PART 01 ~ Mulai deg-degan

64 12 6
                                    

Rasta turun dari mobil setelah sampai di sebuah hotel yang akan menjadi tempat penginapannya selama tiga hari kedepan. Sebelum grand final NTM para finalis akan menjalani proses karantina pelatihan. Semua finalis akan berkumpul di sana dengan di dampingi pendukungnya masing-masing. Bagi rasta tidak, ia hanya didampingi oleh gurunya.
Persiapan rasta untuk mengikuti NEXT TOP MODEL, semuanya didukung oleh pihak sekolah terutama ibu dila. Beliaulah yang selalu mendampingi semangat Rasta dalam mengikuti setiap perlombaan. Rasta mulai mencari letak kamarnya yang sudah disediakan. Perasaannya mulai deg-degan padahal baru memasuki proses karantina.

Rasta yang hanya memakai seragam sekolah dengan memakai tas yang biasa mendampingi sehari-harinya dalam KBM. Ia sedikit malu dengan penampilan seperti ini pada peserta lain. Sebenarnya ia baru saja pulang sekolah, adanya waktunya yang mepet dengan segeralah berangkat tanpa pulang kerumah terlebih dahulu.

''kamu santai aja ya, ta. Gak usah tegang hadapin aja dengan santai!'' ujar bu dila dengan tawa kecilnya untuk mencairkan suasana.

''iya bu'' sambil menganggukkan kepalanya.

''murid ibu harus berani dong''

''siap bu'' sembari tertawa kecil.

Kali ini ia sudah memasuki lift yang akan membawa ke lantai lima, yang didapati kamar khusus untuk menjalani proses karantina yang akan di tempati para finalis nanti.

Cewek itu meringis pelan. Maklum saja, ini pertama kalinya dia mengikuti lomba di ajang nasinal seperti ini. Tentu saja perasaannya tidak karuan.

Thing!

Suara pintu lift yang terbuka itu membuat ia buru-buru keluar dan mulai mencari letak kamar yang sudah ditentukan.

443

''nah, ini kamar kamu'' tunjuk bu dila di depan pintu kamar bernomor 443 ''ini ID- cardnya, kalo kamu ingin keluar ataupun masuk. Kamu scan kode QR yang ada di ID-cardmu itu pada layar yang di pintu. Nanti kalo ada yang ngetuk pintu, mungkin itu teman sekamar dengan kamu. Ibu tinggal dulu ya. Kamu sekarang istirahat yang cukup sebelum mulai pelatihan''

Rasta menerima ID-card itu dan mengangguk patuh_bu dila pun membalasnya dengan senyuman.

''terima kasih banyak bu'' ujar Rasta seraya menunduk hormat.

Bu dila mengusap pelan pundak rasta, baru setelah itu meninggalkan anak didiknya untuk pulang.

Sepeninggal bu dila, Rasta buru-buru masuk ke kamarnya. Badannya sudah terasa pegal dan ingin cepat-cepat rebahan. Hanya ada waktu sekitar 1 jam lebih sebelum sashing ceremony dimulai. Maka dari itu, dia memanfaatkannya untuk tiduran sebentar.

tok tok tok!

Baru saja Rasta mendaratkan bokongnya dikasur, suara ketukan pintu terjadi beberapa kali membuatnya kembali berdiri. Pasti itu adalah peserta lain yang akan menjadi teman sekamarnya nanti.

Cek lek

Begitu pintu terbuka, rasta membulatkan mata. Dengan sigap, ia menyambut hangat teman barunya itu.

''hai'' sapa orang itu lebih dulu.

''hai'' balas rasta dengan tertawa kecil.

''kenalin gue senya, siapa nama lo?'' senya menjulurkan tangannya sembari tersenyum.

''orang ini ramah banget ya, gue gak pernah nemu tema sebaik ini'' ucap rasta dalam benaknya. Begitupun ia membalas salam kenalnya.

''gue rasta''

''lo asal mana?''

''gue dari jawa timur"

"sendirian tah dari sana?"

"di anterin sama guru"

"oh, nggak. Maksudnya lo sendirian perwakilan dari jatim"

''iya"

Keramahan senya membuat rasta mudah akrab. Sebelumya rasta tidak pernah mempunyai teman se ramah ini. Meski teman kelasnya begitu banyak, ia hanya dijadikan korban pembullyan. Karena tubuhnya yang menjulang tinggi, meraka menanggapi tugu monas dan tiang listrik.
Tersisa waktu satu jam setengah, mereka berdua memanfaatkannya dengan membongkar koper yang mereka bawa. Setelah itu rasta meletakkan baju-bajunya pada lemari. Sementara itu, senya mempersiapkan diri untuk mandi. Sebentar lagi mereka akan menghadiri sashing ceremony.
saat menjalan pelatihan Jam menunjukkan pukul 13.43, masih ada waktu beberapa menit. Rasta manfaatkan dengan memakan roti yang memang disediakan oleh panitia di setiap kamar. Agar dirinya tetap semangat dibekali itu, terutama pada saat pelatihan badan harus terlihat lebih fresh dan segar. Agar selalu dilirik oleh para juri.

"Rasta, lo tau itu? Cowok ganteng yang terkenal dan berprestasi. Udah beberapa kali memenangi ajang modeling dan pageants. Sekarang dia ikut lagi mewakili DKI jakarta. Coba lihat IG-nya nih!''

Rasta tidak penasaran sama sekal dengan yang ditunjukkan oleh senya. Cukup ia tanggapi dengan biasa saja.

''wah, rame banget llikenya. Coba lo lihat di IG-nya!''

''gue nggak punya IG"

''lo seharusnya pakai. Media sosial itu penting banget''

''lain kali gue buat''

''apalagi zaman kek sekarang, manusia udah nggak jauh dari berbasis digital''

''benar juga sih''

Siapa sih yang tidak ingin pakai memakai media sosial pada zaman sekarang? Sebenarnya Rasta terbatasi oleh fasilitasnnya. Dibenak selalu berteriak ingin. Namun, handphone jadul bin ngelag yang dimiliki membuatnya beberapa aplikasi yang bisa terpasang.

''MOHON PERHATIANNYA PARA FINALIS DIMOHON UNTUK SEGERA BERKUMPUL UNTUK MELAKUKAN CHECK-IN DI LANTAI 3, DI AUDITORIUM THE CRUSH HOTEL JAKARTA. KARENA SEBENTAR LAGI SASHING CEREMONY AKAN SEGERA DIMULAI''

Baru saja usap-usap layar, pengumuman tiba-tiba di kumandangkan. Membuat mereka akanmemulai menjalani aktivitas. Hati Rasta mulai deg-degan, berdebar dan tidak karuan.
Begitu mereka berdua sampai di lantai 3. Para finalis sudah mulai mengantri satu-persatu untuk melakukan check-in.

''Rasta liat tuh! Cowok yang gue tunjukin tadi di IG. Ganteng bangetkan?''

''biasa aja. Sama-sama manusia''

"gue pengen foto" sembari senyum bermimpi.

''huffttt''

"ayo ikut gue sebentar!" ajal senya sambil menarik tangan Rasta. Tapi Rasta menarik sebaliknya.

''AYO CEPATANN!! Foto-foto nannti dulu karena acaranya akan segera dimulai'' perintah salah satu panitia.

Para finalis segera bergegas masuk ke dalam auditorium.begitu Rastta memauki ruangan yang luas itu dengan menempati kursi yang telah disediakan. Rasa gugup semkin menjadi-jadi. Sunguh, baru kali ini ia merasakan gugup sampai seperti ini.

Ketika susunan acara sudah di lewati satu persatu dengan di akhiri pemotongan pita dan tepukan tangan yang sangat meriah. Baru setelah itu, penyerahan selempang kepada para finalis. Semua bersiap-siap menunggu urutannya yang akan dipanggil oleh MC. Selempang itu akan dipasangkan langsung oleh national director.

''aku harus lebih percaya diri lagi'' ucap Rasta dalam benaknya seraya untuk menghilangkan rasa gugupnya dan deg-degan.

Tanpa judul [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang