baikan?

8 4 0
                                    


"Gue keterlaluan ya ra?" Ingatan tentang kejadian semalam terputar di pikiran Afifah, saat ia sedang membentak dan menyalahkan Aleena.

Haerana menggeleng, "gue tau lo gak bermaksud." Ia menggenggam tangan roommate nya itu.

TRING!

Bel masuk sudah berbunyi. Afifah melirik bangku di depannya yang masih kosong. 'Aleena gak masuk ya?'
Afifah membatin lantas menghela nafas.

"Kita ke kelas dulu ya." Pamit Haerana mewakili teman-temannya yang juga sekelas dengannya.

Afifah dan Raehana mengangguk.

Setelah menunggu sekitar lima menit Aleena belum juga muncul. Guru mapel jam pertama memang sudah izin tidak datang, karena kurang sehat. Alias jamkos.

"Nana marah ya sama gue?" Tanya Afifah kepada Raehana yang sama khawatirnya dengannya. Bagaimana kalau ternyata Aleena sakit sehingga tidak bisa masuk sekolah? Atau... Aleena berusaha menghindari mereka? Ah jangan sampai.

Seketika senyum di wajah kedua gadis itu mengembang saat melihat kedatangan seseorang yang sedari tadi di tunggu-tunggu kehadirannya.

Senyuman dibibir berubah menjadi kerutan di dahi. "Mau kemana na?" Tanya Raehana bingung ketika melihat Aleena hanya meletakkan tasnya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju pintu tanpa melirik mereka sama sekali.

"Rooftop." Jawab Aleena tampa melirik keduanya.

"Maafin gue na." Afifah sedikit berteriak. Kelas memang sepi hanya ada mereka bertiga, selebihnya pergi entah kemana, ada yang ke kantin dan ada juga yang nongki nongki depan kelas. Bahkan ada juga yang membolos.

Aleena menghentikan langkahnya. "Ngapain minta maaf? Harusnya gue yang minta maaf. Gue yang egois nyembunyiin rahasia ini dari sahabat gue sendiri." Aleena menoleh ke belakang.

Bohong jika Aleena bilang ia tak sakit hati atas kejadian semalam, tapi ia juga sadar kalau ia juga bersalah karena tidak jujur kepada sahabat-sahabatnya.

"Harusnya gue minta penjelasan dulu sebelum marah-marah kayak tadi malam." Afifah menghela nafas. "Setelah ana ngasih tau semua tentang kelakuan dan ancaman Marka baru gue sadar kalau seharusnya gue gak main marah-marah aja. Maafin gue yang egois ini, na. Plis lo pulang ke rumah ya?"

Aleena mengangguk. "Gue pulang, tapi gak siang ini. Gue masi ada urusan."

Aleena memang tak ada niatan untuk menjauhi teman-temannya apa lagi untuk keluar dari Lovaka House. Aleena hanya sedikit kecewa dengan Afifah yang menganggap seolah Aleena hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan sahabatnya. Dan Aleena juga sedikit tersinggung dengan ucapan Afifah yang mengatakan salah sudah menganggapnya teman. Ya, hanya sedikit, Aleena tahu Afifah tak bermaksud berkata demikian karena saat itu Afifah sedang tersulut emosi dan merasa kecewa terhadapnya.

Aleena kembali melangkahkan kakinya ke tujuan awal, rooftop. Dan di sini sekarang ia berada.

"Argh, ini semua karna Marka brengsek."

"Tapi kenapa jadi gue yang minggat semalam? Kan yang salah gue. Ah sialan."

"Gue benci ego gue sendiri!"

"Argh baperan banget sih lo Aleena. Goblok."

Aleena terus mengumpat sedari tadi. Kini ia terduduk di bangku panjang yang sebelumnya pernah ia duduki bersama Arga.

"Curang banget, sinting gak ngajak ngajak." Ucap seseorang yang tiba-tiba datang membuat Aleena sedikit tersentak.

Aleena bergeser memberikan space untuk orang itu duduk. "Orang mana yang mau di ajak sinting bareng." Ia memukul bahu lebar milik lelaki itu.

Eight Girl Housemates (Lovaka House)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang