikrofon. Ia melihat Vanyla mulai menaiki panggung, tetapi munculnya perempuan itu membutuhkan waktu lebih lama dari yang ia perkirakan.
"Aman, Kak." Seseorang menjawabnya. "Tadi Vanyla sempet ada wardrobe malfunction, tapi sekarang aman, kok."
"Oke, thank you."
Vanyla menutup charity dinner dengan lagu-lagu RnB-nya. Sebelum lagu terakhir Vanyla selesai, Benua berdiri dari kursinya dan perlahan mendekati pintu backstage. Sambil bersandar ke dinding dan melipat tangan di depan dada, Benua menikmati sedikit hiburan yang jarang ia dapatkan. Sebagai orang di balik layar di banyak acara mulai dari booth tahunan beauty event, premiere film box office, hingga event seperti sekarang, ia akan terlampau sibuk untuk sekadar duduk diam dan menonton. Sekarang pun, Jill yang melihatnya sudah beranjak dari meja segera menghampiri.
"Lima ratus lima puluh juta, so far." Jill menyebutkan sebuah angka. "Charity-nya masih dibuka sampai tengah malam nanti, tapi sudah melebihi delapan puluh persen jumlah tahun kemarin."
"Great." Jumlah itu akan didonasikan ke institusi fundraising yang akan menyalurkannya ke negara korban genosida dalam bentuk kebutuhan medis seperti obat-obatan dan alat-alat kedokteran. "Keep me updated."
"Certainly, Boss."
Dua puluh menit selanjutnya berlalu begitu saja bagi Benua. Mendampingi divisi logistik berbicara dengan perwakilan dari penata set, meminta Jill memastikan para penampil hari itu tidak kekurangan apa-apa sebelum kembali ke kamar mereka, hingga mengiakan segala celotehan salah satu tamu undangan. Evaluasi minor dilakukan dengan cepat, ditangguhkan untuk pertemuan selanjutnya, sekaligus memastikan dan membahas hasil akhir penggalangan dana.
Jill menerima mikrofon dan earphone-nya darinya. Wanita itu kemudian berkata, "Besok ada meeting soal kehadiran brand kita di beauty event akbar Jakarta, sekaligus ketemu KOL buat pengisi acara talk show-nya."
"Thanks for the reminder, Jill." Benua melirik ke arah pintu keluar ruangan besar itu. Orang tuanya belum pulang, kelihatannya masih asyik mengobrol dengan beberapa orang. "Sekali lagi, thanks for your hard work today. Saya duluan, ya."
"Hati-hati di jalan, Pak."
Sebenarnya Jill lebih tua satu tahun dari Benua, tetapi melihat posisi dan formalitas, dia memanggil Benua dengan sebutan Bapak atau Pak. Benua belum sepenuhnya terbiasa dengan hal-hal seperti ini. Setengah umur hidupnya di Boston dulu, orang-orang lebih banyak memanggil Benua dengan namanya langsung.
Kala langkahnya membawa Benua menuju Samudra dan Tarisha. Benua dapat melihat salah satu lawan bicara orang tuanya adalah Asia. Dua orang lainnya merupakan aktris berkulit sawo matang dan salah satu istri anggota legislatif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benua & Asia (SELESAI)
Romansa(SUDAH TAMAT DAN LENGKAP) Asia ─ aktris ternama, tidak percaya kisah cinta. Benua ─ pewaris utama, percaya banyak perasaan baiknya disimpan saja. Bagi Asia, setiap hari adalah skenario baru yang mesti ia perankan. Seisi dunia adalah bagian dari sand...