cerpen RASHA

20 3 0
                                    


Mencintaimu adalah kegiatan yang paling kusukai, bahkan aku selalu memikirkan kamu setiap waktu,  tiada hari tanpa memikirkan kamu.

Kamu bagaikan alkohol yang selalu membuatku candu, bahkan aku sangat candu dalam memikirkan kamu. Awal perkenalan kita memang biasa saja, tetapi aku sangat beruntung karena bisa mengenal dan memiliki  kamu.

Jantungku selalu saja berdetak dengan cepat  saat dekat dengan kamu, Apakah ini yang dinamakan cinta pertama? Mungkin iya, dan aku merasakan hal itu. Sudah hampir 3 tahun aku menyukai kamu, tetapi aku malu untuk mengungkapkan perasaan ini kepadamu.

Aku sudah berusaha untuk melupakan kamu, tetapi aku tak bisa melupakan kamu. Saat aku ingin melupakanmu rasa cinta itu selalu saja bertambah setiap waktunya. Aku sakit, saat mendengar kamu sudah memiliki kekasih, sejak saat itu aku mulai untuk melupakan kamu tetapi aku tidak bisa melakukannya karena perasaan itu malah semakin bertambah.

Di gelapnya malam dengan ditemani dengan cahaya bulan, tampak seorang gadis remaja yang sedang terduduk sambil melamun di sebuah gubuk.

" Fana kamu seharusnya lupain dia, dia itu  udah punya pacar! Eh enggak deh dia masih jomblowati", gumamku sambil menatap bulan yang terlihat sangat indah pada malam ini.

" Rafanza kenapa kamu susah banget hilang dipikiran aku sih? Aku tuh capek tau mikirin serta mencintai kamu setiap waktu, tapi kamunya malah gak hilang-hilang di pikiran aku!", gerutuku dengan kesal sambil meraih gitar coklat sederhana milikku.

"Aqfir, maaf ya aku akhir-akhir jarang ngobrol sama kamu. Pasti kamu kesepian ya disini", ucapku dengan pelan sambil membersihkan debu-debu halus yang menempel pada gitar coklat milikku yang kuberi nama Aqfir, nama yang indah bukan? Tentu saja indah karena aku yang memberikan nama tersebut.

Perlahan demi perlahan tanganku tergerak untuk memainkan gitar tersebut. Kupetik senar gitar tersebut hingga terdengar alunan melodi serta nada-nada indah yang dapat menenangkan diriku.

Jreng jreng jreng

"Wah makin bagus aja suara kamu fir, makin jatuh cinta aku sama kamu", ucapku yang kagum dengan gitar milikku.

Suara alunan musik dari gitar perlahan mulai menemani kesunyian malam ku dengan ditemani oleh bulan yang sangat indah pada malam ini.

" Eum, aku harus coba nyanyi gak ya ? Aku coba aja lah dulu", gumamku sambil mengeluarkan handphone dari saku celanaku dan mulai membuka aplikasi kamera untuk merekam kegiatan yang aku lakukan.

Aku dengan perlahan mulai memetik gitar tersebut dengan membawakan lagu yang berjudul denting, seperti suasana hatiku malam ini yang terasa kacau. Aku terlalu asik memainkan gitarku sampai aku tidak sadar bahwa ini sudah hampir jam setengah dua belas malam.

"Aduh gawat ini!" ucapku dengan panik yang kemudian langsung menghentikan kegiatanku dan langsung berlari dengan kencang masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di rumah, aku langsung masuk dan dapat aku lihat Ayah sudah tertidur di ruang tamu, tepatnya dilantainya karena rumahku tidak memiliki kursi ataupun sofa.

Aku jalan perlahan masuk ke dalam kamar milikku, tetapi saat aku sudah membuka pintu kamar aku mendengar seperti ada yang memanggilku.

"Fana tolong kamu masukkan kereta Ayah ke dalam rumah ya", ucap Ayahku yang kemudian ia kembali tertidur.

"Baik yah", jawabku yang kemudian langsung memasukkan kereta Ayah kedalam rumah.

Setelah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Ayah aku langsung saja masuk ke kamar untuk merebahkan tubuhku di atas kasur empuk milikku.

Ting...Ting

Terdengar suara notifikasi dari hp milikku,

Ting..Ting

Rasha [Rafanza & Shafana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang