Part 6

687 85 12
                                    

"Makan dulu, Chik," ujar Ashel pada Chika yang sedang mengerjakan tugas di meja belajarnya.

Selepas pulang latihan Chika memang bergegas ke rumah Ashel, tujuan sebenarnya adalah bermain di rumah sahabatnya itu karena ia tahu bahwa Zidan tidak berada di rumah saat ini. Namun, mengingat mereka memiliki tugas maka dari itu Chika lebih memilih mengerjakan tugas terlebih dahulu sebelum bermain dan menonton di kamar Ashel.

"Tunggu, Cel, sedikit lagi selesai," sahut Chika masih dengan fokus mengerjakan tugasnya.

"Ah elah, nanti aja sih kerjakannya. Makan dulu lah."

"Sebentar, tinggal satu nomor lagi." Chika terus mengerjakan tanpa melihat Ashel yang mendengus kesal dengan tingkah sahabatnya.

"Selesai, yuk makan," kata Chika menutup bukunya. Ia berbalik menatap Ashel yang duduk di ranjang seraya beresedekap. Melihat itu membuat Chika memamerkan gummy smilenya, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Maaf Acelku sayang, ayo sekarang kita makan," bujuk Chika yang langsung menggandeng tangan sahabatnya yang sedang kesal.

Keduanya berjalan keluar kamar Ashel menuju ruang makan di rumah Ashel. Di meja makan sudah tersedia berbagi makanan yang enak, seketika Chika merasa perutnya sangat lapar melihat makanan yang tersedia.

"Aduh jadi lapar banget nih," celetuk Chika mengisi perutnya.

"Halah tadi aja lama banget diajak makan, giliran udah lihat makanan baru deh bilang gitu."

"Hehehe maaf dong, kan tadi biar selesai. Gue suka lupa kalau udah sampai rumah."

Keduanya duduk saling berhadapan, mereka memang sudah terbiasa saling berbagi makanan jika mereka bermain seperti ini. Karena orangtua mereka yang saling bersahabat, bukan hanya Chika dan Ashel akan tetapi mereka bersahabat juga dengan Zidan. Hanya saja, Zidan dan Chika bersahabat lebih lama daripada dengan Ashel.

Zidan dan Chika sudah menjalin persahabatan sejak usia mereka 2 tahun, sedangkan keduanya baru bersahabat dengan Ashel sejak mereka menginjak bangku sekolah dasar kelas 1.

Di saat sedang makan tiba-tiba Ashel berkata, "Chik, kalau seandainya lo dijodohkan, lo bakal nolak gak?"

Pertanyaan mendadak yang membuat Chika tersedak makanannya, Ashel menyodorkan air minum pada gadis itu yang langsung disambut Chika.

"Gila lo, pertanyaan apa itu. Bikin kesedak aja," gerutu Chika.

"Ya maaf, gue kira lo gak akan kaget. Jadi gimana jawabannya?"

"Tergantung sih dijodohkan sama siapa dulu, ya mungkin dijalani. Lo dijodohkan sama siapa?"

"Sama Zidan," jawab Ashel.

"Idih ngarep lo, dia kan bucin banget sama pacarnya yang udah dewasa itu."

"Ya siapa tahu kan hahaha."

"Yang ada lo sakit hati kalau nikah sama Zidan, orangnya dingin dan cuek gitu, terus kalau sakit yang ada lo ditinggal."

"Gitu-gitu dia peka dan romantis orangnya, walau jarang ngomong dan cuek," elak Ashel.

"Lo beneran mau dijodohkan sama dia?"

Ashel hanya mengangkat bahu tak acuh, ia melanjutkan makannya dan tak menghiraukan Chika yang menatapnya penuh penasaran.

***

Begitu sampai di rumah Shani, keduanya bergegas duduk di ruang keluarga. Shani menyalakan televisi dan merebahkan kepalanya di paha Zidan, membuat pria itu terlonjak kaget, karena ini pertama kalinya Shani bersikap seperti ini.

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang