Hello Guys! Another inspiring story to share!
Kemarin Rabu (27/03) aku berkesempatan untuk ngobrol dengan Kak Putri seorang yang memiliki AVM (Anteriovenous Malformation) penjelaaannya ada bejolan di kaki yang disebabkan nihilnya pembuluh darah vena sehingga terjadi benjolan. Yang menyebabkan tergangunya mobilitas beliau dan akhirnya memutuskan untuk mengamputasi kakinya di tahun 2022
Beliau adalah LPDP Awardee dari Kalimantan dan sekarang sedang menempuh pendidikan Magister di University of Manchester (UOM), jurusan Education PsycologySurprisingly beliau mempunyai background yang mirip dengan saya mulai dari cara orang tua membersarkan anaknya. Stigmasisasi yang dimiliki orang tua dengan anak berkebutuhan khusus, lalu kami juga mengalami pengalaman hidup yang mirip seperti dulu kalau ada orang yang tanya saya kenapa saya akan menjawab "oh ini hanya keseleo biasa" agar tidak panjang menjelaskan apa yang terjadi kepada saya sebenarnya. Begitu juga beliau. Karena merasa malas menjelaskan kondisi panjang lebar kepada orang lain. Kami juga bercerita bagaimana kami pada akhirnya bisa menerima kondisi yang kami miliki.
Dan kami mempunyai kesamaan yaitu ingin membantu anak anak berkebutuhan khusus. Beliau ingin fokus di dunia pendidikan dimulai memotivasi SDM-SDM yang pontensial untuk belajar mengenai Special Needs education di luar negeri. Dan beliau ingin menunjukan kalau beliau saja bisa mencapai titik ini kenapa kalian tidak? Lalu Kak Putri memiliki gagasan untuk membuat curriculum untuk anak-anak disabilitas. Kak putri juga menyampaikan kita bisa berkolaborasi dengan orang "normal" lainnya untuk mengeksekusi plan yang nanti kita buat.
Di pandangan Kak Putri ada beberapa pendapat mengenai pertanyaan :" Hal apa sih yang perlu ditingkatkan untuk pendidikan disabilitas di Indonesia?"
- SDM - untuk meningkatkan SDM bisa dengan quata untuk eduacation in special needs untuk orang-orang yang memang mau terjun di bidang tsb harus ditambah
- Fasilitas untuk menyalurkan ilmu yang sudah dipelajari masih kurang
- Di Indonesia, SLB dan sekolah inklusi dipandang sebelah mata
- Kurangnya trainning untuk guru-guru pengajar disabilitas- Edukasi ke orang tua yang memiliki anak disabilitas
Selain itu, apa yang kita bisa lakukan sebagai individu? Kami setuju bahwa perubahan memerlukan waktu dan itu bisa dimulai dari hal kecil yang konkret seperti membangun ruang ngobrol disabilitas di UK disitu kami bisa saling sharing mengenai life experience, how we deal with bullying, how we feel, dllDan ini sudah kami mulai per hari ini dengan langkah awal membuat whatsapp group dan meng-undang orang dengan disabilitas yang kami kenal yang sedang berkuliah di UK. Kami berharap, group kecil ini nanti akan berkembang menjadi komunitas lalu organisasi dan seterusnya. Untuk 1 tujuan yaitu : Empowerment. Karena kami sadar dan senang bila menemukan teman seperjuangan, dan bisa berkerja sama untuk masa depan yang lebih baik.
1 kalimat yang meaningful dari Kak Putri :"Aku sudah sejauh ini, jangan nyerah, biar ga sia-sia."
Lastly, kami berdua punya mimpi yang sama yaitu membangun foundation untuk anak-anak berkebutuhan khusus, masih belum jelas bagaimana bentuknya. Tapi atleast for now we have the idea and willpower to do that in the future. Hehe thank you uda baca sampai akhir ya! Lorenzo
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Menyerah ya Kawan !
Non-FictionIni cerita mengenai Kak Putri (Real life story) yang menderita AVM (Anteriovenous Malformation) penjelaaannya ada bejolan di kaki yang disebabkan nihilnya pembuluh darah vena sehingga terjadi benjolan. Yang menyebabkan tergangunya mobilitas beliau d...