「Style」: 『Kim Dokja (Omniscient Reader)』

176 33 0
                                    

Tags | CW: Kim Dokja/AFAB!Reader | Kim Dokja & AFAB!Reader | minor-romance | mentions of killing | suicide (this is Dokja what are we expecting?) | this being orv fanfic is already a warning for you all tbh.

A/N: maaf aku akhir-akhir ini kebanyakan bergaul di ao3, sekalian juga buat warning untuk pembaca sekalian biar kalian ada spoiler dikit xixixi.

———

"Sial ...." Dokja merutuk nasib, ia melihat sekeliling, monster itu semakin menjadi, sedangkan ia dan [Name] mulai kehabisan stamina, ia bisa melihat darah yang mengucur dari mulut [Name] dengan deras, namun wanita keras kepala itu tetap berusaha bertarung sekuat yang ia bisa.

"[Name] ...." tentu saja itu tak didengar, ledakan di sekitar mereka terlalu berisik, [Name] masih berusaha sekuat tenaga menyerang inti monster-monster itu dengan segala kekuatan yang ia punya, Dokja juga mulai kehabisan tenaga, jantungnya berdegup kencang dan paru-parunya sekuat tenaga memasok udara.

"Argh!" [Name] berusaha menusukkan pedangnya, namun kulit monster itu kelewat keras, sedangkan pedangnya adalah pedang yang tidak akan bisa hancur, itu menyebabkan ledakan yang hebat, semakin sulit untuk melawan, [Name] mengusap darah yang keluar dari mulutnya dan menatap monster itu tajam.

"Dasar monster bandel sial," ia merutuk, jika saja situasinya berbeda, mungkin Dokja akan tertawa mendengarnya, tapi sekarang ini situasi benar-benar gawat, hanya ada mereka berdua di sini dan monster itu tak kunjung mati walau sudah memiliki banyak luka dalam.

Jika saja ada Yoosung di sini, mungkin itu akan lebih baik, tak ada dari keduanya yang memiliki kemampuan Beast Tamer, namun itu semuanya hanyalah angan, sekarang hanya mereka berdua, tak ada Gilyoung maupun Yoosung, bahkan Yoo Joonghyuk sialan itu juga pergi memburu sub-skenario sendiri dengan stamina monster yang ia punya.

Sementara [Name] sendiri berusaha mati-matian untuk mempertahankan kewarasannya, Dokja tak merasakannya karena ia memiliki Dinding Keempat, tapi [Name] tak dilindungi sesuatu yang seperti itu, efek monster benar-benar guncangan mental yang hebat, belum lagi notifikasi sistem yang terus-terusan memborbardirnya.

[ Efek Monster mengguncang mental anda ]

[ Stamina anda menipis ]

[ Skill Healing mengalami cool down ]

[ Anda akan sulit disembuhkan ]

Sial, itu bukanlah notifikasi yang [Name] butuhkan sekarang ini, karena efek guncangan mental monster, itu mulai memberinya ilusi tentang masa lalu, tangannya mulai kesakitan, belum lagi kemampuan penyembuhannya sedang tidak berfungsi, dasar brengsek.

Bahkan si Monster yang berusaha ia bunuh kini nampak seperti pengasuhnya yang sudah meninggal dulu, [Name] mati-matian mengingatkan dirinya bahwa itu bukanlah Nanny.

'Sialan, keren lo begitu?' [Name] merutuk sekali lagi.

Dalam kondisi krisis seperti ini, kemungkinan terbesar yang akan dia alami adalah kematian, ia tak bisa disembuhkan, tidak ada healer di dekat sini, bahkan akan sulit memperbaiki organnya yang rusak hanya dengan potion premium dari tas Dokkaebi, [Name] melirik kearah Dokja yang juga masih berusaha keras walau tatapannya mulai meredup.

Bagaimanapun, tidak seperti Dokja yang bisa mati lalu hidup tak sampai sejam kemudian, [Name] membutuhkan waktu seminggu untuk bangkit kembali, itu adalah waktu yang lama dan tubuhnya benar-benar harus dijaga agar tidak lecet, kondisi tubuhnya harus sama seperti sebelumnya agar sistem bisa mengidentifikasi tubuh yang ia punya, jika tidak, [Name] akan benar-benar mati dan tak dapat hidup lagi.

dear reader: one shotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang