𐂂 -0

666 80 6
                                    

Biru terang menghiasi langit pagi yang cerah, naga berterbangan diudara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biru terang menghiasi langit pagi yang cerah, naga berterbangan diudara. Itu sudah menjadi hal biasa di dunia ini, dunia penuh sihir.

Semua orang biasanya memiliki tanda di wajah mereka untuk membuktikan kalau mereka memiliki sihir, tapi ada dua jenis tanda. Garis satu dan garis dua.

Setiap garis memiliki kekuatan besar dan kecil yang berbeda, namun orang yang memiliki garis dua bisa dibilang langka dan hanya segelintir orang saja yang mempunyai garis dua.

Contohnya seperti aku, aku memiliki garis dua dari lahir itu membuat keluargaku semakin mengedepankan impian tinggi mereka dan selalu menyuruhku menjadi visioner suci.

Aku yang saat kecil dulu mengiyakannya saja, jadi bisa dipastikan aku didaftarkan di sekolah akademi sihir easton, padahal aku mau berleha-leha dengan kamarku.

Aku berjalan keluar mansion menuju hutan yang sempat menjadi tempat persinggahan aku memulai pelajaran sihir ku sendiri.

Sepoi-sepoi angin sejuk mengusap lembut kulitku, aku tersenyum tipis dan membiarkan jubah ku terbuka agar angin sejuk menerpa tubuhku.

"Tenangnya~"

Semua ketenangan buyar saat mendengar suara ledakan dari arah selatan hutan. Aku menggenggam tongkat sihir ku dan mengucapkan mantra teleport.

"teləˌpôrt"

Tubuhku dalam sekejap mata berada di area yang ku tandai, kepalaku menoleh ke arah asal suara. Aku terdiam melihat seorang pemuda berbadan berotot dengan barbel di sekitarnya.

'Sejak kapan ada manusia disni' batinku.

"Omae... Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku degan wajah bingung.

Pemuda itu menoleh kearahku, mataku melebar saat melihat wajahnya. Tanpa tanda garis.

"Seharusnya aku yang menanyakannya, apa yang kau lakukan disini?" tanya balik pemuda bersurai hitam tersebut.

Aku kembali kesadaranku, aku berdehem dan menatap wajahnya.
"Gomen... Gomen... Di sekitar hutan ini, aku biasa melatih sihir ku. lalu kenapa kau disini?" jawabku dengan tenang dan menatap matanya.

"Aku biasa melatih otot ku, lalu disekitar sini tidak terlalu jauh dari rumahku" jawabnya dengan wajah yang eee.... Susah diartikan.

"Ah begitu... Namaku (m/n), namamu siapa?"

"Mash burnedead. Salam kenal" balasnya dan membungkuk dengan sopan.

'Sopan sekali...' batinku merasa senang dengan sopan santun mash.

"Kau mau?" Aku kembali ke dunia nyata dan menatap mash yang memberikan sebuah kue manis, kue sus?

"Ah, arigatou..." aku mengambil kue sus darinya dan menatap kue ditanganku.

'Ada yang kurang, tapi apa?' batin ku menatap kue sus di tanganku dengan wajah serius sedangkan mash menatapku dengan bingung.

"Ah benar!! Racun!" seru dengan penuh semangat saat mengetahui kekurangan dari makanan manis tersebut.

funny -mashle x m.readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang