Bagian Dua

22 1 48
                                    

"Kon...ser?"

Helios mengangguk semangat pada Hika yang masih terfokus pada layar laptop didepannya. "Iya, jadi itu cara manusia having fun sama idolanya. Nyanyi bareng-bareng, nari bareng-bareng, trus ketemu sama teman yang satu hobi. Gitu!"

Hika memperhatikan layar laptop yang menampilkan grup bernama The Boyz sedang berjingkrak di atas panggung, senyumnya terkembang lebar melihat sekumpulan manusia yang bernyanyi sembari menari itu.

Ini adalah keisengan Helios memperkenalkan sebuah grup musik pada Hika yang mengeluh bosan padanya. Kafe sedang sepi karena hari masih siang, jadi Hika tidak perlu turun tangan dan cukup bersantai di ruangannya. Lalu Helios yang mendengar keluhan gadis Beta itu lantas mengotak-atik laptop Hika dan menunjukkannya sebuah grup idola.

"Yang ini ganteng." tunjuk Hika saat kamera menyorot salah satu member. "Mirip... Mirip siapa ya?"

Helios mengintip. "Itu Lee Sangyeon, leadernya."

"Oh? Mereka juga punya leader?"

"Iya, buat ngatur dan mimpin grupnya gitu. Ya mirip kayak leader pack lah."

Hika mengangguk-angguk dan kembali fokus pada layar. Mendadak Helios berseru heboh dan menunjuk seseorang dengan semangat.

"Nih nih yang paling cakep soalnya mirip gue, Lee Hyunjae!"

Hika memberi tatapan malas dan mengabaikan Helios yang malah menyibak rambut mengikuti gaya si Hyunjae-Hyunjae itu. Setelah penampilan grup The Boyz selesai, Helios membuka ponselnya dan mulai mengetik sesuatu.

"Beneran, lu mau nonton konsernya nggak? Kalau iya, gue pesan tiket sekarang nih."

Hika menggaruk pelipisnya dan berpikir sejenak. "Boleh deh, gue penasaran sama dunia manusia kalau bersenang-senang. Emang kapan konsernya?"

"Masih bulan depan sih."

Hika melempar pulpen ke arah Helios yang langsung dihindari dengan mudah. Pria Alpha itu tertawa dan langsung berdiri sebelum Hika melempar barang lain padanya.

"Gue kira tuh besok!"

"Kalo konser gitu tuh dari jauh hari pesan tiketnya, tau!"

Hika menghela napas jengkel. "Yaudah pesen aja, nanti gue ganti duitnya."

"Eh lu jangan meremehkan kekayaan Helios Moonie."

Terserah. Intinya sekarang Hika jadi tertarik dengan kehidupan manusia yang beragam sekali kegiatannya. Mempunyai profesi tak terhitung dan kegiatan yang bahkan sibuknya melebihi ketua pack. Hika yang merasa cukup mengetahui sifat-sifat manusia dari pelanggan yang berkunjung ke kafe, merasa bahwa itu hanya setitik kecil dari keseluruhan ragam manusia.

Ternyata manusia semenarik itu ya?

.....

Hika menikmati waktu sore dengan bersandar pada pohon di taman kastil, kepala menunduk guna membaca buku dari Juwita yang dipinjamkan padanya. Angin sore berembus sepoi-sepoi dan menerbangkan beberapa helai rambutnya yang dibiarkan tergerai bebas.

Kastil cukup sepi karena sebagian besar keluarganya sibuk dengan urusan masing-masing. Hanya ada Oriel yang sempat menemani sebelum akhirnya bosan dan memilih memasak di dapur, lalu Clarissa yang berada di kamar karena jadwal heatnya datang lebih cepat dari perkiraan. Serigala-serigala pengurus kastil beberapa kali lewat di dekat taman namun tak ada satupun yang berani mengganggu Beta perempuan Bluford ini.

Mendadak telinga serigala Hika bergerak saat mendengar langkah kaki mendekat, namun tatapannya tetap lurus pada sebait paragraf yang tercetak pada buku fiksi ditangan. Lalu saat sosok itu duduk disebelahnya, Hika masih tidak bergeming dari posisinya. Pun pria yang kini menemaninya tidak mencoba berbicara dan menghargai keheningan yang gadis itu ciptakan sendiri.

Lúne BleuWhere stories live. Discover now