//>CHAPTER 2

79 47 50
                                    

Happy reading friends, I hope you vote and coment this story

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

jeman sedang bingung di dalam kamarnya, ia ingin membeli kamera baru karena kamera lamanya sudah eror, sebenarnya dia ingin meminta kepada ayahnya tetapi ia takut dengan bundanya.

jeman tahu betul, jika dia ingin meminta sesuatu pasti tidak akan di beri oleh bundanya sedangkan uang sakunya.. belum cukup untuk membeli kamera baru.

"apa.. jeman kerja aja? tapi.. kalo ayah tau pasti sedih.." ucap jeman di dalam kamar, sambil terduduk di sudut pojok kamar.

jeman terus merenung disana, apa keputusan ia sudah tepat?untuk mengambil kerja sampingan setelah sekolah?jeman masih bingung tentang keptusannya itu karena satu posisi dia tidak ingin ketahuan ayahnya, bunda, teman temannya dan hyungnya.

mungkin kalaupun bundanya tahu, bundanya tidak akan peduli tetapi kalau ayahnya tahu pasti sangat sedih, teman temannya?jeman tahu betul betapa lemes dan rewelnya mulut teman temannya itu, hyungnya?jeman tau, hyungnya peduli hanya saja karena kehalang suatu masalah yang membuat hyungnya begitu benci dengannya.

disatu sisi. ada seseorang yang tidak sengaja menguping pembicaraan jeman. sebenarnya ia kasihan kepada jeman namun.. ia tidak bisa apa apa, ia juga bingung ingin membantu dengan cara apa.

jeman tertidur disudut pojok kamar, sambil memeluk kedua kakinya yang sedikit di tekuk. ia kelihatan sangat lelah hari ini, dan kelihatan sangat pucat. mungkin karena dia kelelahan, dan dia juga belum makan apa apa hari ini.

jeman tertidur di pojok kamar bukan karena ia tidak ada kasur, namun ia ada sedikit trauma yang membuat dia enggan sama sekali untuk menyentuh kasur itu. dan jika jeman ingin tidur kalau tidak di pojok kamar ya, dia akan masuk kedalam box yang ukurannya tidak lumayan besar disamping lemarinya itu. walaupun ia harus menekuk kakinya dan tidak bisa bergeser sana sini namun itulah tempat teraman, dan ternyaman baginya.

seseorang yang tidak sengaja mendengar perkatan jeman tersebut, barusan dia juga sebenarnya sedikit mengintip. namun dia bingung dimana jeman?dia bingung karena hanya ada suaranya, tapi.. orangnya tidak ada. dan setelah dia lihat dari luar kamar, kamarnya rapih sangat rapih. seperti tidak yang menempati tempat itu.

hening. jeman tertidur pulas dengan rawut wajahnya yang sangat indah, dan bulu matanya yang kelihatan sangat lentik itu.

"jemann!!!!naa jemannn" ucap wanita paruh baya itu.

"dimana anak sialan itu! apa dia tuli?tidak muncul dihadapanku?" ucap wanita itu lagi.

namun, di sisi lain. jeman tetap tertidur pulas, ia tidak tahu jika bundanya itu memanggilnya. mungkin itu juga karena jeman kecapean makannya ia tidak mendengar Jika bunda memanggilnya.

lalu wanita paruh baya itu pergi ke lantai atas, dan ia mengecek kamar putranya itu. ia mengitip sedikit dari celah pintu kamar jeman yang terbuka sedikit. "kemana anak itu?sepi sekali, apa dia tidak ada?tapi aku baru saja liat dia masuk kedalam kamarnya, jangan jangan dia pergi bermain. dasar anak tidak tau diuntung." ucap bundanya itu yang heran.

dengan perasaan kesal dan marah bundanya berjalan kembali menuju ruang bawah, ke dapur untuk memasak makam malam. "dasar anak tidak tau di untung, sudah malam seperti ini masih saja berkeliaran diluar rumah." ucap bundanya dalam hati sambil mulai memasak dengan perasaan kesal dan benci kepada jeman.

disatu sisi, jeman mulai mencium bau masakan, ia mencium bau harum masakan bundanya. jeman membuka matanya dengan tangan yang memegang perutnya yang tiba tiba bunyi itu karena ia mencium aroma masakan bunda.

UNTUK DIRIKU YANG TELAH HILANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang