Chapter 1

453 33 2
                                    

"Pak Blake, cepat atau lambat, kamu bakalan jatuh ke pelukanku!" kata wanita ber-dress biru ranum tersebut sambil cekikikan gembira, dia memasukkan sesuatu bubuk ke dalam gelas berisi wine di tangannya kemudian mengaduknya dengan ujung jari, sebelum akhirnya keluar dari tempat yang ternyata kamar kecil umum tersebut.

Langkah cepat dia ambil bersama high heels, menerobos kerumunan, satu tangannya mengambil gelas lain untuk wine kedua lalu sedikit celingak-celinguk mencari keberadaan sosok yang dipanggilnya Pak Blake.

"Gotcha!" Pak Blake adalah pria tinggi berambut agak messy tetapi jasnya rapi dan mencetak tubuh atletis yang seksi, bibirnya membentuk senyuman angkuh dengan alis tebal yang amat pas dengan manik cokelat terang tajamnya. Rahang tegas, hidung mancung, kesempurnaan blasteran.

Wanita itu akhirnya mendekati Blake.

"Pak--"

Namun, belum bersuara, sosok wanita cantik modis dengan mata biru menyela duluan, bibir mungilnya mencetak seringai meremehkan, gaun merah elegan yang dia kenakan amat pas menunjang penampilan yang bak natural tersebut.

"Jadi, tas barumu itu, cuman terjual setengah dari produksinya, ya? Sayang sekali, sepertinya kamu kurang banget sama marketing."

Ada wajah kekesalan yang disembunyikan Blake akan perkataan itu. "Well, gak seburuk itu, ini masih dua hari dari debutnya di pasaran. Kebanding itu modal tetap masuk cukup besar, oh ayolah kan ya, kerugian dan keuntungan itu hal lumrah. Ingat dulu lipstikmu yang gagal di pasaran, Nona Sabrina."

Sabrina berwajah dongkol, tetapi tetap mempertahankan tarikan di tepian bibir ke arah. "Oh itu sangat wajar, kan?"

"Tentu saja, kerugian besar sangatlah w a j a r, sesuai perkataanku." Keduanya kelihatan saling menatap sengit padahal mencetak senyum manis.

Mengabaikan, sosok ketiga yang seakan tak bisa masuk ke percakapan mereka berdua. Bahkan, tanpa babibu, masing-masing dari mereka mengambil gelas wine yang dipegang wanita ketiga tersebut.

"Cheers untuk kegagalan yang berakhir, kesuksesan, Tuan Blake."

"Cheers, Nona Sabrina." Keduanya bersulang dan menyesap minuman masing-masing. Wanita ketiga itu menatap syok ingin menghalangi, apalagi sesuatu yang diberi bubuk ada di tangan Sabrina.

Dia gigit jari karenanya.

"Oh ya, untuk saling berbagi keberuntungan, begini ya." Tanpa diduga, Blake menukar gelas mereka, dan meminum minuman Sabrina tanpa ragu.

Wajah wanita bergaun biru ranum itu semringah, tetapi kembali gigit jari menyadari kejadian tadi. Blake bahkan meminumnya hingga tandas tetapi itu tak membahagiakan sama sekali.

Sabrina meletakkan gelas berisi wine sisa Blake di meja bartender.

"Kamu enggak tahan wine?"

"Keberuntunganku cukup baik tanpa ini, Tuan Blake." Mata biru itu sedikit mendelik dan Blake tertawa.

"Aku senang melihat kepercayaan diri tinggi itu, Nona Sabrina. Wanita sepertimu memang wanita hebat!" Terkesan ada nada sindiran di sana.

"Aku tahu aku wanita hebat, Tuan Blake."

Suasana debat saling sindir itu semakin memanas, sampai-sampai panasnya seakan hadir dari dalam, ini perasaan tak biasa yang tidak nyaman hingga membuat Blake dan Sabrina agaknya gelisah.

Sedang wanita pelaku pemberian bubuk aneh di minuman itu, mundur alon-alon dengan rasa takut.

"Oh, tampaknya kamu gak bisa menahan wine, hm?" tanya Sabrina, melihat keringat dingin dan gaya sempoyongan ala Blake yang terlihat kentara.

Jauh lebih kentara karena dia minum paling banyak.

Blake mendengkus, tetapi tak menjawab, dia segera beranjak dari sana dan menuju ke depan, Sabrina tersenyum kecil akan hal itu.

Namun, dia sendiri pun, mulai merasa keanehan dalam dirinya, hingga ikut menyusul Blake ke depan.

Marriage, Like For Real?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang