•Part 6: Lio dan Papi__ Jangan buang Lio Papi

999 124 6
                                    

Happy reading

*

*

Terimakasih buat kalian yang masih menunggu book ini
Jangan lupa votenya kakak
Nggak bayar kok

*

*

"Kok Papi kamu nakal begitu? Papi kamu nggak sayang ya sama kamu?"

Pertanyaan itu terus berputar di kepala kecil Lio. Bocah itu hanya diam dengan tangan yang bergerak mengaduk-aduk serealnya. Hal itu tak lepas dari perhatian Gilang yang duduk di sampingnya. Sudah sejak kemarin putranya bersikap begini. Tepatnya ketika Lio pulang sekolah, bocah itu jadi terlihat lebih banyak diam. Bahkan Lio yang biasanya selalu tertawa dan membalas ketika di jahili Gilang, sejak semalam hanya diam meskipun sesekali merengek kecil.

"Adek? Kenapa nggak dimakan serealnya?" tanya Gilang sambil menghentikan kegiatannya mengerjakan tugas kuliah. Lio menatap Gilang sekilas kemudian menggeleng. Tatapannya ia bawa kembali untuk melihat mangkuk serealnya yang sudah tak menggugah selera.

"Ngantuk mungkin Lang. Di buatin susu aja, habis itu ajak tidur," usul Anang yang juga berada di ruang tengah bersama Gindra.

"Papi buatin susu dulu, ya, Dek." Gilang hendak beranjak namun tangan kecil Lio menahannya.

"Ikut ..." cicit Lio sambil menunduk.

Gilang tersenyum kecil. "Ayo."

Dengan Lio di gendongannya, Gilang berjalan menuju dapur. Satu tangannya menahan bobot tubuh Lio di sebelah kiri sedangkan tangan kanannya meraih satu kotak susu soya.

Lio memiliki alergi pada susu sapi. Hal itu baru di ketahui waktu kunjungan para orang tua mereka saat anak-anak pertama kali datang. Jenia dan Jonathan ikut di buat panik saat Lio yang tiba-tiba muntah setelah Jenia memberikan cucunya susu sapi. Beruntung ada Winata yang dengan sigap melakukan pertolongan pertama untuk Lio. Semenjak hari itu, baik Gilang maupun sahabatnya yang lain begitu berhati-hati dalam memberikan makanan untuk Lio. Bintang, Anang, dan Lingga bahkan mewanti-wanti anak mereka untuk tidak membiarkan Lio mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung susu sapi.

Selesai membuat susu, kini Gilang membawa Lio menuju kamar. Gilang tersenyum sendu ketika sang anak langsung berbaring sambil meminum susunya. Kebiasaan mengerjai Lio sebelum tidur kini tak Gilang lakukan ketika melihat ada yang aneh dengan mood putranya.

"Dek," panggil Gilang sambil merebahkan tubuhnya di samping Lio. "Adek ada masalah?"

Lio melepaskan botolnya sambil menggeleng. "Ndak ada."

Gilang menghela nafas. Tangannya beralih mengambil botol Lio yang telah habis kemudian meletakkannya di atas nakas. Gilang menarik tubuh kecil Lio agar mendekat ke arahnya. Lio masih tetap diam dengan mata sayunya yang perlahan mulai tertutup.

"Papi ..." panggil Lio lirih. Gilang merespon dengan gumaman. Tangannya bergerak mengusap punggung Lio perlahan.

"Janan buang adek kalau Papi ndak sayang lagi, ya." Ucapan lirih Lio membuat Gilang menghentikan gerakannya. Ia menurunkan pandangan, melihat bagaimana Lio yang sudah terlelap sambil menghisap jempolnya.

Become A Papa||00LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang