_3_

5 1 0
                                    

Happy Reading
__________________________

"Baiklah.."jawab lucine

"Saya permisi pergi dulu" ia membungkuk badannya dan pergi dari taman itu.

'Apa yang harus kulakukan untuk membatalkan pernikahan ini?' Batin Lucine

Lucine menghela nafas dan masuk ke dalam kamarnya,ia langsung di sambut dengan pelayan nya dan di bantu untuk berganti baju.

Setelah selesai Lucine pergi ke balkon dan melihat langit malam yang begitu indah

"apa yang harus kulakukan??, Aku harus mencari cara agar aku tidak menikah dengan pak tua itu.."

'aku harus memiliki rencana sebelum bulan depan. Rencana apa yang tidak akan membuat reputasi keluarga ku tidak turun.' Batin Lucine

Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya"bagaimana kalau aku berpura-pura mempunyai seorang kekasih?"

"Tapi siapa?,apa aku tanya aku harus bertanya lura? "lanjutnya

Lucine menghela nafas ia tidak tau harus bagaimana lagi ia pun masuk kembali kedalam kamar,saat masuk ia terkejut dengan keberadaan adiknya yang sudah menunggu nya

"Ada urusan apa kau kemari?"tanya Lucine

"Dasar tidak sopan" Batin Lucine

"Aku dengar kakak akan menikah dengan marquess Marinus"ucapnya dan mulai mendekat kearah Lucine "apa itu benar?"

"Itu bukan urusanmu.."balas Lucine karena ia sudah frustasi dengan permasalahan pernikahan ini

"Oh kakak ku,itu bahkan bukan menjawab dari pertanyaan ku.."adiknya mulai mendekatinya dan memegang rahang Lucine cukup keras

"Bukankah ibu sudah memberitahu agar kakak tidak melawan dengan siapapun,termasuk aku?"ucap adiknya dengan menyeringai, kemudian lucine di lempar sampai tubuhnya menabrak dinding dengan keras

"Sshh.."

Adiknya mendekat ke arah Lucine yang jatuh tersungkur di lantai"sebenarnya aku ingin melakukan lebih dari ini tapi aku kasian dengan kakak, kalau tubuh kakak terluka nanti pasti Marques Marinus tidak akan menikahi kakak,dan kakak pasti akan memiliki suami yang terpaksa menikahi kakak ku ini yang wajah nya buruk rupa"

"Kan aku jadi kasihan"lanjutnya, lucine hanya menatapnya dengan tatapan tajam

"Baiklah,aku sudah bosan dengan hal ini, sampai jumpa kakak"ucap adiknya dengan tersenyum jahat

Lucine hanya menatap kepergian nya dari kejauhan,ia berdiri dan merasakan bahwa tulang belakang nya seperti remuk,ia kemudian berjalan menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana

"Aku akan membuat surat,dan menemui lura secepatnya."ucap Lucine dan langsung memejamkan matanya

Timeskip

Lucine membuka matanya,ia merasakan sinar matahari masuk ke dalam kamarnya"selamat pagi tuan putri"ucap pelayan pribadi Lucine

"Pagi juga Carly"jawab lucine dengan senyuman,ia pun beranjak dari ranjang nya dan dengan segera beberapa pelayan membantunya melepas bajunya dan memakai kan handuk
.
.
.
Lucine berada di kamar mandi dengan beberapa pelayan yang membantu nya mandi"tuan putri,maaf jika saya lancang ada apa dengan punggung mu?,disini ada memar"ucap salah satu pelayan dari belakang

"Ahh itu bukan apa-apa, tidak usah khawatir..."jawab lucine dengan senyuman nya

Setelah beberapa saat ia pun selesai mandi dan mulai mengenakan gaunnya yang dibantu oleh pelayannya, setelah selesai mengenakan gaun ia duduk di meja rias untuk menata rambutnya

Ia menunggu menata rambutnya dengan menulis sepucuk surat untuk dikirim ke sahabatnya lura.

"Sudah selesai tuan putri,anda bisa ke meja makan sekarang"ucap salah satu  pelayan

"Aku akan makan di kamar, kalian mengantarkan makanan nya di kamar ku."ucap Lucine

"Baiklah kami akan pergi mengambil kan makanan anda tuan putri"mereka semua pergi meninggalkan kamar Lucine kecuali Carly yang tetap menunggu tuannya

"Ohh ya Carly, tolong kirimkan surat ini nanti yaa.."

"Siap tuan putri"Carly langsung pergi meninggalkan Lucine sendirian di kamarnya

"Aku harap ini akan berjalan lancar"ucap Lucine dengan memandangi pemandangan di pagi dari jendela nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LidandeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang