02- Akhir yang Sempurna

222 48 141
                                    









NaruHina.•







Kehidupan yang dulunya hanya dipikir sebatas mempunyai warna monokrom. Nyatanya dengan cepat tergantikan oleh spektrum warna yang lebih cerah dan bersemangat pada hari-hari milik Hyuuga Hinata.




Uzumaki Naruto.

Ialah nama pria yang selama ini melumpuhkan kinerja otaknya. Kini tidak lagi sebagai penghias angan-angan dalam setiap waktu luangnya. Melainkan sudah dipatenkan sebagai hak milik Hyuuga Hinata; Mahasiswi penghuni Fakultas Hukum semester tiga.

Ajakan makan es krim yang pernah dia lancarkan pada Naruto tempo hari. Hal itulah yang berdampak besar pada alur percintaannya yang selintas ia pikir mirip drama Korea romantis.
Jembatan penghubung antara dirinya dan Naruto. Hingga menghasilkan kesepakatan berupa terjalinnya hubungan romantis.

Berlangsung nyaris lima bulan tanpa badai dan kabar miring menerpa.
Di sinilah mereka berada, duduk berdua menikmati kopi kekinian rasa gula aren. Legit dan kayak ada asam-asamnya sedikit.

Seorang pelayan datang menghampiri. Menyodorkan buku menu pada Naruto yang terlihat keren memesona, seperti biasa.

Ketika Naruto melisankan pesanannya pada pelayan berwajah manis aesthetic seperti gambar pada aplikasi Pinterest. Hal tak terduga malah tertangkap oleh kedua lensa keunguan milik sang dara Hyuuga. Demi menegaskan apa yang baru saja dia lihat, kembali maniknya memindai secara klandestin.

Penglihatannya masihlah normal seribu persen.
Akan tetapi, kedua matanya malah ternodai oleh perilaku mencengangkan sang pelayan lelaki yang terlanjur Hinata anggap imut.

Dia tertangkap basah saat mengerlingkan sebelah matanya dengan genit pada sang pacar. Sementara Naruto sendiri tak berkutik dengan wajah agak pucat. Hinata tebak, prianya syok mendapatkan fan service nyeleneh semacam itu.

Berniat sebagai Heroin dan bertindak Heroik demi menyelamatkan prianya. Cepat-cepat Hinata menyambar tangan kanan Naruto dan menggenggamnya mesra melayangkan tatapan memuja penuh cinta.
Hal itu berhasil menusuk mata si pelayan yang ternyata adalah kaum tulang lunak.

"Naru~ What's on the menu?"

Seakan baru tersadar dari sebuah terapi syok. Lelaki di hadapan Hinata sontak menjawab agak gugup.

"Banyak Hime. Mau kusebutin satu-satu?"

Menggelengkan kepala dan jari telunjuknya sebagai penolakan. Seutas gombalan justru mengalir lancar dari kedua bibir Hinata.

"No no no, salah. Yang benar itu seperti ini;
Naru, what's on the menu? Terus, kamu harusnya jawab; it's ME N U."
Giliran Hinata menerjangkan kerlingan penuh cinta pada sosok Naruto yang tersenyum kecil akibat ulah sang kekasih.

"Uwaah, kakak-kakak ini mesra banget ya," celetuk si pelayan lelaki sumringah. "Kudoain semoga langgeng sampe pelaminan."

Gegas ia berbalik arah usai mencatat beberapa menu yang telah dipesan oleh Naruto dan Hinata.

Dasar pasangan Bucin, nyebelin, gerutunya seorang diri sambil mengentak sebelah kakinya. Setelah berada agak jauh dari radar dua sejoli yang memancing timbulnya rasa panas di dada.

"Jadi kapan Hinata mau jujur soal hubungan kita sama Gaara? Terus terang, aku capek kalau harus kencan pakai cara kucing-kucingan begini."
Naruto membuka percakapan yang cukup krusial jangka menunggu makanan yang mereka pesan tiba.

Mesin fotokopi, dan kamu ✔️ || NaruHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang