Apalagi ini?
Tak cukupkah selama ini Arien sendiri. Tak cukup Arien yang buruk. Cukup Arien yang salah. Cukup Arien yang pendiam. Tak cukup Arien yang jelek. Tak cukup Arien yang payah. Arien yang bodoh. Arien yang pasif. Ini semua salah Arien. Apa lagi yang kurang?
Ah iya
Kenapa Arien harus bersama mereka yang sempurna?
Arien harus bagaimana?
Apa Arien Salah?
Apakah mereka tak memikirkan Perasaan Arien?
Banyak yang bilang Arien itu manusia tidak berguna langsung atau pun tidak langsung. Airen tau itu. Dia paham. Namun, Arien harus apa? Dia sering mencoba. Hasilnya lagi lagi terbuang diantara orang orang sempurna itu.
“Hai!?”Sapa Arien, “ada yang bisa ku bantu?”
Arien mendekat ke arah teman nya yang berperan sebagai ketua kelompok,“Apa sih!, lo tau kan kalo gua sibuk” Jawabnya ketus
“Hana aku bantu gunting ya!” Arien mengucakanya dengan ramah. Harapanya hanya satu. Perlakukan Arien secara baik. Hanya itu.
“Serah.” jawab Hana, dia ketua kelompoknya.
Arien menggunting kertas properti dengan hati- hati. Sebisa mungkin dia tidak membuat kesalahan. Dia harus ingat, apa pun yang dia lakukan harus benar,“Udah selesai hana! Yang yang lain?”
“Bantu bia sana!” Ucapnya tanpa memandang Arien. Bia yang mendengarnya melirik sinis.
“Bia!” Panggil Arien,“Apa?” Arien menghembuskan nafas pelan. Belum apa apa sudah di bentak. Sabar Rie
“Emang lo paham hah? Kalo salah emang lo bisa tanggung jawab? ga kan? Dasar payah.” kecam Bia
“Ga usah marah marah sayang dia memang ga berguna,” kata Putra. Kekasih bia yang kebetulan satu kelompok.
“Beban lo.”
Arien meremat tangannya.
Itulah sebagian yang sering terjadi. Apa yang Arien bisa harapkan? Apakah ada keajaiban? Arien minta sedikit saja kebaikan membuatnya tak kesepian.Namun itu hanya tenggelam dalam harapanya. Hidupnya begitu memuakan. Sebenarnya apa yang di perlihatkan oleh malaikat. Saat ia ditanyai ingin lahir di dunia atau tidak.
Kebahagian apa?
Keberuntungan apa?
Kehidupan apa?
Kebebasan apa?
***
×××|××|[ sama]|××|×××
***
tahun berlalu...
Sinar mentari menyinari binar tenang nya. Menyambutnya. Sepatu booth perpaduan fantopel berwarna hitam melangkah. Setiap keyakinan akan selalu menbuahkan hasil. Mungkin waktu yang menentukan. Perubahan memang tidak merubah. Namun seperti menganti jiwanya.
Clak tak
Clak tak
“Selamat pagi pak deri!”
“Pagi neng Arien, lancar belajarnya!” Sapa deri salah seorang satpam disekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begini?
Fanfiction[REVISI DI AKHIR SETIAP KELIPATAN 5] Arien tersenyum tipis. hidup itu terkadang senang terkadang hampa. Arien sadar itu. kehidupan tak pernah senang berhenti menghancurkan Arien. Ini kan jalan nya. Siapa kau berani menganggagunya? Kau bukan tuhan? M...