DIAMNYA SI CAPER

11 0 0
                                    

29 Maret 2024 (Saat sedang menulis bab 1)

"Kenapa aku harus memilih ini! seharusnya aku masuk saja ke ilmu hukum, paling tidak ya ke teknik sipil atau teknik informatika saja."

Kalimat sesal itu terus terusan terucap setiap kali aku menyerah dalam menjalani pendidikan ku.
Tidak mudah berada pada posisi ini, sangat berbeda dengan mahasiswa lain.

Aku berada di akhir masa kuliahku dan aku bukan seorang mahasiswa yang cukup pintar, tapi cukup vokal. Aku sangat vokal dalam menyuarakan opiniku soal presentasi teman temanku atau hanya sekedar meramaikan suasana kelas.

Aku tau hal ini paling dibenci oleh kawan kawanku yang malas research soal materi yang mereka sampaikan sendiri, mereka hanya copy paste dan membaca didepan kelas.

Padahal opini dan pendapatku masih seputar topik yang kalian bahas, tetapi kalian malah kebingungan soal topik kalian sendiri. Dan menyalahkanku yang bertanya atas kebingungan yang muncul dari pernyataan yang kalian buat.

Kalau malas research paling tidak kalian tahu soal ini, kalau tidak mau efforts ya lebih baik tidur dirumah sambil ditimang bak bayi yang belum punya tujuan!.

Aku pernah diam dalam beberapa kali kesempatan karena aku malas dan aku sangat mengantuk.
Aku mengambil duduk dipojokan sambil mencuri curi waktu tidur.

Tuhan sangat baik kepadaku, aku diberikan kelebihan dimana jika aku tidur, hanya mataku saja tapi tidak dengan telingaku. Ya! Telingaku masih bisa mendengar meskipun aku terlelap.

"HARUS ADA YANG TANYA!" suara lantang dosenku mengheningkan satu kelas, dan suara itu membangunkanku dari tidurku.

Dengan mengusap usap mataku yang merah karena terbangun dari tidur singkatku, aku hanya melihat mereka dari bangku ku.

Raut wajah mereka cukup kebingungan, mengkode agar ada yang bertanya. Sialnya teman temanku yang lain malas bertanya, karena mungkin mereka juga malas karena sering dianggap cari muka di depan dosen karena sering bertanya setiap ada sesi tanya jawab. Atau mungkin mereka tidak paham dengan isi materi itu, atau hanya mereka malas bertanya. Ah sudah lah itu hanya perasaanku yang menerka nerka saja.

"Kalau tidak ada yang bertanya saya yang tanya, oke pertanyaannya (melontarkan tanya) bagaimana pendapat kelompok kalian?"

Setelah dosenku bertanya, entah kenapa aku sangat bahagia. Karena pertanyaan dosen lebih rumit bukan, daripada pertanyaan teman temanmu ini.

Setelah mereka menjawab suasana kelas mulai hidup kembali, muncul opini dan perdebatan baru lalu terjadilah diskusi. Perdebatan cukup kompleks karena menurut teman tema, hal yang mereka sampaikan tidak seperti itu secara teori dan secara fakta lapangan.

mereka menatap sinis kepada teman teman seolah olah mereka di intimidasi dengan pertanyaan pertanyaan ini.

ah sudahlah kita hanya manusia sok pintar dimata mereka yang malas mencari tau.

-Selesai-

Hi! ini hanya cerita pendek yang mungkin dalam setiap partnya akan berbeda. Selamat Menikmati cerita ini, dan jika berkenan doakan aku agar dipermudah dan dilancarkan pada fase ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAHASISWA AKHIR BERCERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang