Chapter 1

337 77 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"Kau... wanita sialan! Beraninya kau mengusirku..." Wanita itu mulai menggeram, menatap Ibu gadis itu dengan tatapan marah.

Gadis kecil itu mundur selangkah kala wanita separuh baya yang terikat itu menatapnya tajam, lalu menyeringai dengan lebar, membuat siapapun yang melihatnya bergidik ngeri.

Tubuhnya bergetar, rasa takutnya semakin membuncah. Dimata orang lain mungkin yang terikat disana hanyalah wanita tua biasa. Tapi yang gadis kecil itu lihat berbeda.

Gadis itu semakin mendongak, menatap dua mata yang merah menyala dengan gigi taring berantakan. Sosok itu sangat besar, muka yang setengah rusak dengan rambut gimbal menyeringai ke arahnya. Tubuhnya yang tinggi itu membuat sosoknya terlihat lebih menakutkan, terikat oleh tambang besar yang sudah di olesi oleh darah kuda.

"Gadis itu... akan kubawa pulang ke tempat asalku." Desis makhluk itu bersamaan dengan wanita paruh baya yang masih terikat.

"Bacalah mantranya..." ucap Ibunya sembari menatap putri sulungnya khawatir.

Gadis itu membeku, kala makhluk menyeramkan itu kini mulai lepas dari ikatannya. Melayang ke arahnya dengan perlahan, mulutnya pun meneteskan cairan menjijikan.

"Baca! Bacalah mantranya..." Wanita dengan hanbok putih itu berusaha berlari menjauh, mengambil sebaskom air dengan daun palm yang sudah disiapkannya.

Namun gadis kecil itu masih membeku, tubuhnya mendadak kaku tak bisa mengucapkan apapun. Hingga makhluk menyeramkan itu semakin dekat, melesat ke arahnya dengan mata melotot dan seringaian lebar.

"Baca mantranya, Jaein!!" Jeritan Ibunya semakin kencang kala tubuh gadis kecil itu ambruk, ditabrak oleh makhluk mengerikan tadi.

Wanita dengan rambut panjang itu terbangun, nafasnya terengah-engah dengan keringat mengucur dari keningnya. Wajahnya pucat, darah perlahan menetes dari hidungnya, jatuh mengenai selimut putih yang menutupi pahanya.

Dengan cepat wanita itu mengusap hidungnya, namun sepertinya darah tak mau berhenti. Tangannya menjangkau tisue yang berada di nakas, dengan cepat ia sumpal hidungnya agar darah tak terus menetes.

Tirai di hadapannya dengan cepat terbuka, seorang wanita sebayanya dengan wajah paniknya memeluk wanita itu erat.

"Jaein-ah, kau sudah sadar? Astaga kau mimisan." Wanita itu meringis dan meletakkan tasnya di nakas.

Jaein hanya diam, memijat kepalanya yang masih terasa sedikit pusing. Selalu saja, mimpi buruk seperti itu terulang.

"Kenapa kau bisa pingsan begini Jaein-ah, kau tahu? Sahabatmu yang cantik ini sangat sampai harus berlari dari rumah." Wanita itu merengut menatap Jaein yang masih tak bergeming.

Jaein hanya menghela nafasnya gusar, "Aku baru saja ditabrak hantu. Hantu sialan itu dengan sengaja menabrakku setelah ku usir."

Wanita itu duduk disamping Jaein, memegang kedua tangan Jaein dengan raut serius. "Ini pertama kalinya kau ditabrak hantu, lalu sekarang kemana hantu itu pergi? Apakah dia bergentayangan dengan bebas diluaran sana?"

Middle Of The NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang