Temu kangen

87 8 0
                                    

Maaf jika ada persamaan dalam, karakter, tokoh, alur, dll. Karena cerita ini murni bikinan saya sendiri dan murni imajinasi saya.

Wajib follow author dulu sebelum membaca, ya! storyzaaa

Selamat membaca semua!!!





Pagi ini, Akira bersiap untuk mengambil berkas-berkas perpindahan kuliah di kampusnya. Ia diantar oleh Ayahnya, yang sudah siap dengan mobil di depan rumah. Sementara itu, Bunda sedang menyiapkan sarapan di dapur.

"Oh ya nak, Bunda sudah memesan tiket pesawat ya," ujar Bunda sambil mengatur piring di meja makan.

"Iya, Bunda. Bunda pesan jam berapa?" tanya Akira, penasaran.

"Jam 09.00 sayang," jawab Bunda sambil menuangkan teh ke dalam gelas.

Akira mengangguk paham. "Oke, berarti kita harus cepat berangkat," ujarnya.

"Kamu sudah beres-beres pakaianmu?" tanya Bunda, memastikan semuanya sudah siap.

"Sudah, Bunda. Itu mah aman," Akira menjawab sambil tersenyum. Ia merasa senang bisa segera memulai langkah baru dalam hidupnya.

Setelah mereka selesai sarapan, Ayah Akira dan Akira langsung berangkat ke kampus untuk mengambil berkas-berkas yang sudah selesai dilaminating dan keperluan lainnya.

"Bunda, Akira dan Ayah berangkat. Assalamualaikum!" seru Akira saat melangkah keluar rumah.

"Waalaikumussalam! Hati-hati di jalan, ya!" jawab Bunda dari dalam rumah, menyaksikan mereka berangkat dengan penuh harapan.

Sesampainya di kampus, Akira dan Ayahnya langsung menuju ke gedung administrasi.

Mereka hanya sebentar di kampus, tetapi perjalanan dari rumah Akira ke kampus memang lumayan jauh.

Dalam hati, Akira khawatir ketinggalan pesawat, tetapi ia berharap semuanya akan berjalan lancar.

Setelah mengambil berkas, Akira dan Ayahnya bergegas pulang dan tiba di rumah sekitar jam 08.10. Akira langsung naik ke kamarnya, mengambil koper, dan memasukkannya ke dalam mobil.

"Bunda sudah siap?" tanya Akira saat melihat Bunda sudah berdiri di dekat pintu.

"Sudah, sayang. Ayo kita berangkat," ajak Bunda dengan semangat.

Mereka diantar oleh supir Ayah Akira yang setia menunggu. Mobil meluncur menuju bandara dengan kecepatan yang cukup, dan Akira merasa lega ketika melihat jam menunjukkan pukul 08.35.

"Alhamdulillah, sampai bandara masih jam 08.35," batin Akira, merasa sedikit lebih tenang.

"Alhamdulillah, kita sampai bandara," ucap Bunda sambil turun dari mobil.

Ayah Akira membantu menurunkan koper-koper mereka dari bagasi mobil. "Oke, masih ada waktu beberapa menit sebelum boarding," kata Ayah, memeriksa jam tangannya.

"Akira mau beli jajanan dulu, Bund," ucap Akira dengan semangat.

"Ya sudah, ayo. Bunda ikut," jawab Bunda, mengangguk setuju.

Mereka berjalan menuju minimarket yang ada di dalam bandara. Sesampainya di sana, Akira segera melirik rak jajanan yang beragam.

"Bund, lihat ini! Ada snack baru!" serunya sambil menunjuk kemasan yang menarik.

Bunda ikut tersenyum. "Boleh deh, kita beli beberapa. Tapi jangan sampai berlebihan ya," ujar Bunda sambil membantu Akira memilih.

Akira pun memilih beberapa jajanan, termasuk kue kering dan minuman favoritnya. Setelah membayar, mereka kembali ke ruang tunggu.

My sweet heart [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang