"Bajingan! Tadi berani sekali kau-!" Kata salah satu anak buah om Brad yang terpotong.Grepp
Srakk!!"Yang kedua hari ini.." batin petugas itu.
Mash tiba-tiba langsung menampar petugas itu berkali-kali.
Plak. Plak. Plak. Plak. Plak. Plak.
Aw! Blableblableblableblableblable..
Dan tamparan terakhir.
Plakk!!
Membuat petugas itu terhempas ke arah lemari kayu yang berada dirumah Mash.
"Kenapa... Kenapa tidak kabur Mash?! Name?!"
"Karena kita keluarga." Jawab Mash.
"Karena kita sudah seperti keluarga." Jawab name.
"Maaf karena egois babe.." kata Mash.
"Tapi mumpung aku disini.."
"Kalian semua akan ku kirim ke neraka." Kata Mash dengan gaya jari telunjuk nya itu.
"Anjaii" (name) menepuk tangan sebentar dan memberikan acungan jempol ke Mash. "Ayo Mash! Kalahkan mereka! Buktikan klo tanpa sihir pun seseorang bisa menjadi kuat!"
"Pftt...Haha..buahahaha!" Tiba-tiba om Brad tertawa. "Kata kata mu menarik juga."
"Kau sendiri tak bisa menggunakan sihir, bagaimana caramu melawan ku? Kalau gadis yang dibelakang mu itu, entahlah, dia kan bisa menggunakan sihir. Lah, kamu?"
Om Brad mengeluarkan tongkat sihirnya.
"Akan ku selesaikan dalam tiga detik."
"Rasakan ini!"
"Nalcom Pas!!"
Wushh!
"Mashhh!!
.
..
.
.
Duarrr!!Asap mulai mengepul didalam rumah Mash, saat asap itu mulai menghilang dan memperlihatkan Mash yang baik baik saja dan tetap dalam keadaan sehat walafiat, membuat om Brad shock berat.
"Hah? Barusan itu.."
"Nalcom pas... Bocah itu.."
"Ditampar jatuh olehnya? Ditangkis?!"
"Memangnya bisa ditangkis seperti itu?" Batin brad.
"Sihir tadi adalah sihir yang ku gunakan untuk mengusir naga.."
"Kau lumayan, juga bocah!"
Kata om Brad, yang sekali lagi mengangkat tongkat sihirnya dan mengarahkan nya kearah Mash."Tapi bagaimana dengan ini?!"
"Nalcom pas diagorus!"
Ternyata sihir itu juga tidak mempan pada Mash, Mash menepis sihir itu untuk kedua kalinya sampai ketiga kaliny.
"Kalau meledak disini, (name) sama babe bisa celaka." Kata Mash dengan wajah datar namun khawatir.
"Cih, kalau begitu..!" Kata om Brad sekali lagi mengarahkan tongkat sihirnya. Kali ini bukan kearah Mash, melainkan kearah (name).
"L-loh, guwe kena juga nih?!"
"Nalcom pas diagorus!!"
Swushh..!"N-name!!" Teriak babe dan Mash bersamaan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Hōseki Platinum Protection!"Muncullah sebuah pelindung kuat Berbahan platinum itu di tengah tengah kepulan asap tebal.
"Fyuhh.." babe dan Mash menghela nafas lega bersamaan.
"Jujur aku kesal karena paman ini menargetkan name, namun aku harus berkepala dingin.. babe.. pinjam tongkat nya sebentar.." kata Mash sembari mengambil tongkat sihir babe retro yang tergeletak di lantai.
Om Brad yang melihat itu langsung heran. "Apa ternyata dia bisa menggunakan sihir?"
"Yah, terserah.. sihir biasa tak akan bisa mencapai ku..." Batin brad
Om Brad melihat Mash mulai memasang kuda kuda nya. "Hah? Dia ngapain?"
Setelah nya, Mash langsung melempar tongkat sihir itu kearah om Brad dan tongkat itu langsung menembus Shield nya yang kuat.
"Hah..?" Om Brad mulai bingung sekaligus tak percaya.
"Mashh! Melompat lah!" Teriak (name) tiba-tiba, dan tanpa banyak tanya Mash langsung melompat.
"Hōseki Amethyst Cracks!"
Seketika, keluar retakan retakan batu permata amethyst dari bawah tanah lantai rumah Mash.
Retakan permata itu terus menjalar dan bermunculan kearah Brad, dan membuat nya terhempas jauh ke dinding rumah Mash, sampai retak.
"Ukh..!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Padahal semua itu hanya untuk pertahanan diri! Tamatlah riwayat kami..""Uhuk..uhuk..pftt.. haha..Menarik.." tiba-tiba dia tertawa ditengah tengah rasa sakit itu dan membuat name serta Mash, merasa ngeri ngeri sedap.
"Ayo buat kesepakatan rambut jamur dan rambut uban."
"Kalau kalian menuruti permintaanku, kalian dan kakek penyot itu akan kubebaskan."
"Kesepakatan?" Tanya mash.
"Setahun sekali di negri ini, ada satu murid teladan yang dihormati sebagai pilihan dewa. Dan disebut 'Visioner Suci'"
"Terpilih lah menjadi itu, dan pergilah ke sekolah sihir."
"Singkat nya kalau kau terpilih, berarti dewa mengakui mu. Tentu nya aku hanya menginginkan kekuasaan dan kekayaan, dan tentu saja aku akan mendukung mu, serta gadis itu juga."
"Jangan dengarkan dia Mash! Itu kata-kata yang barusan menjadi musuh kita!" Teriak babe retro.
"Pftt..Terserah mau ragu atau tidak. Tapi kalau menolak kami akan memburu kalian seumur hidup."
"Aku terima!" Jawab name tanpa ragu. Tentu name menerima nya tanpa ragu, karena Wibu mana yang tak mau bertemu para husbu tampan kesayangan yang pada ngendok di akademi sihir itu??.
"Name! Kau waras nggak?!!" Teriak babe retro sembari menangis imajiner.
"Baiklah, aku terima. Jika name terima aku juga terima." Jawab Mash datar.
"Mashh! Kau juga waras nggak sih?!! Itu sekolah sihir, tahu!!" Teriak babe yang menangis imajiner untuk kedua kalinya.
"Tenang saja babe, motivasi ku lebih kuat dari siapa pun" jawab Mash.
"Ini bukan soal masalah motivasi!" Teriak babe retro.
"Selain itu..aku ingin kita menjalani hidup damai lagi.., aku, name, dan babe.."
"Sungguh anak yang baik...Putraku!" Babe retro menangis imajiner.
.
.
.
.
.
..
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Hidup damai dengan babe dan (name)..""Kalau dunia ini tak membiarkan hal lumrah seperti itu.. Maka cukup ku hancur kan saja."
(Name) hanya menangis imajiner dibelakang Mash. "Cukup hancur kan saja, katanya.." batin name.
"Dengan tinju ku!"
Yoshh "Misi Untuk Hidup Damai"
Dinyatakan selesai!Selanjutnya: 八 Ujian Akademi Sihir Easton
TBC_
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑴𝒂𝒈𝒊𝒄 𝑾𝒆𝒍𝒍 | 𝖬𝖺𝗌𝗁𝗅𝖾 × 𝖱𝖾𝖺𝖽𝖾𝗋𝗌 ꨄ (𝖡𝖺𝗌𝗂𝖼)
Fanfiction"hᥲᥲ?? ᥴᥙmᥲ ȷᥲ𝗍ᥙh kᥱsᥙmᥙr, k᥆k mᥲsᥙk іsᥱkᥲі?! ᥡᥲᥒg ᑲᥱᥒᥱr ᥲȷᥲ? ᥡ᥆k ᥣᥲh gᥲs ᑲᥙᥲ𝗍 hᥲrᥱm!!" [ 𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨 ] - [Season 1] *Author: A-aku juga mau.. *(Name): Author sesad ngga diajak! ɳαɱҽ || ძᥙᥒіᥲ kᥙ ძі⍴ᥱᥒᥙһі ᥆ᥣᥱһ ᥴ᥆gᥲᥒ mᥲsһᥣᥱ ძᥲᥒ ძᥲᥣᥱmᥲᥒ~ ოísí ղα...