PROLOG

10 5 13
                                    

Cerita ini aku tulis supaya dunia mengenalnya

Bayangan masa lalu itu selalu melekat dalam pikiranku. Aku sempat bertanya-tanya, kenapa setiap aku berusaha untuk melupakannya semesta selalu saja ada cara untuk mengingatnya? Kenapa dia bisa melupakanku sedangkan aku di sini selalu mengingatnya? Tak adil rasanya karena rindu itu sangat menyiksaku. Bagaimana rasanya merindukan seseorang, tapi kita bingung bagaimana pula mengobatinya?

Sejak saat itu aku benci deja vu...

Bertahun-tahun aku belajar mengubur perasaan itu, meski semuanya sulit untuk aku hadapi. Padahal kami tak pernah bertemu. Janji untuk bertemu pun, semesta tak mengizinkan. Perih bukan? —Sungguh, takdir terlalu lama mempermainkan kami.

Kalian percaya sebuah cinta yang tak pernah bertemu? Kalian harus percaya karena memang ada.

Tapi menurutku, Tuhan itu baik dan adil. Beruntung teman dekatku satu kelas dengannya saat memasuki Sekolah Menengah Atas, sehingga informasi-infomasi tentangnya aku tahu. Hal itu sedikit membuatku merasa iri kepada teman dekatku yang bisa melihat dia setiap hari.

Masa putih biruku, sepenuhnya hanya dia orang favoritku. Apakah masa putih abuku juga masih tetap dia?

"Aku selalu berharap, kami memiliki akhir yang bahagia. Kumohon Tuhan!"

♡♡♡

Duniaku ini terasa hampa.

Padahal mereka ada, tapi aku selalu merasa kesepian. Ternyata meski ada pun, perannya telah hilang.

Anehnya, di dalam keramaian pun aku masih terasa sunyi, seakan-akan aku buta dan tuli akan suasana.

Satu hal yang membuatku kalah telak. Hanya benda mati yang mampu membuatku merasa adanya kehidupan, yaitu secarik kertas polos dan alat tulis, sesekali aku mewarnainya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUTTERFLYRESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang