Kring........
Suara bel berbunyi di sepanjang lorong sekolah yang menandakan waktu istirahat tiba. Para siswa pun berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Kebanyakan tujuan mereka adalah kantin sekolah tapi tidak jarang para siswa hanya keluar kelas untuk jalan-jalan karena mereka sudah membawa bekal. Sama halnya dengan Elisha dan ketiga sahabatnya yang saat ini berada di salah satu bangku kantin.
" El nanti pulang sekolah ikut ngumpul nggak?" Tanya Jessica.
" Anak ekskul mau kumpul?" Tanya Elisha.
"Iya, soalnya semalam di grup anak-anak minta manjat tebing di deket pantai biru,"
"Wah enak tuh di sana , mungkin nanti aku ikut," jawab elisha.
Jessica menganggukkan kepalanya saat mendengar jawaban dari elisha. Mereka pun melanjutkan makan mereka setelah mendengar percakapan antara Jessica dan Elisha. Sama halnya dengan Revi dan salsa yang sejak tadi hanya menyimak pembicaraan antara Elisha dan Jessica.
" Eh besok jangan lupa kerkom di rumah gue ya," ucap salsa .
" Bentar emang kita ada tugas apaan?" Tanya Revi.
" Itu loh seni budaya yang bikin patung,"jawab elisha.
" Oh, tugas itu jadi rencananya kita mau buat patung apa?"tanya Jessica.
" Oh jadi kita mau bikin model jenglot kayak gimana?" Tanya Revi.
"Ngawur emang ini anak," ucap Jessica sambil mencubit pipi Revi.
"Lah emang diantara kita ada yang pinter bikin patung? Nggak ada kan palingan kalau nggak jadi berhala ya jenglot hehe," jawab Revi.
" Ya nggak gitu juga dong Revi kita kan bisa belajar buat bentuk karakter atau benda lainnya lewat sosial media," jawab elisha .
" Nah bener tuh El, yang gampang bikin karakter apa ya?" Ucap salsa.
" Udah di pikir besok aja pusing gue dengernya," ucap Jessica.
Mereka berempat pun segera kembali ke kelasnya setelah pembicaraan tersebut. Seperti biasa mereka berempat itu sering menjadi sorotan setiap kali berjalan bersama. Karena selain kecantikan mereka mereka juga terkenal di bidang yang berbeda. Seperti salsa adalah ketua ekskul memanah. Revi terkenal sering mengikuti lomba tari dengan skala nasional . Jessica adalah putri dari donatur yayasan dimana mereka bersekolah. Dan yang terakhir ada Elisha, dia terkenal sebagai ratu akademik karena selama tiga tahun ini ia selalu mendapatkan rangking satu paralel yang membuatnya mendapatkan beasiswa penuh sejak kelas sepuluh.
Di SMA Bahana Nusantara pada dasarnya para siswa memang tidak di wajibkan untuk memakai jilbab dan menutup aurat. Itu karena siswa disana juga tidak beragama Islam saja tapi ada banyak juga yang beragama lainnya seperti kristen, Katholik, budha dan Hindu. Itu sebabnya jarang ada siswa yang memakai jilbab. Dan Elisha adalah salah satu dari segelintir siswa yang memilih memakai hijab. Hal itu membuat Elisha mudah dikenali walaupun dari kejauhan. Karena hanya dia siswa yang memakai hijab dengan baju yang sedikit kebesaran tidak lupa dengan kacamata yang selalu ia pakai itu.
Saat ini di kelas mereka sedang di sibukkan dengan ulangan mendadak . Terlihat banyak para siswa yang mulai menggaruk kepalanya karena bingung mau menjawab apa. Tapi ada juga sebagian yang mulai melakukan transaksi jawaban secara ilegal.
"Permisi Bu, saya mau ijin ke toilet," ucap elisha .
" Kamu sudah selesai atau belum?" Tanya guru itu.
" Sudah, ini Bu lembar jawaban saya," ucap elisha sambil memberikan secarik kertas yang ia bawa tadi.
" Ya sudah kalau begitu," ucap guru itu sambil menerima kertas dari elisha.
" Terimakasih Bu , " ucap Elisa yang kemudian berlari keluar dari kelas.
Guru itu hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat Elisha yang berlari keluar dari kelas. Para guru jelas sudah hafal dengan kebiasaan unik Elisha yang selalu berhasil membuat semua guru hanya bisa geleng-geleng kepala melihat. Tidak jarang tingkah ajaib Elisha itu membuat gadis itu terluka, seperti saat ini. Ia tidak sengaja menabrak punggung seseorang sampai ia jatuh terduduk.
