💋💋💋
"Hi, babe?"
"..............."
"Babe, maaf ya hari ini aku ada janji sama orang jadi kayaknya kamu fitting baju sendiri deh. Is that okay?"
"Ya."
"Huh, c'mon....mau sampai kapan kamu cuek terus kayak gini?"
"Sampai lo mau batalin pernikahan kita."
"Babe, stoppp. Kamu bikin aku sedih tau, nggak?!"
"Gue tau, dan emang sengaja."
"Babe, pleaseㅡ"
"Berisik."
Jekandra memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak. Ia sungguh muak dengan kekasih yang sebenarnya sudah tidak dianggap sebagai kekasih itu.
"Kenapa sih Mami masih percaya cewek gila kayak dia. Bisa ikut gila dah gue, anjing!"
Mengumpat ketika kesal mungkin menjadi salah satu kebiasaan Jekandra. Bagaimana tidak? Ia begitu risih dan muak menghadapi calon istrinya itu. Calon istri yang sangat tidak Jekandra inginkan sejak beberapa bulan terakhir. Calon istri yang sepertinya akan menjadi mimpi buruk sekaligus bencana bagi kehidupan Jekandra kelak jika pria itu tidak bisa bertindak untuk menolak sebelum semua semakin jauh.
Meletakkan ponselnya diatas meja dengan kasar, Jekandra lantas menyambar satu batang rokok dan mulai membakarnya. Ugh, sebenarnya rokok sudah menjadi benda yang cukup asing untuk Jekandra sejak beberapa tahun terakhir. Namun, sejak rasa stress melanda, Jekandra akhirnya kembali menyentuh rokok demi untuk ketenangannya semata.
Tidak lama kemudian, datang seorang pria yang merupakan sahabat Jekandra menghampiri pria bertato tersebut.
"Yo, man! Kusut amat tuh muka?"
Jekandra berdecak menanggapi sapaan dari Bagas, sahabat karibnya lalu ia kembali menghisap rokok miliknya.
"What's wrong, brother? Mau nikah kok kayaknya nggak ada happy-happynya sama sekali."
"Gue nggak ada niat buat nikah."
"Ey, are you tipsy yet?"
"Gue sadar seratus persen. Gue nggak ada niat nikahin Maiya. Gue udah ada di level jijik ke cewek gila itu."
Bagas menggelengkan kepalanya merasa kurang mengerti dengan kalimat Jekandra.
"Wait, wait, wait. Alasannya?"
"She's cheating on me. We're done beberapa bulan yang lalu, harusnya, tapi sifat liciknya itu berhasil merenggut kepercayaan Mami dari gue yang mana bikin gue mau nggak mau harus ada di tahap mau nikah kayak gini."
"That's suck, man. Lo nggak ada proof gitu buat ditunjukin ke nyokap lo biar beliau tau kalau calon mantunya tuh brengsek."
Jekandra menggidikkan bahunya, "Sialnya pas dia lagi ketauan selingkuh tuh gue nggak kepikiran buat ambil moment. Betulan waktu itu gue udah kepalang emosi banget. Buat buka handphone aja nggak terpikirkan. Yang ada dipikiran gue cuma ngehajar itu cowok tai."