Chapter 2

231 66 9
                                    

Enjoy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Enjoy Reading!

.
.
.
.
.



Entah bagaimana suasana dirumah besar itu berubah mencekam, ekspresi Jaein yang datar dan eskpresi Taeho yang terlihat tidak tertarik kini menarik perhatian Lee Jungha.

"Kau tahu Tuan Lee, kami tidak pernah melakukan projek bersama seperti ini." Ucap Jaein sembari melirik Taeho.

Jungha menarik nafas berat, sudah ia duga mempertemukan dua shaman terhebat di Korea tak akan semudah itu. "Aku berjanji, kasus yang menimpaku tak semudah itu sehingga aku mempercayai kalian berdua untuk menyelesaikannya." Jungha menggigit bibirnya, merasa semakin gusar.

Taeho merogoh sakunya, mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya lalu mengambil pemantik api. Ia menatap Jungha, meminta persetujuan dari pemilik rumah.

Jungha mengangguk, memberikan izin untuk Taeho mengisap gulungan tembakau itu. Sementara Jaein menatap sinis ke arah Taeho.

"Baiklah, bisa kau coba jelaskan kasus seperti apa yang akan kami hadapi." Ucap Taeho setelah menyemburkan asap dari mulutnya.

Jungha meneguk ludahnya kasar, "Aku selalu diganggu arwah leluhurku." Ucap Jungha dengan nada tercekat.

"Sedari kecil aku selalu diganggu oleh makhluk mengerikan itu. Saat kecil aku pernah melakukan pengobatan pada seorang shaman, kuduga shaman itu adalah Ibumu Nona Jaein." Ucap Jungha sembari menatap Jaein.

Jemari Jaein mulai bergerak tidak nyaman setelah mendengar itu. Ia tahu kasus yang selalu dikerjakan oleh Ibunya pasti kasus berat.

"Ibumu bilang, hantu hantu yang selalu menggangguku adalah leluhurku, kakek dan nenekku. Aku tidak mengerti kenapa mereka terus menggangguku. Ayahku juga sering diganggu tetapi Ayahku tak pernah bercerita kenapa Kakek dan Nenekku selalu mengganggu kami." Lanjut Jungha.

Taeho menghembuskan asap rokok yang diisapnya dalam dalam. Sesekali matanya mencuri pandang ke arah Jaein, karena sejujurnya ini adalah pertama kalinya mereka bertemu secara langsung.

"Apakah Ibuku tidak pernah mengatakan sesuatu?" Tanya Jaein penasaran.

Jungha menggeleng pelan, "Aku hanya ingat Ibumu pernah berkata pada Ayahku, 'sesuatu yang harus dituntaskan, maka tuntaskan' tapi aku tidak paham maksudnya apa. Ayahku selalu diam membisu dan kami terus melakukan pengobatan, namun sayangnya hanya bisa menangkal hantu hantu itu selama beberapa hari."

Taeho mengangguk, mengetukkan batang rokoknya ke asbak agar abu yang terbakar tidak mengotori lantai. "Sepertinya memang bukan kasus biasa."

Jaein terdiam, berusaha menyusun potongan potongan puzzle dari cerita Lee Jungha. "Sepertinya perlu dilakukan upacara pendoaan terlebih dahulu." Ucap wanita itu tiba-tiba.

"Jadi kalian setuju untuk bekerja sama?" Tanya Lee Jungha, wajahnya yang semula muram kini berubah cerah.

Jaein dan Taeho saling melirik, belum ada kesepakatan dari keduanya sehingga tidak bisa memberi jawaban secepatnya. "Akan kami coba diskusikan terlebih dahulu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Middle Of The NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang