Hari yang ditunggu telah tiba,hari dimana sang ayah dan bunda akan pergi meninggalkan kedua anaknya untuk perjalanan bisnis yang entah sampai kapan. Karena bisnis di cabang negara lain sedang mengalami masalah yang agak rumit.
"Baik dengar apa yang ayah katakan. Jaga diri kalian,saling melindungi satu sama lain. Ayah tidak bisa janji kapan bisa kembali,tapi ayah dan bunda janji akan kembali saat semuanya sudah beres." Tegas sang ayah,yang diangguki kedua anaknya.
Tapi disisi lain hati sang bunda sangat berat untuk meninggalkan keduanya,karena mau bagaimana pun mereka masih kecil yang butuh perhatian ekstra dari orang tua. Apalagi mereka tidak tahu kapan akan kembali,karena tidak bisa menentukan waktunya.
"Nana sayang dengarkan apa yang di ucapkan kak Lili ya... Nana harus nurut,karena apa yang diucapkan kakak itu pasti buat kebaikan Nana sendir ya." Ucap sang bunda kepada si bungsu dan diangguki dengan mata yang berkaca-kaca serta hidung yang memerah akibat menahan tangis.
Saat semuanya sudah selesai beberes,kedua orang tuanya siap untuk berangkat ke bandara. Sang ayah menolak saat anaknya ingin ikut mengantar, karena pikirnya ini hanya perjalanan bisnis seperti biasa dan sang ayah akan cepat2 menyelesaikan pekerjaannya agar sang anak tidak merasa kesepian dirumah dan menunggu terlalu lama. Mau bagaimana pun orang tua mana yang mau dipisah dengan anak-anaknya meskipun hanya sebentar.
Sebelum jalan menuju ke mobil mereka sudah memeluk anaknya dengan sangat erat, seperti rasa rindu yang teramat dalam sangat menyakitkan. Entah kenapa perjalanan kali ini begitu terasa menyakitkan dan berat hati meninggalkan sang anak. Sebelum memasuki mobil Navarro memanggil si sulung untuk mendekatinya,dan di turuti oleh si sulung.
"Kak kemari ayah mau bicara sebentar."
"Iya ayah,ada apa?" Ucapnya sambil menghampiri ayahnya.Setelah berhadap-hadapan,Navarro merendahkan tubuhnya demi menyamakan tinggi dengan putri kecilnya itu. Dia tatap lamat setiap inci wajah Lisa dengan tatapan kagum. Hah... Betapa beruntungnya dia mendapatkan anak perempuan secantik,lucu,ramah,kuat dan semandiri ini? Lisa itu meskipun masih kecil,dia tidak pernah bersikap seperti anak2 sebayanya yang selalu manja dan cengeng. Dia selalu melakukan apapun sendiri, bahkan tidak pernah menyusahkan orang tuanya. Apalagi saat dia tau bahwa sang ibu sedang mengandung adiknya. Begitu adiknya lahir dia benar2 mendefinisikan apa itu seorang kakak,yang selalu mengalah kepada adiknya, selalu memberikan apapun ynag adiknya mau. Bila di fikir lagi Lisa itu tidak pernah bersikap seperti Jaemin yang cengeng,manja dan suka jahil. Dia bawa kedua tangannya untuk menangkup wajah kecil Lisa,sambil memberi senyuman indah kepada Lisa.
" Aduuhh putri kecil ayah, kebanggaan ayah... Sejak kapan sudah tumbuh tinggi seperti ini hm?"
"Karena aku selalu makan dengan baik jadi tumbuh dengan biak juga ayah hehehe." Jawab Lisa dengan senyum cengengesan menunjukkan gigi rapinya yang kecil."Oh iya iya hahaha...." Navarro terdiam sebentar ingin menyusun kata-kata terbaiknya. Lisa yang melihat tingkah ayahnya ini bingung,tumben sekali ayahnya bersikap seperti ini?
Navarro menghela nafas panjang dan berat.
"Putri ayah... Terimakasih sudah lahir ke dunia ini dengan tumbuh sangat baik. Ayah lupa bahwa putri ayah ini juga masih butuh orang tuanya. Ayah dan bunda terlalu sibuk dengan pekerjaan masing2 sampai lupa bahwa kita punya janji untuk selalu meluangkan waktu,dan berbincang-bincang mengenai hari dan kegiatan masing2 meskipun hanya sebentar."
"Hiks... A-ayah..."
"Sayang maafkan ayah ya,ayah sudah melupakan semua janji yang kita buat, seperti pergi piknik,bersepeda,memancing dan bercerita sambil melihat bintang. Tapi kakak ingat bahwa ayah begitu sayanggg sekali sama kakak begitupun bunda. Kami sayang kak Lili dan Nana."
"Iyaa ayah... Nggak papa kita bisa lakuin itu suatu saat nanti bareng2 yaa." Entah sejak kapan air mata yang Navarro tahan sejak tadi keluar dengan deras tanpa persetujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Home?
Short StoryLalisa Caine Manobal Na Jaemin Caine Seorang kakak 'Lisa' akan melakukan apapun untuk sang adik 'Jaemin' Tapi apakah semua itu memang apa yang diinginkan sang adik? "Tuhan tolong jaga adikku selalu..." "Tuhan aku hanya ingin kakakku."