ijab dan qobul

5 0 0
                                    


Sebelum mulai baca jangan lupa vote setiap bab ya.

Budayakan mengevote setelah membaca, dengan begitu penulis akan semangat meng up ceritanya



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rumah aqila pagi itu sudah di penuhi dengan tamu-tamu yang jauh maupun dekat. bunga-bunga sudah terpasang dengan indah bernuansa putih dan keemasana. banyak keluarag berseliweran mengmpersiapakan acara yang bahagian bagai keuda keluarga. aqila yang masih bergelut dengan powder dan juga alat-alat lainya yang membuat aqila bak putri kerajaan. 

''umi udah canti belum , bi..? '' tanya umi hanifah, umi aqila yang tengah bersiap-siap untuk acara beberpa menit lagi yang akan di mulai. 

'' cantikkk umii..'' genit abi sembari senyum- senyum.

''aqila gimana, bi? udah jadi belum? setengah jam lagi di mulai dan mempelai laki-laki akan segera datang''

''bentar lagi aqila siap, umi. umi nih siap-siap, gih. dari tadi kok nggak jadi-jadi '' jawab abi.

beberapa kain putih dan bunga melati sudah di pasangakan menutupi helaian rambut indah aqila. liptik merah merona sudah di goreskan di bibir indah aqila. tak lama setelah aqila sudah siap, pengantin laki-laki datang beserta rombongannya. 

''umii.. aqila de-degan'' ucap aqila dengan tanga dinginya. 

umi mengusap kepala aqila dan memandang wajah cantk aqila, usapan lembut ini sedikit menenagkan. ''bismillah, sayang. seomoga lancar.''

''hhhuuu'' tarik nafas aqila.

''bismiillah...'' 

tak lama jam sudah menenujukan pukul 09:00, petanda akan nikah akan segera di mulai, susasana yang menengangkan sudah merubaha ruangan itu. 

''bagaimaan mempelai laki-laki sudah siap untuk melakukan ijab ?'' tanya penghulu

zidan mengangguk. 

antara tanagan zidan dan abi maulana kinia berjabat tangan dengan erat.

''bismillahi.. saudara zidan hasan fann bin  sulaiman  saya nikahkan dan kawinkan dengan putri kami aqila nafeeza zahra binti H maulana dengan mas kawin uang lima puluh tujuh juta empat ratus depalan puluh rupiah di bayar tunai''

''saya terima nikah dan kawinnya aqila nafeeza zahra dengan maskawin tersebut di bayar tunai'' ucap zidan dengan lantang.

di tengah mengambil tanggung jawab perempuan dari ayahnya kini aqila menjadi tanggung  jawab zidan sepenuhnya. 

''sah?'' tanya ustadz  fahri.

''sah''

''alhamdulillah '' tahmid berkumandang dalam penjuru ruangan

Catatan NafeezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang