Toe |Aruna|

12 0 0
                                    



Setelah membaca buku tentang; Dunia Aruna, aku seperti kehilangan kesadaran. Beberapa lama kemudian aku terbangun dan melihat Aruna sedang berada di depan mataku. Aku mengucek mataku. Apakah sekarang aku halusinasi?

Aruna dengan senyum merekahnya menghampiriku dan langsung menarik tangan kananku dengan lembut, tanpa sadar aku bangun dari tempat dudukku lalu mengikutinya.

Aku melihat tangannya yang saat ini sedang menggenggam erat tanganku, ada segelintir perasaan aneh yang hinggap di hatiku. Tidak mengerti, namun sekarang sedang aku nikmati semua ini.

Ternyata dia membawaku ketaman. Dia masih dengan senyuman cantiknya, "Radit, di dunia ini cuma ada kita berdua saja." ah, Apakah dia sedang menggodaku sekarang?

"Benarkah, lalu dimana para kakak-kakak overprotektif mu itu?" tanya ku penasaran, sebab dalam cerita Dunia Aruna, dia tidak bisa pergi kemanapun kecuali dengan kakak-kakaknya. Melihat Aruna sendirian seperti ini, aku jadinya menganggap ini tidaklah nyata.

"Mereka sedang tidur." huh, tidur? Entah mengapa aku merasa aneh, tapi ya sudahlah.

"Runa ... apakah sebelumnya kita sudah saling mengenal?" tanya ku lagi memastikan. Sebenarnya banyak pertanyaan di kepalaku. Aku itu transmigrasi juga seperti Aruna atau tidak.

"Ya, sangat-sangat saling mengenal. Mengapa kamu berbicara seperti itu Radit sayang?" ekspresi wajahnya langsung sedih setelah mengatakan hal itu. Ah, sepertinya pertanyaan ku melukai hatinya. Tetapi apa peranku di dunia ini sehingga Aruna mengenal sangat diriku?

Tersenyum tipis, aku melihat matanya dalam. Matanya benar-benar membuatku terpesona. Ah, apa mungkin sekarang aku sudah kecanduan dirinya?

Dia meletakkan tangannya di keningku. "Tidak panas." aku langsung menolehkan kepalaku kesamping sambil menutupi setengah wajahku dengan tangan. Sial, wajahku panas sekali. Memang bolehkah aku sehoki ini mendapatkan Aruna?

Tiba-tiba terdengar petir dari langit. Sontak aku mendongakkan kepalaku dan melihat apa yang telah terjadi. Mataku membulat, sebuah UFO tengah menuju ke arahku. Reflek aku segera menarik tangan Aruna untuk lari.

"Radit ... tunggu hah-" aku tidak peduli, pokoknya kita harus tetap lari. Semoga kamu mengerti Aruna. Dari ucapannya, sepertinya Aruna kecapean. Tapi firasat ku mengatakan kalau UFO itu berbahaya, aku harus menghindarinya sejauh mungkin!

Hujan pun jatuh membasahi bumi. Lariku dan Aruna semakin melambat. Akhirnya aku melihat sebuah gubuk kayu, segera aku masuk ke sana bersama Aruna.

Baju kami kebasahan. Aku melihat Aruna memeluk dirinya sendiri. Dia benar-benar kedinginan. Aku menatapnya sendu. Aku melihat situasi di luar dengan hati-hati. UFO itu tiba-tiba saja lenyap, aneh sekali. Aku menutup kembali pintu gubuk itu.

Aruna tengah duduk dipojok kiri gubuk, menggigil.

Aku menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia memelukku dengan erat sembari membenamkan wajahnya di dadaku. Ah, bukankah sikapnya yang seperti ini seperti menarik serigala dari tubuhku? Ah, benar-benar, dia ingin sekali aku terkam.

Aku memejamkan mataku sembari menikmati pelukan hangat ini. Namun aku merasa aneh, Aruna yang kini sedang aku peluk kenapa kasar seperti ini ya? Kek kulit badag. Aku pun membuka mataku, melotot kan mataku kaget. ALIENNN!!!

Segera aku dorong dia, dan lari keluar gubuk. Kenapa ada alien jelek, dimana perginya Aruna?

"Rraditt ... Rrraadiiitt." rupanya alien jelek itu mengejar ku. Tunggu! Kenapa suaranya seperti robot?

Kepalaku terlalu fokus kebelakang tanpa sadar aku menabrak sesuatu didepan. Alien jelek ini didepan mataku, aku pun terjatuh kaget. Tiba-tiba ada cahaya dari atas langit, pintu UFO dibuka. Tubuhku tiba-tiba saja melayang naik keatas bersamaan dengan alien jelek ini. Aku pun berteriak kencang.

"AAAAAAAAAAAA!!!" byur, tiba-tiba aku merasa seperti tersiram air. Aku membuka mataku, bangun. Hosh hosh hosh, jantungku berdetak kencang. Apa ... ternyata itu semua cuma mimpi?

Aku menolehkan kepalaku untuk melihat siapa orang yang telah menyiramkan air kepadaku! aku melebarkan mataku tidak percaya, deg deg deg ... Aruna?

Tidak mungkin, ini pasti mimpikan! aku segera memeluk dirinya erat, "Ini kamu Runa?"

Aruna membuka pelukanku kasar, "Cepat mandi, ini udah jam berapa coba! kamu masih saja tidur ck" setelah mengatakan itu Aruna pergi dari kamarku dengan sebuah ember kecil ditangannya.

Aku heran menganga lebar, ini sebenarnya nyata atau masih mimpi?





...















Prompt 'Maret '2024
Tulislah cerita tentang, "Terjebak bersama MC favorit." minimal 500 kata.









END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

毎月の話Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang