Chapter 2

204 25 0
                                    

Mobil Blake ada di tempat VIP, begitupun Sabrina, suasana di sana sepi senyap hingga hanya ada mereka berdua. Blake belum memasuki mobil tetapi tubuhnya langsung jatuh begitu saja di samping mobil abu-abu mewahnya, terduduk dalam keadaan menahan sesuatu yang buas.

Sementara Sabrina, dia baru datang, masih cukup kuat untuk membuka pintu mobil merah ranum miliknya ketika dia temukan Blake tepar tak jauh dari tempatnya saat ini, karena mobil mereka bersisian.

Wajah Sabrina mengejek. "Kamu benar-benar gak tahan wine hum?" Namun, Sabrina mulai menyadari, rasanya bukan wine yang melibas isi tubuhnya ataupun pria ini.

Ini mungkin ....

Sabrina siap memasuki mobil dengan pemikirannya yang terlalu liar, mungkin saja kali ini wine yang disediakan wine lawas dan sangat kuat hingga mereka tak menahan meski sering menikmati hal sama sebelumnya, tetapi rasanya tak masuk akal.

Jadi, Sabrina tak jadi masuk, kemudian menghampiri Blake, napas pria itu memburu beda dengan Sabrina yang masih cukup terkendali.

"Tuan Blake, kamu baik-baik saja?" Sabrina menoel paha Blake dengan ujung high heels, dan tanpa diduga ....

Blake melenguh, dia mulai mengangkat kepalanya dengan lesu, persis orang yang mabuk berat. Namun berikutnya, dia berusaha bangkit berdiri dengan tangan menumpu pada pintu mobil yang kemudian terbuka.

Meski sedari tadi hanya ada permusuhan di antara keduanya, Sabrina membantu Blake untuk bangkit dan memasukkannya dengan agak susah payah karena ukuran tubuh Blake seakan dua kali dirinya, meski demikian akhirnya berhasil mendudukkan pria itu di kursi.

"Shiiit ... ini bukan wine, ini bukan wine," gumam Blake, mendengkus. "Ada sesuatu dalam wine itu, shit shit shit!" Dia terus mengumpat pelan. "Kamu pasti yang melakukannya kan, Nona Sabrina?! Apa maksud--"

"Gila, untuk apa aku lakuin itu?! Apa untungnya?" tanya Sabrina tak terima. "Aku juga kena imbasnya, liat! Meski gak separah kamu, karena mungkin ... wine itu ... dari ... bawahanmu yang centil itu, bukan?"

"Sialan ...."

"Hah ... hah ... aku gak kuat. Ini menyiksa, sangat."

"Tenanglah, biar aku panggilkan ambulans, dan juga polisi, wanita centil sialan itu wajib dipidana--argh, Blake!" Tanpa diduga, Blake menarik Sabrina ke dalam pelukannya, pun entah kenapa pintu mobil Blake seketika tertutup.

Tak hanya itu, Blake juga dengan beringas meraup wajah Sabrina, bukan lagi mencium melainkan melahap bulat-bulat begitu saja mata dan hidung Sabrina hingga si wanita memekik berusaha membebaskan diri. Antara jijik dengan air liur, serta kelakuan Blake yang di bawah kendali sensasi aneh itu.

"Blakeee berengsek! Hentikan!" Namun, sentuhan Blake semakin menjadi, seakan tak menghiraukan Sabrina yang berusaha melepas pelukan pria itu, memukulnya pun percuma, dia terus mempermainkan Sabrina sampai tanpa diduga Sabrina, yang memang terkena sengatan meski tak separah Blake, mulai terpana.

Tangan Blake bergerilya, mulai menanggalkan pakaian Sabrina, dan Sabrina yang tergoda mengikuti perbuatan Blake padanya. Keduanya pun memadu kasih dalam mobil yang kemudian menciptakan gebrakan-gebrakan ala-ala ... yah, mobil bergoyang.

Seorang wanita ber-dress biru ranum baru keluar ketika dia lihat mobil Blake berisi dua insan tengah bercinta itu asyik dengan dunia sendiri. Dia syok setengah mati, masih menggigit jemari menemukan mobil agaknya bergoyang sedemikian rupa, meski tak terlihat dan terdengar suara apa pun.

"Mati aku ...."

Cepat atau lambat, dia memang kemungkinan besar akan Sabrina dan Blake cekik karena meski pikiran mereka di bawah kendali nafsu, mereka masih ingat soal hal itu.

Marriage, Like For Real?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang