Kasus 1 Bagian 1: PEMBUNUHAN DI RUMAH BONEKA

515 44 4
                                    

Kasus Raoul saat itu membuat ramai media. Koran-koran dan majalah selalu terbesit berita tentang kasus tersebut. Aku lega Raoul menyerahkan diri, tapi ada satu misteri yang belum ku pecahkan. Siapakah dalang di balik kasus tersebut? Apakah dia sudah sering mendalangi kasus-kasus lainnya? ... Aku hanya bisa menebak bahwa dia adalah orang yang genius.

"Hey, wajahmu seram amat. Masih tidak puas dengan hasilnya?," disaat aku tenggelam dalam pikiranku, tiba-tiba Lewis muncul dibelakangku.

"Tidak, bukan apa-apa," kataku sambil menggelengkan kepala.

"Aku kaget si pelaku mau menyerahkan diri. Kamu ngancam dia kah?," tanya Lewis dengan nada bercanda.

"Mudah aja kok, kalo kamu mau berusaha."

"Siala-"

Saat kami berbincang, seorang wanita memasuki ruangan kami. Dia melaporkan bahwa dia mendapat surat undangan mencurigakan untuk pergi ke sebuah rumah. Aku mengamati kertasnya, lumayan tebal. Surat itu ditulis dengan rapih, dilihat dari gaya penulisannya kemungkinan perempuan. Tertulis nama pengirim undangan disertai bercak yang mirip dengan darah, "Charley".

Perempuan yang melapor itu bernama Bianca, dia adalah seorang influencer yang cukup terkenal dikalangan anak muda. Dilihat dari undangan ini, aku bisa merasakan hal buruk yang akan terjadi. Jika aku membawa pasukan polisi, bisa saja berbahaya untuk Bianca, karena kemungkinan dia adalah target pelaku. Jadi aku mengusulkan diri untuk pergi bersama Bianca ke tempat yang ditunjuk di undangan.

"Lewis, kamu ikut?," tanyaku sambil menoleh ke arah Lewis.

"Aku ingin ikut, tapi aku sedang bertugas.."

"Dan kau menghabiskan waktu untuk mengobrol denganku, padahal sedang bertugas.."

".. Reifan, mending kamu diam atau tangan ini melayang ke pipi kamu lagi."

~

Beberapa minggu kemudian, aku pergi bersama Bianca ke alamat yang dituju. Bianca terlihat sangat murung dan ketakutan, mengapa dia ingin pergi walaupun undangan itu membahayakan dirinya? Banyak sekali pertanyaan di dalam kepalaku, tapi akan ku simpan sendiri untuk sekarang.

Kami sampai di sebuah rumah yang mirip dengan rumah boneka pada mainan anak-anak. Jalan masuk kami satu-satunya hanya melalui terowongan yang terbuat dari dedaunan. Masuklah kami ke dalam rumah, walau rumah ini memiliki banyak sekali boneka, akan tetapi hawa nya sangat menyeramkan, seakan-akan boneka itu mengawasi kami. Pengamatanku disela oleh seseorang.

"Seram ya? Apakah kamu tau bahwa semua boneka ini adalah boneka yang telah dikutuk?"

"Dikutuk?," tanyaku.

"Ya, bukan benar-benar dikutuk. Tetapi mereka adalah replika dari boneka terkutuk yang ada di dunia ini. Seperti boneka yang sedang kau amati, dia bernama Annabelle. Menurut seorang paranormal, hal-hal horor terjadi disebabkan oleh adanya roh seorang gadis kecil bernama "Annabelle" yang mengikuti boneka itu."

Aku terdiam untuk sementara, apakah hal seperti itu memang ada? Mengapa pemilik rumah ini menyimpan banyak replika dari boneka-boneka terkutuk? Aku melanjutkan percakapanku.

"Anda sepertinya tahu banyak, apakah Anda seorang jurnalis?"

"Wah benar sekali, seperti detektif saja! Namaku Theo. Seperti yang kau bilang, aku adalah seorang jurnalis."

"Senang bertemu denganmu, Theo. Saya Reifan"

"Udah gak usah formal-formal banget haha. Karena kamu disini, berarti kamu menerima undangan aneh itu juga?," tanya Theo sambil menepuk punggungku.

"Ah, tidak. Aku diajak teman"

Aku,Theo dan Bianca sampai di ruang tamu. Terdapat tiga orang lain yang sudah menunggu, satu laki-laki, dan dua perempuan. Yang bisa kusimpulkan untuk sekarang adalah semua orang yang hadir disini, kecuali aku, datang karena undangan misterius itu. Tapi kenapa? Apakah ada hal dibalik undangan itu yang membuat mereka harus datang?

Gun and a BulletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang