004

47 4 0
                                    

☆☆☆

Keesokan harinya...

Acara inaugurasi mahasiswa baru telah selesai dilaksanakan sejak tadi pagi. Untungnya selama acara tidak ada keributan seperti zaman Miss Selena.

Selepas acara kami diberi waktu istirahat hingga esok untuk memilih mata kuliah yang diminati. Dan sekarang aku memutuskan berkenalan dengan orang-orang di asrama, tentunya bersama Lin.

"Hei, Ra!" Ada seseorang yang memanggilku. Aku menoleh untuk melihat siapa yang memanggilku, dan tentunya itu Ali.

"Ada apa, Ali?" Aku pun menghampirinya.

"Tidak ada, aku hanya memanggilmu." Dasar, biang kerok. Selalu saja begini. Tingkahnya memang menyebalkan, tapi siapa tau di masa depan aku tidak bisa melihat tingkah laku menyebalkan Ali.

"Ngomong-ngomong kamu memilih mata kuliah apa, Ali?" Kami berdua berjalan santai di sekitar belakang asrama yang menghadap ke hutan.

"Entahlah, Ra. Aku saja masih bingung kenapa aku masuk ABTT bukannya menjadi ilmuwan di Klan Bintang." Jawabnya sambil malas. Gayanya sangat menyebalkan. Memasukkan tangan kiri ke saku celana sementara tangan kanan menyibak rambutnya.

Kami terus berjalan, sesekali berhenti. Pemandangan sangat indah di saat sore hari. Ingin rasanya aku terus menatap pemandangan ini.

"Sebenarnya, Ali, aku masih takut datang ke ABTT." Ali yang mendengar perkataanku barusan berhenti. Wajahnya terlihat bingung.

"Aku takut jika aku ke ABTT, kondisi Papa bagaimana? Aku takut Papa akan sakit. Dan juga aku pergi ke ABTT tidak jauh jaraknya dengan kematian Mama. Aku, aku, aku takut Papa sakit." Aku menunduk, sebisa mungkin aku menahan air mataku jatuh. Entah kenapa akhir-akhir ini aku cengeng.

Ali yang melihat reaksi pundakku yang bergetar karena menahan tangis pun memelukku. Ia mendekapku di pelukannya. Ali tingginya 188 cm sedangkan aku 176 cm, sangat nyaman kalau aku memeluk Ali.

Aku menahan tangis, tidak ingin menangis lagi. Suara detak jantung Ali bisa kudengar. Kencang. Dan itu membuatku hangat dan nyaman.

Ali mengusap rambutku dan menenangkanku. "Tenang saja, aku yakin Papa mu akan baik-baik saja."

Setelah beberapa saat aku akhirnya bisa tenang. Aku melepaskan diri dari pelukan Ali. Ali tersenyum kepadaku.

Aku mengambil ponselku karena mendengar sebuah bunyi notif dari hpku. Itu pesan dari Seli.

Seli
Pagi, Ra!
Bagaimana acara inaugurasinya?

Raib
Di Klan Bulan sedang sore, Sel, tapi pagi juga
Lancar, tidak ada yang memberontak seperti Miss Selena dulu

Seli
Haha, baguslah
Ngomong-ngomong kamu sedang ngapain? Ali juga?

Raib
Aku sedang berjalan bersama Ali melihat-lihat pemandangan di sekitar belakang asrama.

Seli
Uwwww kalian berjalan berdua ><
Aku tidak percaya
Cepat selfie tunjukkan kepadaku agar aku percaya

"Ali, Seli meminta kita selfie, dia tidak percaya disampingku ada kamu." Ali mengangguk setuju saja.

Aku membuka aplikasi kamera di ponselku, mengatur tempat dan kejauhan agar hasilnya terlihat bagus. Aku hanya tersenyum sedangkan Ali bergaya dengan pose 2 jari.

Setelah menekan tombol untuk mengambil selfie kami, aku langsung mengirimnya kepada Seli

Raib
(Sending a photo)

Illusions [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang