Malang kehilangan ciuman pertamanya, dan Neil Oberoi adalah penyebabnya.
Malang mengingat betul bagaimana Neil menciumnya secara tiba-tiba tanpa persetujuannya, dan bagaimana Malang sempat membiarkan tautan itu bertahan selama beberapa detik berlandaskan atas keterkejutan yang melanda. Saat dirinya tersadar, dorongan kuat ia berikan di kedua bahu Neil, memaksa pria itu untuk memberi jarak, menyebabkan tautan keduanya terlepas.
Benaknya terasa kosong setelah itu, kedua mata hanya mampu meratapi kepergian Neil tanpa kata-kata. Dia tidak bisa meluapkan perasaan aneh yang bergumul di dalam dada.
Ada keterkejutan, rasa marah, dan juga kecewa, ia tidak mengerti bagaimana Neil dapat melakukan itu, ia tahu, ia tahu bahwa Neil tertarik kepadanya, Neil sendiri telah memberitahunya mengenai perasaan pria itu. Tetapi, sebuah ciuman sepihak? Malang tidak pernah menduga itu akan terjadi, ditambah lagi itu adalah ciuman pertamanya, sebuah ciuman yang ia simpan untuk kekasih di masa depan, seorang gadis idamannya, seorang wanita yang akan ia temui beberapa waktu lagi. Tetapi apa, justru Neil yang merenggut semua mimpi itu.
Malang merasa dirinya dapat memberikan tinjuan kepada Neil saat itu juga, tetapi tubuhnya lebih tidak dapat dipercaya, ia justru membeku di atas kecupan itu, ia hanya bungkam ketika Neil melakukannya. Hingga tautan terlepas, Malang tetap tidak dapat melakukan balasan, ia tidak sanggup menyuarakan amarahnya, sehingga ia hanya diam dan termenung seorang diri di taman.
Semenjak kejadian itu, Malang merasa Neil berusaha untuk menjauh, mencoba untuk terus menghindarinya, Neil jarang pergi ke klub menari, dan segala usaha-usaha kecil agar ia dan Malang tidak bertatap muka. Seharusnya Malang merasa senang karena hal itu, seorang pria kurang ajar seperti Neil tidak lagi menjadi temannya. Tetapi, ada setitik perasaan kesal membelenggu hati Malang, ia berpikir bahwa seharusnya ia yang melakukan segala cara untuk menghindari Neil, secara garis besar, Malang adalah pihak yang dirugikan pada kasus ini, jikalau memang ada amarah di antara keduanya, Malang lah yang memiliki semua perasaan itu.
Tetapi nyatanya, justru Neil yang melakukan hal-hal tersebut, ia menjauhi Malang, ia tidak lagi mengekori kemanapun Malang pergi, ia tidak lagi mengajari Malang, bahkan ia berusaha untuk tidak melakukan kontak fisik apapun pada saat latihan menari dengan meminta Ishaan sebagai pengajar pengganti untuk Malang. Bukankah itu tidak adil? Neil menutup jalan kesempatan bagi Malang untuk meluapkan segala amarah kepadanya. Sudah cukup Malang menelan kesabaran dengan menghadapi kenakalan pria itu di tahun awal ajaran, ia tidak akan lagi memendamnya untuk saat ini.
Ketika Malang merasa dirinya mampu memaafkan Neil atas kejahatan kejahatan kecil yang ia lakukan, pria itu justru menambahkan daftar hal-hal yang Malang benci dari tingkah lakunya, ia adalah pengecut, Malang tidak menyukai seseorang yang tidak berani mempertanggung-jawabkan aksinya.
"Di mana Neil?"
Ishaan sedikit terkejut saat Malang secara tiba-tiba berada di belakangnya, tidak perlu menoleh, ia mampu memandangi pantulan pemuda itu dari dalam kaca kamar mandi. Setelah membilas kedua tangannya menggunakan air mengalir, Ishaan segera menoleh, membalas kesungguhan di balik tatapan lelaki lebih muda darinya.
"Bukankah dia selalu bersamamu?"
Malang menggeleng tanpa ragu. "Tidak."
Ishaan tersenyum, seakan lelaki itu mengetahui segalanya, tetapi Malang tidak mempertanyakan apapun, ia masih terlihat bersungguh-sungguh, manik bulat memandang lurus ke arah sang lawan, wajah polos yang biasa ia tampakkan, kali ini berubah kaku, dengan sedikit kerutan di dahi, menandakan bahwa ia tidak ingin bermain-main.
"Hari ini Neil tidak datang."
Alis Malang menyatu tanpa sadar. "Kenapa?"
Ishaan menggeleng, mengusap telapak tangan menggunakan tisu yang ia raih dari wastafel, kemudian kembali memandang Malang. "Aku tidak yakin, tetapi dia beralasan sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
one month (neel x malang)
FanfictionMalang memberikan waktu untuk Neel selama satu bulan. *** The one shot fanfiction about Neel and Malang, (Campus Beats Series)