ღ -02

142 25 0
                                    

Aku melihat nya hanya diam disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihat nya hanya diam disana. Kupikir dia sudah mengingat namaku jadi kubiarkan. Aku melirik ke arah makanan dan minuman ku yang jatuh ke tanah.

'Kotor semua' batin ku, rasanya ingin menangis karena kaleng bir kesukaan ku terjatuh ke tanah dan hancur karena di injek bocah ini.

Mataku melirik ke arahnya, tubuhku dengan reflek yang cepat menghindari tendangannya lagi.

"Kau masih belum menyerah juga ya bocah" aku membenarkan kacamataku yang merosot.

Sedangkan bocah itu terlihat tersulut emosi. Dia terlalu emosional dalam mengendalikan diri sendiri padahal otot kakinya sudah bagus untuk pelajar taekwondo sepertinya.

Aku terus menghindari setiap tendangan dari nya dengan tenang. Aku melepaskan kacamataku dan melemparkannya ke arah ketiga anak-anak disana.

"Tolong jaga kacamata ku. Itu adalah benda penting" ucapku ke arah mereka laku kembali melihat ke arah pemuda berambut coklat muda tersebut.

"Apa yang kau lakukan bre*gse*!"

"Ayo bertarung, kacamata!!"

Aku menghela nafas mendengar semua seruannya. Seharusnya aku tidak usah keluar rumah tadi.

Tapi ya... Anak ini mempunyai tingkat kaki yang kuat dan menguntungkan, tapi sayang dia terlalu emosional dan susah mengendalikan diri dan emosinya.

Tanganku mengepal perlahan menatap setiap fitur tubuhnya, mencari kelemahan yang terbuka lebar tanpa dia tutupi.

Aku dengan cepat menghindari tendangan nya, tanganku mengepal kuat dan meninju area ulu hatinya yang tidak dijaga dengan baik.

"Bre**se*!!" rintihnya memegang area ulu hati nya yang terasa linu dan sakit.

Mataku menatap pemuda berambut coklat muda yang terduduk di tanah. Aku menghela nafas dan berjalan menuju ketiga bocah disana.

"Kacamata ku" pinta ku, mengulurkan tanganku ke arah pemuda berambut hitam.

Pemuda berambut hitam itu segera mengembalikan kacamata ku dan menatapku dengan takut tapi bercampur kagum.

"Terima kasih" aku berjalan menuju pemuda berambut coklat muda sambil membenarkan kacamataku

"Biar ku antar kau kembali" ucapku dengan lapang dada mau mengantarnya, aku masih punya hati untuk anak-anak seumurannya.

"Aku bisa sendiri!" jawabnya dengan nada yang sedikit tinggi. Dia seperti perempuan saja

"Aku akan menjatuhkan mu ke jurang kalau begitu" ancam ku

"Tidak!!" seru bocah itu. ternyata takut mati juga, ku kira tidak takut mati.

Aku menoleh ke arah ketiga bocah di belakangku. "Kalian cepatlah kembali kerumah masing-masing. Hari sudah senja" ucapku kepada mereka bertiga.

"A-ah, iya" ucap bocah laki-laki berambut pirang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Subordinate ╹HTF X M.READER╻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang