.
.
.
"Park Sunghoon!"
Seseorang yang dipanggil itu hanya menulikan pendengarannya saat teriakan itu menggema di seisi rumah. Ia mengabaikan orangtuanya yang menatapnya dengan amarah.
"Sudah berani membantah Papamu, Park Sunghoon? Apa kau pikir aku tidak tahu kalau kemarin kau mengikuti lomba ice skating bodoh itu hah?!"
Sunghoon hanya diam, tak berniat sama sekali membalas Papanya yang sudah murka. Sementara Mama Sunghoon berusaha menenangkan suaminya.
"Sudahlah Papa.. Biarkan Sunghoon mengikuti lomba itu sekali saja.. Lagipula Sunghoon juga menang kan? Apa Papa tidak bangga dengan Sunghoon?" bujuk Mamanya, menatap Sunghoon penuh sayang.
Papa Sunghoon berdecih, "Tch, bangga? Aku tidak akan pernah bangga jika anakku melakukan hal menjijikkan seperti itu di depan umum."
Tangan Sunghoon mengepal, berusaha menetralkan amarahnya yang meluap dalam dirinya. Tapi dia tak bisa melakukan apa-apa selain diam.
"Papa, itu keterlaluan." Mama Sunghoon memperingatkan, lalu matanya melembut ketika menatap anak lelakinya yang tengah menaiki tangga dalam diam.
"Keterlaluan? Apa kau sudah membela anak itu sekarang? Apa tidak cukup anak kita yang satu itu terjun ke dunia tari hah? Bagaimana dengan reputasiku sebagai dokter? Dia itu laki-laki, harusnya ia lebih memilih menjadi dokter daripada seorang atlet es yang aneh seperti itu." Papa Sunghoon mengeraskan suaranya, sengaja agar anak bungsunya itu mendengar perkataannya.
"Papa, sudahlah. Papa menyakiti perasaan Sunghoon."
Sunghoon tentu saja tak tahan lagi mendengar cercaan-cercaan itu. Dengan cepat ia berjalan menuju kamarnya, persetan dengan papanya atau hukuman sialannya itu.
Sampai di kamar, Sunghoon segera melempar dirinya ke kasur. Raut kelelahan terlihat jelas di wajahnya. Sambil memejamkan matanya ia bergumam lirih.
"Kapan papa bisa memahamiku?"
Sunghoon menghela nafasnya kasar. Menjadi penanggung ekspektasi keluarga memang melelahkan, bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya, diatur keluarganya, itu sudah seperti keseharian Sunghoon.
Papa Sunghoon itu seorang dokter bedah yang lumayan terkenal di Seoul, begitu juga dengan Mamanya. Reputasinya yang lumayan berada membuat ia disegani oleh banyak orang. Tak heran sikap angkuh bisa menjadi bagian dari dirinya.
Park Mina, kakak perempuan Sunghoon, sudah dilatih untuk menjadi dokter juga sedari kecil. Selalu belajar kapanpun, tidak ada waktu bermain dengan teman sebayanya, hari-harinya hanya dilakukan untuk belajar saja. Awalnya, Mina memang menurut pada papanya. Namun setelah ia beranjak dewasa, Mina malah menjadi pembangkang karena iri dengan kehidupan teman-teman lainnya yang bebas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor, SunSun
FanfictionMereka punya kisahnya, tapi dunia punya normanya. Contains BxB, Kissing, Romance, Teenage life, Family issues, 18+ © floreapetals, 2023.