"You know I'm troubled"
Bugh!...
Bugh bugh!...
"Sialan, anak setan"
Pukulan saling bersautan di taman dekat kantin gedung teknik, tidak ada satupun mahasiswa yang berani melerai, padahal nyatanya perkelahian ini sangat jomplang
Perempuan versus lelaki
Plak!
Krek
"Argghh anjghin" lelaki itu memejamkan matanya ketika ia baru saja merasakan tulang lehernya patah, pipinya di tampar dan rambut di jambak dengan kasar oleh wanita itu
"Baru di gituin aja lemah lo tai, belom gua giniin" wanita itu semakin memberi banyak pukulan di wajah lelaki itu, sampai tak memperdulikan wajahnya juga yang banyak lebam dan sayatan terkena kuku panjang cowok teknik, sampai pada akhirnya
"APA APAAN INI WINTARA DEAS?!"
Suara serak itu milik profesor besar di UB, raut wajah prof itu sudah tidak bisa di gambarkan, marah, murka dan sedih, ia pun lantas mendekat dan menarik lengan wintara kasar untuk menghentikan perkelahian itu
"Stop, stop" profesor itu menatap wintara tajam lalu juga deas dengan tajam
"Kalian ini sudah besar, kenapa harus dengan pukul-pukulan, kamu wintara, kamu perempuan, tidak sepantasnya kamu menjadi kasar seperti itu, dan kamu deas, lihat wajah wintara, bagaimana bisa lelaki sepertimu memukuli wanita?" prof berbicara dengan nada tekanan dan membentak, bagaimana tidak marah, melihat mahasiswanya saling memukul, tidak ada yang melerai, apalagi yang saling berantem itu adalah perempuan, sudah gila
Wintara dengan terengah membalas ucapan prof
"Dia yang duluan mengundang untuk di pukul prof" ucap wintara menatap deas tak suka
"Jangan asal nuduh lo jalang!" bentak deas tak kalah sengit
"Cukup! Kalian berdua pokoknya saya tunggu di ruangan konseling, dan datang bersama wali kalian, tidak ada bantahan"
Prof meninggalkan mereka berdua dan berjalan ke arah luar gedung teknik, sedangkan wintara dan deas masih menatap satu sama lain tajam, wintara meludah di depan deas lalu berlalu pergi dari situ
Cuih
"Ini peringatan terakhir, sekali lagi lo ikut campur urusan keluarga gua, bukan cuma leher lo yang patah, bahkan gua bisa patahin semua tulang bapak lumpuh lo itu"
Wintara berjalan cepat menuju kelasnya, ia tidak di temani kara atau pun regi ally, ia hanya sendiri, itu karna deas yang mengajak duel duluan dan membawa-bawa keluarga, wintara sangat tidak suka bila ranah pribadi menjadi hal yang di olok-olok
KAMU SEDANG MEMBACA
Tejano Blue.
FanfictionTejano Blue is a celebration of physical love Alesha bukan hanya sekedar chief executive, bagi wintara alesha adalah bentuk surga paling sempurna yang tuhan kasih untuk dia, iya hanya untuk seorang wintara arastala. "Ale aku laper deh" "Mau makan a...