" Aduh," ucap elisha.
Seketika orang yang di tabrak oleh Elisha pun berbalik badan. Tampak orang itu terkejut saat melihat Elisha yang saat ini yang duduk dengan wajah yang meringis kesakitan. Sepertinya kaki gadis itu terkilir , bukan karena tertabrak orang itu tapi karena kebiasaan jalan aneh elisha yang terkadang berjalan sambil melompat tidak jelas kalau ia merasa gembira.
" Astaga El , Lo eh kamu nggak papa?" Ucap orang yang tertabrak oleh Elisha.
" Nggak papa kok dan ish...," ucap Elisa yang di akhiri dengan ringisan saat ia berusaha untuk berdiri.
"Kayaknya kaki Elisha terkilir ," ucap guru ekonomi yang sedari tadi berbicara dengan Aidan atau orang yang di tabrak oleh Elisha.
"Masih bisa berdiri nggak El?" Tanya Aidan.
" Bisa kok ," jawab elisha yang menerima uluran tangan dari Aidan.
" Aidan kamu bantu Elisha ke UKS ya,"ucap guru itu.
" Iya pak, saya permisi dulu ,"
Aidan segera memapah Elisha menuju ke UKS yang berada di lantai satu. Dengan perlahan Aidan memapah Elisha berjalan. Sesekali gadis itu meringis kesakitan saat mereka berjalan.
" Dan bisa berhenti bentar,"
" Kenapa El ? Sakit banget ya ? Atau mau aku gendong?"
" Nggak , bentar aku mau ke toilet," ucap Elisha sambil menunjuk toilet yang di dekat mereka.
Dan akhirnya Aidan pun mengantar Elisa sampai di depan toilet perempuan. Elisha pun berjalan dengan tertatih-tatih masuk ke dalam toilet perempuan. Aidan sudah tidak terkejut kalau melihat Elisha terkilir karena itu adalah pemandangan yang sering ia jumpai . Itu karena ia dan Elisha itu satu ekstra kurikuler yaitu pecinta alam.
" Lo ngapain dan di depan toilet cewek, ngintip ya lu?"ucap Joshua sambil menepuk pundak Aidan.
" Nggak lah ,"
" Terus , kalau nggak ngintip lu ngapain disini anjir," Joshua mengatakan itu sambil menaik turunkan alisnya.
" Aidan kok kamu masih disini?" Tanya Elisha yang baru keluar dari toilet.
" Udah ayo ke UKS," ucap Aidan yang langsung memapah Elisha kembali ke arah UKS.
Mereka berdua meninggalkan Joshua yang saat ini menatap heran. Karena ia tidak biasa melihat Aidan yang mendekati Elisha secara terang-terangan. Biasanya pemuda itu hanya melihat Elisha dari kejauhan baik saat sekolah ataupun saat ekstra kurikuler.
" Loh Elisha, kenapa lagi sekarang?" Tanya perawat di UKS.
" Jatuh Bu," jawab Elisa sambil tersenyum.
"Kamu duduk sana dulu El," ucap perawat itu sambil menunjuk tempat tidur yang kosong.
" Aku tinggal ya," ucap Aidan.
" Ah iya , makasih,"
Elisha pun segera di tangani oleh perawat UKS sesaat setelah Aidan keluar. Untungnya kali ini kondisi kaki Elisha tidak separah beberapa Minggu kemarin. Ia bahkan waktu itu harus berjalan panjang selama dua Minggu lamanya setelah terperosok saat mendaki gunung .
" Elisha kamu istirahat dulu di sini sebentar ya biar saya hubungi guru yang di kelas kamu," ucap perawat itu.
" Iya Bu terimakasih," ucap Elisha.
Ia pun merebahkan tubuhnya di kasur yang ada di sana. Perawat itu kemudian mendekati Elisha dan memeriksa kondisi kakinya. Kemudian memberikan salep untuk merilekskan kaki Elisha yang keseleo.
" El, inget ya nggak boleh lari-larian dulu ," ucap perawat itu.
" Iya Bu,"
"Kadang saya itu heran sama kamu, cantik cantik pecicilan," ucap perawat itu sambil menggeleng kepalanya.
Sedangkan Elisha hanya tersenyum sambil berjalan tertatih kembali ke kelasnya.
)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Rahasia
Teen Fictionkarena suatu alasan Elisha yang saat ini masih menginjak bangku kelas dua belas harus menikah dengan seseorang secara sembunyi-sembunyi. Bukan karena ia hamil duluan, buktinya ia bahkan masih bisa sekolah dengan tenang tanpa ada yang tahu kalau ia s...