TRAGEDI CINTA YANG SUCI

169 15 2
                                    

(3). Tragedi cinta yang suci
Part 2 Dari cinta yang terlupakan





Berawal DARI SUKA
BERAKHIR MENJADI DUKA

Jangan terlalu mencintai manusia, karna itu hanya membuatku tuhan mu cemburu lalu menorehkan luka di hatimu

________________________________

Hari ini adalah hari di mana pernikahan pangeran Padjajaran dengan puteri dari Majapahit. Semua nya sedang sibuk menyiapkan dekorasi dan persiapan yang lain.

Di kerajaan Padjajaran lah yang akan di gelar pernikahan. Di setiap sudut ruangan di sana di hiasi dengan pernak pernik indah dan mutiara yang berkilauan, berbagai macam bunga ada di sana.

Sementara itu, seluruh keluarga istana sedang menyiapkan diri. Terlebih lagi sang pengantin pria yaitu kian Santang. Ia sedang memperhatikan diri nya di hadapan cermin. Hati nya tak tenang, entah mengapa ia merasa akan ada peristiwa buruk yang akan segera terjadi.

Kian Santang terus berdoa dalam hati agar firasat itu salah. Ia menatap dirinya yang selesai memakai baju adat pernikahan khas Sunda. Ia tersenyum manis dan berkata....

"Sungguh ini adalah hari yang aku tunggu dari dulu. Hari yang paling bahagia di hidupku dan semoga saja semua akan berjalan dengan baik. Aamiin.."

Namun di sisi lain. Terlihat seseorang yang sedang memantau keadaan istana dari luar gerbang. Mereka memakai topeng. Terlihat bahwa ia tidak lah sendirian, ada 3 orang yang bersamanya. Mereka tersenyum menyeringai melihat betapa gembiranya keluarga Padjajaran.

Salah satu dari mereka menatap kian Santang yang baru saja sampai di taman untuk menemui saudaranya. Ia menatap benci, terlihat dari sorot matanya yang tajam dan memerah.

"Untuk saat ini ku biarkan kau tertawa bahagia, kian Santang. Tapi lihat saja nanti."

Mereka pun pergi dari sana untuk melaporkan kepada tuan mereka. Mereka membicarakan rencananya agar bisa menghabisi kian Santang sekaligus mengambil darah sucinya.

"Ampun tuan. Seperti ini adalah kesempatan emas untuk menghabisi kian Santang. Karena semua keluarga Padjajaran sedang sibuk mempersiapkan acara pernikahan dirinya dengan putri dari prabu Sriwijaya."

Mendengar itu, tuan nya tersenyum tipis. Ini adalah kesempatan emas. Tidak akan ia biarkan kian Santang itu bahagia sebelum dia meyerahkan darah suci serta menghabisinya.

"Yah, bagus. Ini saat nya untuk aku menjalankan rencana yang telah ku buat dari dulu. Hahaha...kita akan menyerang secara tiba-tiba saat mereka tengah melaksanakan pernikahan."

Martasinga tersenyum puas seraya mengambil pedang dan panah sakti miliknya. Seluruh kekuatan nya telah ia tingkatkan dan begitu juga dengan senjatanya.

"Putriku!"

Kedasih segera menghampiri ayahanda nya. Dengan suara tegas ia menjawab panggilan itu.

"Sendika ayahanda."

"Putriku, kedasih. Kita akan menyerang Padjajaran secara tiba-tiba. Kita akan hancurkan acara mereka sekaligus menghabisi kian Santang."

Sang cahaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang