Xavier x You
Content warning(s): soft, (a little?) consensual kiss, a little bit hurt, comfort, mention of death
###
Bertarung dengan para Wanderer tentu saja menguras energi. Tak terkecuali bagi dirimu, yang hampir setiap hari mendapatkan misi darurat akibat bertambahnya Wanderer secara tiba-tiba.
Sungguh, kau hanya berharap agar hari-harimu mulai damai, namun lagi-lagi mulai bermunculan para Wanderer yang membuatmu seolah masuk dalam suatu perangkap, yang misalnya oleh Onychinus.
Ah sudahlah, kau sudah terlalu lelah untuk mempermasalahkan hal tersebut. Kini kau bersandar pada dinding yang berada di dekatmu, dan kemudian kau membiarkan dirimu duduk dengan tubuhmu yang penuh dengan luka. Kau bersandar, dan menatap ke langit yang kini terlihat indah berkat terdapat matahari yang sedang tenggelam.
Sungguh, begitu indah. Tak seperti tempat dimana dirimu berada saat ini, reruntuhan gelap yang dikelilingi oleh tanaman rambat yang telah menjadi abu berkat api dari Wanderer yang baru saja kau kalahkan.
Kau tak begitu khawatir, sebab dirimu cukup kuat untuk melawan Wanderer, selama kau tak bertemu dengan Wanderer berlevel tinggi. Hanya saja, hutan dimana tempatmu berada saat ini membuatmu kehilangan sinyal, bahkan untuk Hunter's Watch milikmu. Tetapi, kau masih bersyukur, sebab Hunter's Watch milikmu masih dapat mendeteksi fluktuasi dan kehadiran para Wanderer.
Kau sudah pergi semenjak pagi hari, dan saat ini sang rembulan mulai menyinari bumi, menggantikan matahari yang mulai beristirahat. Apakah Nenek dan Caleb-
Ah, kau melupakan hal itu.
Rasa sesak mulai bersarang di dadamu, membuatmu kembali merasa sedih yang tak terkira. Rupanya, dirimu masih saja tak bisa melupakan Nenek dan Caleb, yang sudah tiada semenjak empat bulan yang lalu.
Kau mengigit bibir bawahmu, merasa lucu sebab kau tak kunjung dapat menerima kenyataan bahwa keduanya telah meninggalkanmu sekarang.
"Haha..."
Di saat seperti ini, rasanya ingin sekali dirimu mengikuti keduanya. Beristirahat dari dunia ini. Namun, kau tak bisa. Jantungmu, seolah tak mengenal lelah, selalu memaksa untuk berdetak meski dirimu berada di ambang kematianmu.
Suara yang nyaring mulai kau dengar, seiring dengan Hunter's Watch milikmu yang memancarkan sinar merah pekat pertanda kehadiran Wanderer. Dan tak sempat dirimu berdiri, kini dihadapanmu terdapat seekor Wanderer bertipe naga, yang diasumsikan berlevel S oleh Hunter's Watch milikmu.
Kau akui, itu memang salahmu yang terlanjur mengganggap aman tempatmu berada meski kau masih berada di dalam hutan.
Dengan sisa tenagamu, kau berdiri dan mengambil pistol milikmu.
Ah, sial. Kepalamu mulai terasa berdenyut-denyut. Pandanganmu mulai memburam. Kau merutuki tubuhmu karena timing yang tidak tepat.
Naasnya, kau tak sanggup menahannya. Hingga perlahan kau merasakan dirimu yang mulai terjatuh ke samping. Namun, tak sampai dirimu merasakan kerasnya tempat yang kau pijak saat ini, sepasang tangan dengan lembut menangkap tubuhmu diiringi dengan sinar putih yang membuat penglihatanmu memutih.
Samar-samar, kau mendengar suara, namun kesadaranmu lebih dulu menghilang dibandingkan pendengaranmu menangkap suara tersebut.
**
Kau hanya berdiam.
Hanya terdapat kegelapan yang menjadi temanmu. Begitu gelap, namun entah mengapa terasa mendekapmu dengan erat. Rasanya begitu hangat hingga kau tak mempermasalahkannya bila hal itu menelanmu saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
You (Love and Deepspace Oneshots)
FanfictionYou. It's always about you, and them, the person who will fall in love with you in every life. Content warning: may contain spoilers and some triggering content, please be wise. Love and Deepspace Fanfiction © Infoldgames, Paper Games Story © Althya