Happy reading 🤗
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gira melepaskan cengkramannya dan memberikan kesempatan untuk Tara berbicara. Gira menghela nafas kasar dan mengacak rambutnya untuk menenangkan dirinya sejenak.
"Sekarang gue tanya ke Lo. Apa salah yang salah dengan perkataan gua tadi?" Tanya Tara dingin.
"Pertanyaan itu, Lo udah tau sendiri jawabannya, Tara. Lo tau sendiri apa yang gue alami, dan Lo masih nanya apa salahnya? Fuck you!" Ucap Arya terburu-buru sambil meninju pilar di sebelah nya."Ar, dengerin gue. Semua orang tu gak sama ar. Dan kara beda darinya. Lo suka sama dia, tapi. Kalo kelakuan Lo begini terus kara pasti bakal takut ar."ucap Tara datar,tapi juga terdapat intonasi bicaranya agar Arya benar-benar memahami setiap katanya.
FUCK! SHUT THE FUCK UP!" teriak Arya sambil meninju pipi Tara, hingga Tara terpental dari kursinya.Bibir Tara kini mengeluarkan sedikit darah akibat pukulan itu. Tapi Tara bukanlah Tara yang mudah menyerah begitu saja. Ia sudah sangat sering melakukan hal ini dengan Arya, maka ini bukanlah hal baru untuknya.
Tara bangkit dan membalas dengan kepalan tinjunya yang menghantam pelipis Arya. "Lo yang shut up! Berdamai sama diri Lo sendiri,anjing!" Teriak Tara di tengah pukulan nya pada Arya.
Arya pun terjatuh tersungkur dengan pelipisnya yang sedikit robek akibat pukulan kencang Tara.Tidak ada balasan apapun dari Arya,ia hanya terduduk di lantai dengan menundukkan kepalanya, membiarkan Tara melakukan apapun yang dia mau.
"Tante Kinan udah gak ada di dunia ini. Tante Kinan udah tenang disana. Tante pergi itu karena kesalahannya dulu dan semua itu juga sudah takdir. Ikhlasin ar, semua yang terjadi di kehidupan Lo itu semua sudah takdir. Dan tanggung jawab Lo sekarang itu adalah ikhlasin Tante Kinan dan berdamai dengan diri Lo sendiri, untuk menerima semua kenyataan ini di hidup Lo."ucap Tara tegas, sambil berdiri di hadapan Arya yang terduduk sendu di bawahnya.
"Ga semudah itu bangsat! Dia pergi karena kehadiran gue, kalo gak hadir di hidup mereka. Mungkin mereka gak akan bertengkar, dan gue gak akan ngerasain ini semua. Gue yang lemah, gue yang gagal untuk mempertahankan semuanya, gue yang salah karena hadir di dunia ini dan gue yang hancurin semuanya." Balas Arya dengan geramnya, sambil meremas rambutnya sendiri tanda frustasi.
Tara menghela nafasnya sangat dalam, dan merapikan bajunya yang berantakan akibat pergulatan singkatnya tadi dengan Arya. Tara berjongkok di hadapan gira, dan menyentuh tangan Arya yang masih meremas rambutnya sendiri.
"Lepasin ar, lepasin. Tante Kinan pergi karena sudah takdir ar, bukan karena siapapun." Ucap taradengan ekspresi datarnya.Tapi jauh di lubuk hatinya, ia sangat tersayat melihat sepupunya seperti ini.
Seorang Arya Mahendra, leader the dark side yang selama ini terlihat paling kuat dan berkuasa, kini terlihat sangatlah rapuh."Gue tau apa yang Lo rasain ar, tapi please ar. Berdamailah sama diri Lo sendiri, Lo berhak bahagia. Dan kalo Lo gak bisa lakuin demi diri Lo sendiri, lakuin itu demi kara. Kenapa gue bilang kara ar, gue tau Lo suka sama kara, Lo sayang sama dia. Tapi Lo gak mau nunjukin itu padanya, iya kan? Jadi kalo Lo mau dia kejar ar, tapi please berdamai dengan diri Lo. Agar kedepan semua akan baik-baik aja." Ucap Tara sambil menepuk pundak Arya
Arya yang tadi menundukkan kepalanya, kini mendongak menatap Tara. Mata tajam yang sebelumnya sendu, kini mulai terpancar secerah sinar. Semua terjadi saat mendengar nama itu, dan membayangkan wajah si pemilik nama. "Kara.." lirih Arya sambil mengeluarkan smrik andalannya.
Tara bangkit dari hadapan Arya, dan mengambil bungkusan rokok Marlboro merah milik arya yang tergeletak di lantai. Tara mengambil sebatang rokok dan sisanya ia lemparkan bungkus itu pada Arya. "Rokok dulu nih,gue tau Lo butuh. Tapi gue minta satu,bayaran buat luka bibir gue. " Ucap Tara sambil membakar puntung rokok yang ia ambil tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
you are mine
Short Storyseorang pemuda tampan berumur 17 tahun yang dingin dan di kenal sangat kejam,jatuh cinta dengan pemuda cantik dan imut. Berawal dari perdebatan yang singkat dan tak di sengaja malah menjadi awal kisah mereka.