Gadis bertubuh tinggi semampai dengan rambut yang terurai panjang dan pita merah yang menghiasi rambut hitamnya itu, memiliki sorot mata yang berbinar binar seakan ia tahu hari itu akan menjadi hari yang baik baginya.
"Bunda, Tari berangkat dulu ya, " ujar Mentari riang gembira, sembari menaiki sepeda mungil nya.
Angin bertiup memainkan rambutnya, rasanya nikmat, perpaduan antara hangatnya matahari yang baru terbit diiringi dengan hembusan angin yang sejuk, Membuat pagi ini menjadi seperti surga dunia.
Sembari melajukan sepeda mungilnya, Mentari bertemu seorang lelaki, ia memiliki sorot mata yang tajam dengan warna matanya yang coklat cerah.
Angin bertiup memainkan rambut lelaki itu, sungguh seperti lukisan karya sang pencipta yang satu ini.
Terlena dengan keindahan itu, Mentari tidak sadar bahwa ada sebuah kendaraan yang melaju dengan cepat di sebelahnya, suara bisingnya menggetarkan telinga.
Mentari sontak terkejut dengan suara bising dan hembusan angin yang kencang, ia pun terjatuh ke tepi jalan.Melihat kejadian itu sepertinya lelaki tersebut iba melihat keadaan Mentari, sigap lelaki itu memarkirkan sepeda nya, dan langsung membawa Mentari ke UKS sekolah.
"Ayo duduk saja dulu di sepeda ku tidak masalah, " Ucap lelaki itu sembari memberi tempat,
Tanpa pikir panjang Mentari langsung duduk di sepeda lelaki itu, ia meninggalkan sepedanya begitu saja.
Sesampainya di UKS sekolah Mentari langsung mengobati dirinya sendiri, jelas karena Mentari adalah pengurus sebuah organisasi yang merawat orang sakit.",Terimakasih tumpangannya, boleh tau namamu siapa?" Tanya Mentari sembari tersenyum ramah,
"Jangan sungkan, namaku Laut. Dan siapa namamu nona manis?" Tanya Laut menggoda dengan senyuman manisnya, kulitnya kecoklatan dan ia memiliki sepasang lesung pipi yang tak kalah manisnya dengan gula merah.

YOU ARE READING
Cinta Buta, Remaja di Mabuk Asmara
Fiksi RemajaBagaimana jika masa remaja diulang kembali?