"Manusia tercipta untuk menjadi nyata, bukan untuk menjadi sempurna"
Istirahatlah, jika memang dirasa sudah terlalu lelah.
Karena hidupmu terlalu berharga untuk sesuatu yang sia-sia.•••
Plak!
Gavin memegang pipinya yang berdenyut sakit dengan tangan yang bergetar. Wajahnya terlihat tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi kepadanya.
Dengan tatapan penuh kesedihan gavin melihat wajah ayahnya yang baru saja menamparnya dengan tangannya sendiri.
Di sana, dapat gavin lihat dengan jelas wajah ayahnya yang melihatnya dengan tatapan kemarahan tanpa ada sedikitpun rasa penyesalan karena telah menampar wajahnya.
Tidak tahan melihat wajah ayahnya, gavin beralih melihat wajah kedua kakak lelakinya yang berdiri di samping ayahnya dengan tatapan kesedihan. Berharap gavin dapat melihat sedikit saja kasih sayang untuknya dari kedua kakaknya dan bersedia memberikan satu saja harapan untuk gavin yang merupakan adik bungsu mereka.
Tapi harapan hanyalah harapan yang tidak selamanya bisa menjadi nyata.
Bukan sebuah tatapan kasih sayang ataupun rasa kasihan yang gavin lihat di wajah kedua kakaknya. Melainkan hanya sebuah tatapan dingin dan tidak peduli yang mereka berikan kepadanya. Seolah-olah gavin adalah orang asing yang tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka berdua dan berhak mendapatkan tamparan dari ayahnya.
Melihat itu gavin hanya bisa merasakan hatinya semakin hancur dan sakit.
Ditambah suara dari orang-orang yang menyaksikan apa yang terjadi kepadanya. Entah itu suara dari orang-orang yang merasa senang dengan kemalangannya ataupun orang-orang yang merasa kasihan kepadanya.
Gavin dapat mendengar semuanya dengan jelas bagaikan lagu yang menggema di ruangan tertutup.
Hingga tatapan terakhirnya gavin arahkan ke seorang gadis yang berdiri di tengah-tengan ayah dan kedua kakak laki-lakinya.
Seorang gadis dengan wajah polos yang membuat setiap orang menyayangi dan selalu berusaha melindunginya.
Seorang gadis yang beberapa bulan lalu resmi menjadi bagian di dalam keluarganya sebagai putri kesayangan ayah dan kedua kakaknya.
Sekaligus gadis yang telah merebut posisi gavin sebagai bungsu di keluarganya. Tidak hanya posisinya saja, tapi juga semua hal yang gavin miliki.
Gadis ini jugalah yang telah membuat ayahnya hingga tega menampar gavin untuk pertama kalinya.
Walaupun sejak kecil ayahnya tidak pernah memberikan kasih sayangnya kepada gavin dan selalu mengabaikannya. Tapi tidak pernah sekalipun ayahnya memukulnya. Karena semarah-marahnya ayahnya kepada gavin, dia hanya akan menghukumnya dengan tidak memperbolehkannya keluar dari kamarnya selama beberapa hari saja.
Tapi sekarang? Ayahnya bahkan dengan tega menamparnya di depan umum. Di saat pesta ulang tahunnya sendiri dan di saksikan banyak orang.
Mungkin gavin tidak akan sesakit dan sehancur ini jika memang apa yang terjadi ini di sebabkan oleh kesalahannya.
Tapi masalahnya, jangankan merasa bersalah. Gavin bahkan tidak tahu sama sekali kesalahan apa yang telah dia buat!
Gavin bahkan baru saja datang ke pestanya, tapi tiba-tiba saja ayahnya menampar dan menyuruh gavin untuk mengakui kesalahan yang tidak ia lakukan! Tanpa sedikitpun menjelaskan apa yang sudah terjadi dan membiarkan gavin untuk membela dirinya.
Dari sanalah gavin akhirnya sadar jika sekuat apapun ia berusaha untuk meyakinkan ayah dan kakaknya atas kesalahan yang tidak ia lakukan. Pada akhirnya gavin tetap akan di anggap bersalah dan berhak untuk di hukum.
Kenapa gavin baru sadar sekarang? Jika semua usaha dan pengorbanannya selama ini untuk mendapatkan kasih sayang ayah dan kedua kakaknya hanyalah sesuatu yang sia-sia!
Seharusnya gavin sadar sejak semua orang mengatakan jika gavin adalah pangeran yang tak diinginkan dan diabaikan oleh keluarganya.
Pangeran yang dianggap sebagai pembawa sial hanya karena kelahirannya membuat permaisuri atau ibunya sendiri meninggal dunia saat melahirkannya.
Membuat ayah dan kedua kakaknya membencinya dan mengabaikannya sejak dia lahir. Hingga tega menggantikan posisinya dengan orang asing yang tidak terikat dengan darah sedikitpun.
Orang asing yang sekarang menjadi kesayangan mereka semua. Bahkan melebihi gavin yang merupakan bagian dari mereka.
Bagian yang tidak diinginkan.
Sudah cukup!
Gavin menyerah. Dia sudah lelah bertahan selama ini. Bertahan mengejar dan mengemis kasih sayang keluarganya sendiri.
Gavin tau akhirnya akan seperti ini. Tapi gavin tidak tahu jika semuanya akan berakhir semenyakitkan ini.
Gavin hancur! Dia kecewa dan merasa putus asa dengan semuanya. Hingga rasanya gavin ingin mati saja saat ini dan pergi menyusul ibunya di surga sana.
Tapi gavin tidak ingin menyia-nyiakan pengorbanan ibunya yang telah melahirkannya kedunia ini dengan taruhan nyawanya.
Gavin tidak ingin ibunya juga kecewa dan membencinya.
Karena itulah gavin tidak akan bunuh diri!
Biarkan saja ia mati di waktu yang sudah di tetapkan.Lagipula, gavin yakin jika waktunya sudah tidak lama lagi.
Bukankah tanaman akan layu sebelum mati?Dan sekarang, gavin sudah menjadi tanaman yang layu setelah sekian lama tak di urus.
Hanya tinggal menunggu waktunya saja sampai dirinya benar-benar mati.
Gavin membungkukkan setengan tubuhnnya ke hadapan ayah dan saudaranya bagaikan seorang bangsawan yang patuh.
"Maafkan hamba yang mulia atas kesalah hamba kepada tuan putri melisa. Semoga kemuliaan dan kebahagiaan selalu menyertai sang matahari dan bintang Azergas"ucap gavin kepada ayahnya dan melisa;saudari angkatnya sebelum kemudian gavin pergi dari ruangan pesta itu.
Meninggalkan ayah dan saudaranya yang tidak peduli kepadanya dan kembali melanjutkan pesta itu tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Seolah-olah apa yang terjadi kepada gavin tidak pernah terjadi.
Setelah keluar dari ruangan pesta itu. Gavin pergi ke taman utama istana kekaisaran. Tempat dimana mendiang ibunya dulu sering bersantai dan menghabiskan waktunya.
Dilihatnya bulan purnama yang bersinar dengan indahnya dilangit dengan wajah sendu dan tatapan penuh keputus asaan dan kesedihannya.
"Ibu, gavin menyerah"
•••
🌹Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Prince
Teen FictionGavin sudah lelah hidup sebagai pangeran yang di abaikan oleh ayah dan kedua kakak lelakinya sendiri selama 15 tahun lamanya. Gavin benar-benar sudah lelah mengemis kasih sayang mereka. Sekarang gavin sudah tidak peduli lagi dengan apa yang terjad...