Fortuneless Day

15.5K 659 7
                                    

Jam menunjukan pukul setengah enam pagi. Azzura kini sudah berdiri di depan cermin besar setinggi badannya.

Dia sudah tidak sabar untuk berangkat ke sekolah dan melihat reaksi teman-teman barunya itu.

Azzura menatap dirinya di cermin dengan pakaian seragam putih lengan pendek yang agak kebesaran dan rok rampel abu-abu se-mata kaki seperti kurungan kandang ayam. Tidak lupa dia mengepang rambutnya menjadi dua dan menyisakan poni dibagian keningnya. Ceritanya sih, ala-ala gadis desa. Tidak lupa juga dia memakai kacamata besar dan tebal meski mengganggu sedikit penglihatannya karena tak terbiasa memakai kacamata tetapi demi misinya, 'she will change in totally', nggak boleh setengah-setengah.

"Gileee gue beda banget ini ahay... bukan gue banget ini mah bahaha," pekik Azzura di depan cermin.

Azzura takjub melihat dirinya sendiri di cermin sambil memutar-mutar badannya di depan cermin.

Biasanya Azzura memakai rok sepan pendek selutut ke sekolahnya dulu, belum lagi bajunya yang pas dengan postur tubuhnya, tidak kebesaran juga, tidak ketat serta rambutnya yang selalu di gerai dan tanpa pakai kacamata. Ditambah juga giginya yang dikawat warna-warni tapi sekarang dia sudah tak pakai lagi.

Setelah berkutat di depan cermin, Azzura lantas keluar kamar menuruni anak tangga. Di bawah sudah ada Mama Papa dan tentunya kakak satu-satunya kak Fabian. Mereka semua ada di meja makan untuk sarapan.

"Pagi Pa, Ma," sapa Azzura sambil mengecup kening kedua orang tuanya.

Papa dan Mama duduk bersebelahan sementara Azzura menempati tempat duduk yang kosong di hadapan orangtuanya dan di sampingnya kak Fabian.

Mereka semua ternganga melihat penampilan Azzura yang tidak seperti biasanya.

"Dek, kamu lagi nggak sakit kan?" tanya Papa sambil menggelengkan kepalanya dan menepuk-nepuk pipinya sendiri.

"Iya, dek. Are you oke? " timpal Mama sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Azzura dan memegang kening anaknya.

"Ma, Pa ada apa sih? Aku nggak apa-apa sehat banget malahan nih lihat," jawab Azzura sambil mengangkat kedua tangannya dan memperanggakan ala-ala orang fitness yang memperlihatkan otot tangannnya.

Azzura memiringkan kepalanya menengok ke arah kak Fabian yang tak berkedip sedikit pun melihat Azzura dengan tangan yang di topang di dagu. Seketika Azzura mendekatkan wajahnya ke wajah kak Fabian dengan tatapan horor jaraknya sangat dekat dan...

"WOYYY BANG BACK TO EARTH. MAMA, ABANG KESAMBET MA," seru Azzura sambil menggoyangkan tubuh kakaknya.

"Woyy elah. Lo nggak usah teriak-teriak bego gue denger," semprot kak Fabian. Azurra hanya terkekeh pelan.

"Adek nggak boleh gitu sama kakaknya, " peringat Mama.

"Iya. Bener tuh kata Mama, dek. Oh iya, nanti kamu ke sekolah naik apa? Di anter Pak Mamat?" ujar Papa.

"Nggak Pa. Aku sama Jubaedah aja mulai sekarang sampai aku lulus sekolah."

Seketika Mama, Papa dan kak Fabian langsung menghentikan aktivitas mereka bertiga dan kini mereka  saling menatap satu sama lain seakan mata mereka bertiga saling berkomunikasi  dan mengatakan  Ju-ba-e-dah i-tu si-a-pa?

"Temen baru lo? anak mana?" celetuk  kak Fabian sambil melanjutkan kegiatan mengunyah rotinya.

Azzura hanya menggelengkan kepalanya dan semua mata tertuju pada Azzura, mereka menatap Azzura dengan penasaran.

Azzura menghela nafas sambil memukul jidatnya. "Ah iya, aku lupa bilang ke kalian. Jadi gini, kemaren aku udah kompromi sama Pak Soleh tukang kebun rumah kita. Aku mau minjem motor tuanya itu buat berangkat ke Sekolah setiap hari. Jadi, aku nggak usah di anter jemput kayak biasa. Awalnya Pak Soleh nggak mau tapi aku yang maksa dan akhirnya Pak Soleh mau minjemin motornya deh. Ya udah aku namain motor itu Jubaedah aja hehehe..." jawab Azzura panjang lebar sambil menggaruk kepalanya yang nggak gatal.

crazy life [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang